Waspada! Muncul Strain Covid XEC, Tersebar di 15 Negara

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kini muncul baru Covid XEC, dan telah terpantau di seluruh Eropa dan dunia, dan para ahli memperingatkan bahwa penyebaran varian ini 'baru saja dimulai'.
Dilansir Daily Mail, Covid XEC ini lebih kuat, dan menurut para ahli, jenis virus ini biss menjadi varian dominan dalam beberapa bulan ketika cuaca sangat dingin.
Advertisement
Direktur Scripps Research Translational Institute di California, Eric Topol mengatakan, varian XEC baru saja dimulai di seluruh dunia.
Saat berbicara dengan LA Times, Eric menambahkan, itu akan memakan waktu berminggu-minggu, beberapa bulan, sebelum benar-benar terjadi dan mulai menimbulkan gelombang.
Strain XEC pertama kali terdeteksi di Jerman pada bulan Juni dan kini telah teridentifikasi di 15 negara di tiga benua.
"XEC jelas mengambil alih. Itu tampaknya menjadi varian berikutnya. Tetapi butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapai level tinggi," katanya lagi.
Kepala regional penyakit menular untuk Kaiser Permanente Southern California, Dr Elizabeth Hudson mengatakan, para ahli kesehatan akan terus memantau varian XEC dalam beberapa minggu mendatang.
Hudson menambahkan, bahwa XEC telah dilaporkan di Eropa barat termasuk Jerman dan Belanda dan menyebar dengan cepat.
XEC juga telah muncul di AS tetapi prevalensinya sejauh ini rendah.
Strain ini, yang merupakan gabungan varian KS.1.1 dan KP.3.3, menimbulkan gejala yang mirip dengan gejala penyakit umum seperti flu dan pilek.
Kebanyakan orang akan membaik dalam beberapa minggu, tetapi bagi yang lain mungkin memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama dan beberapa bahkan mungkin memerlukan rawat inap.
Gejala umumnya meliputi suhu tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan indra perasa dan penciuman, sesak napas, serta merasa lelah atau letih.
Selain itu, gejala-gejala seperti flu biasa seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau berair juga umum terjadi, selain itu juga disertai dengan kehilangan nafsu makan, diare, merasa mual atau muntah.
Gejala yang umum itu termasuk suhu tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan indra perasa atau penciuman. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |