Yuk Jaga Stamina Selama Puasa dengan Konsumsi Daging

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Mengonsumsi daging dan produk peternakan lain, seperti susu dan telur, sangat penting dalam menjaga stamina tubuh selama puasa di bulan Ramadan.
Hal itu diungkapkan Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Ir. Edi Suryanto, M.Sc Ph.D, IPU, ASEAN Eng.
Advertisement
Menurutnya, daging, susu dan telur dapat menjaga stamina tubuh selama berpuasa karena mengandung protein berkualitas dan lengkap sehingga akan membantu memperbaiki dan membangun jaringan tubuh, serta memberikan energi sepanjang hari.
“Selain juga sebagai sumber zat besi dan vitamin B12 terutama daging merah, hati dan produk hewani mengandung zat besi heme yang lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi dari tumbuhan,”kata Edi, Kamis (5/3/2025).
Edi menambahkan dengan mengonsumsi daging akan menjaga rasa kenyang lebih lama. Hal ini disebabkan protein daging dan produk peternakan dapat memperlambat pencernaan dan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi rasa lapar saat berpuasa.
Produk peternakan seperti daging, telur dan susu juga menjadi sumber lemak sehat yang dapat menjadi sumber energi cadangan selama puasa.
“Bisa membantu menjaga stamina tetapi tetap harus dikombinasikan dengan makanan bergizi lainnya agar tubuh tetap sehat dan bertenaga, yaitu diimbangi dengan sayur, buah, dan karbohidrat kompleks agar tubuh mendapatkan nutrisi yang lengkap,”urainya.
Rekomendasi Daging Sehat Saat Sahur dan Buka
Dosen di Departemen Teknologi Hasil Ternak ini memberikan tips mengonsumsi daging yang sehat selama sahur dan berbuka.
Saat sahur pilihlah makanan yang memberikan energi tahan lama dan tidak menyebabkan rasa haus berlebihan.
Pilihlah daging yang baik, antara lain daging tanpa lemak (ayam tanpa kulit, ikan, daging sapi tanpa lemak), telur (sumber protein lengkap yang ringan di perut), olahan susu (yogurt atau keju dalam jumlah moderat).
Sementara cara memasak yang sehat yakni dengan dikukus, direbus, atau dipanggang, dan jangan digoreng untuk menghindari lemak berlebih dari penggorengan.
Gunakan sedikit garam dan bumbu alami untuk mencegah dehidrasi. Porsi yang disarankan untuk sahur adalah daging sekitar 50-100 g, dan perlu keseimbangan dengan karbohidrat kompleks (nasi merah, oat, roti gandum) dan serat dari sayur serta buah.
Selain itu, ketika makan sahur perlu dihindari makanan olahan seperti sosis dan nugget yang tinggi natrium, serta daging berlemak dan gorengan karena dapat memperlambat pencernaan.
Sementara saat berbuka puasa, Edi menyarankan sebaiknya diawali dengan makanan ringan dan manis agar lambung tidak kaget. Setelah salat magrib, lalu mengonsumsi makanan utama yang lebih seimbang.
Pilihan lauk berupa daging yang baik dapat berasal dari ikan dan ayam (mudah dicerna dan kaya protein), daging sapi tanpa lemak, tetapi dalam jumlah sedang dan olahan protein nabati (tahu, tempe) bisa dikombinasikan.
Kemudian dapat dipadukan saja dengan sayuran rebus atau sup agar lebih mudah dicerna. Porsi berbuka puasa yang disarankan adalah daging sekitar 100-150 g, sayur, karbohidrat kompleks, dan cukup minum.
“Tatkala berbuka sebaiknya dihindari makanan berlemak tinggi seperti gulai atau rendang berlebihan, daging olahan dengan banyak vetsin atau pengawet, dan makan terlalu banyak, agar pencernaan tidak terganggu,”pesan Edi Suryanto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |