Revolusi Baru dalam Perawatan Penyakit Hati Kronis: Mengapa Pasien Sirosis Tak Perlu Lagi Takut Makan Protein?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selama bertahun-tahun, banyak pasien dengan penyakit hati kronis seperti sirosis hidup dalam ketakutan terhadap satu hal: makan protein. Mereka sering mendengar dari dokter atau keluarga bahwa “kalau makan banyak protein, nanti makin parah, bisa keracunan amonia, bahkan sampai bikin penurunan kesadaran.”
Namun, tahukah Anda? Ilmu kedokteran modern kini mulai berbalik arah. Banyak penelitian terbaru menunjukkan bahwa bukan protein yang jadi masalah utama, melainkan ketidakseimbangan bakteri di usus yang menyebabkan penumpukan racun seperti amonia.
Advertisement
Kenapa Dulu Protein Dibatasi?
Selama puluhan tahun, dokter khawatir bahwa makan terlalu banyak protein akan membuat tubuh memproduksi lebih banyak amonia, zat yang bisa memengaruhi otak dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai ensefalopati hepatik (kebingungan atau penurunan kesadaran akibat gagal hati).
Itulah sebabnya, banyak pasien sirosis diminta untuk mengurangi konsumsi telur, daging, ikan, bahkan tempe. Akibatnya? Banyak dari mereka justru mengalami kelemahan otot, berat badan turun drastis, dan kadar albumin makin rendah, sehingga tubuhnya makin sulit melawan infeksi dan mencegah pembengkakan seperti ascites dan edema kaki.
Fakta Baru: Masalahnya Ada di Usus, Bukan di Protein!
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa biang keladi utamanya adalah gangguan keseimbangan bakteri usus, atau yang disebut gut dysbiosis.
Apa maksudnya?
Di dalam usus kita hidup miliaran bakteri baik dan jahat. Jika jumlah bakteri jahat (terutama yang menghasilkan amonia) meningkat, maka apapun yang kita makan, termasuk protein, akan lebih mudah diubah menjadi racun.
Tapi jika bakteri baik lebih dominan, justru protein akan diolah dengan baik menjadi asam amino yang penting untuk membentuk albumin dan memperbaiki jaringan tubuh, tanpa menghasilkan amonia berlebihan.
Solusi Baru: Perbaiki Bakteri Usus dengan Probiotik
Kini, banyak dokter mulai merekomendasikan probiotik multistrain (kombinasi beberapa jenis bakteri baik) sebagai bagian dari terapi utama pasien sirosis. Dengan probiotik, keseimbangan bakteri usus bisa dipulihkan, produksi racun dari usus berkurang, dan pasien tetap bisa makan protein tanpa takut.
Beberapa manfaat yang sudah terbukti dari terapi probiotik pada pasien sirosis:
✅ Menurunkan kadar amonia darah
✅ Mengurangi risiko penurunan kesadaran (ensefalopati hepatik)
✅ Meningkatkan kadar albumin
✅ Mengurangi pembengkakan (ascites dan edema)
✅ Mengurangi risiko infeksi
✅ Meningkatkan kualitas hidup
Kesimpulan: Tidak Perlu Lagi Takut Makan Protein
Dengan kemajuan ilmu mikrobiota usus, waktunya kita mengubah cara pandang lama.
Pasien penyakit hati kronis tidak lagi perlu menjalani diet super ketat rendah protein.
Yang lebih penting adalah menjaga kesehatan usus, memastikan bakteri baik tetap dominan, dan memberikan tubuh bahan baku cukup (protein) untuk memproduksi albumin.
Kini, harapan baru terbuka lebar. Makan dengan cukup, konsumsi probiotik, dan jaga kesehatan usus… itulah kunci baru melawan komplikasi penyakit hati kronis!
*) Oleh: Ge Recta Geson.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |