Forum Dosen

Bahasa Indonesia, Sarana Efektif Dakwah Digital di Bulan Ramadan

Minggu, 09 Maret 2025 - 16:16 | 15.50k
Fitri Jayanti, M.Pd., Dosen Prodi Ekonomi Syariah, Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontiank.
Fitri Jayanti, M.Pd., Dosen Prodi Ekonomi Syariah, Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontiank.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONTIANAK – Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam penyebaran ajaran agama. Dakwah sebelumnya disampaikan melalui mimbar-mimbar masjid kini dapat diakses melalui berbagai platform digital.

Dalam konteks Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dakwah digital menjadi sangat penting untuk memastikan pesan agama tersampaikan dengan baik dan dapat dipahami oleh masyarakat luas.

Advertisement

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan, memiliki peran strategis dalam menyatukan keberagaman suku dan budaya di Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam dakwah digital, pesan-pesan agama dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkendala perbedaan bahasa daerah.

Pada bulan Ramadan, kebutuhan siraman rohani meningkat seiring dengan intensitas ibadah yang dijalankan umat Muslim. Dakwah digital menjadi alternatif efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu maupun akses untuk mengikuti kajian secara langsung. Penggunaan bahasa Indonesia dalam konten dakwah digital memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh audiens.

Keberhasilan dakwah tidak hanya ditentukan oleh isi pesan, tetapi juga oleh cara penyampaiannya. Penggunaan bahasa yang santun, jelas, dan mudah dipahami akan meningkatkan efektivitas dakwah.

Rasulullah saw, bersabda: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” Hadis ini menekankan pentingnya menyampaikan pesan agama dengan cara yang dapat dipahami oleh penerima pesan.

Etika dalam berkomunikasi juga menjadi faktor penting dalam dakwah digital. Penggunaan bahasa yang sopan dan menghargai perbedaan pendapat akan menciptakan suasana dialog yang konstruktif.

Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya berkata baik atau diam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”

Pemanfaatan media sosial sebagai platform dakwah digital memungkinkan interaksi dua arah antara da’i dan mad’u. Hal ini memungkinkan da’i untuk mendapatkan umpan balik langsung dan memahami kebutuhan spiritual audiensnya. Dengan demikian, konten dakwah dapat disesuaikan agar lebih relevan dan menjawab permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Namun, tantangan dalam dakwah digital juga tidak sedikit. Salah satu tantangan utama adalah memastikan kebenaran dan keaslian informasi yang disampaikan.

Dalam era di mana informasi dapat dengan mudah disebarluaskan tanpa verifikasi, da’i dituntut untuk lebih berhati-hati dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan ajaran Islam.

Selain itu, kompetensi digital menjadi kebutuhan bagi para da’i di era ini. Pemahaman tentang cara kerja platform digital, algoritma media sosial, dan teknik produksi konten yang menarik akan meningkatkan jangkauan dan dampak dakwah.

Dalam hal ini penggunaan bahasa Indonesia dalam dakwah digital juga berperan dalam pelestarian budaya dan identitas nasional. Dengan menggunakan bahasa nasional, dakwah tidak hanya menyampaikan pesan agama tetapi juga memperkuat rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Evaluasi dan adaptasi strategi dakwah secara berkala diperlukan untuk menghadapi dinamika perubahan teknologi dan preferensi audiens. Dengan melakukan evaluasi rutin, da’i dapat menyesuaikan metode dan konten dakwah agar tetap efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ramadan merupakan langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi dan bahasa yang tepat, pesan-pesan agama dapat disampaikan dengan efektif, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Sebagai penutup, penting bagi para da’i untuk terus meningkatkan kompetensi dalam bidang literasi digital. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi akan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan berbagai platform digital secara efektif dalam menyampaikan pesan-pesan Islam.

Selain itu, pemahaman tentang etika dan keamanan digital akan membantu para da’i dalam menjaga kredibilitas dan integritas pesan yang disampaikan. Karena da’i yang menguasai literasi digital dapat mengelola konten dakwah dengan lebih baik, berinteraksi dengan jamaah secara efektif, dan menganalisis umpan balik untuk meningkatkan kualitas dakwah.

Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan kompetensi digital bagi para da’i merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa dakwah Islam tetap relevan dan efektif di era digital ini.

***

*) Oleh : Fitri Jayanti, M.Pd., Dosen Prodi Ekonomi Syariah, Falkultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Pontiank.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES