Jurnalis Harus Menghindari Opini dalam Berita?

TIMESINDONESIA, MALANG – Jurnalis memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat sebagai penghubung antara peristiwa dan publik. Mereka bertanggung jawab menyajikan informasi yang akurat dan obyektif, yang dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap berbagai isu.
Berita yang disampaikan media sering kali menjadi dasar pembentukan opini publik, yang selanjutnya dapat mempengaruhi kebijakan dan tindakan masyarakat. Oleh karena itu, jurnalis harus menjaga netralitas dalam penyampaian berita, dengan menghindari penyisipan opini pribadi yang dapat mengubah persepsi publik.
Advertisement
Netralitas dalam jurnalisme adalah prinsip dasar di mana jurnalis harus menyampaikan informasi secara adil, tidak memihak, dan berbasis fakta. Hal ini berarti bahwa jurnalis tidak boleh menunjukkan preferensi pribadi atau opini dalam pemberitaan mereka.
Misalnya, saat melaporkan hasil pemilihan umum, seorang jurnalis yang netral akan menyajikan hasil dari semua kandidat tanpa memengaruhi pandangan pembaca terhadap salah satu kandidat. Netralitas ini penting, karena media berperan sebagai penjaga demokrasi dan kepercayaan publik.
Ketika berita disajikan secara obyektif, media berfungsi sebagai pengawas kekuasaan dan wadah bagi beragam suara dan sudut pandang. Sebaliknya, jika media menjadi bias, mereka berisiko merusak kepercayaan publik dan berdampak negatif terhadap peran mereka sebagai sumber informasi.
Salah satu cara jurnalis yang dapat merusak keseimbangan berita adalah ketika memasukkan opini pribadinya ke dalam liputan mereka. Bias ini terjadi ketika jurnalis lebih menekankan sudut pandang tertentu dan mengabaikan perspektif lainnya.
Misal, pemberitaan yang di sajikan oleh Metro TV tentang hasil pertandingan Gregoria Mariska Tunjung yang menyebutnya sebagai "giveaway". Hal ini menunjukkan opini pribadi yang disisipkan tersebut dapat memicu kontroversi dan berisiko menimbulkan kesalahpahaman di kalangan penonton.
Mencampurkan opini pribadi dalam berita juga dapat merusak kredibilitas jurnalis dan media secara keseluruhan. Ketika pembaca atau penonton mendeteksi adanya bias, mereka mungkin mulai meragukan keandalan informasi yang disampaikan.
Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap jurnalis tersebut dan institusi media yang mereka wakili. Statistik menunjukkan bahwa penurunan kepercayaan publik terhadap media sering kali terkait dengan persepsi adanya bias atau agenda tersembunyi dalam pemberitaan.
Seperti, sebuah studi dari Gallup menunjukkan penurunan kepercayaan publik terhadap media di Amerika Serikat dari 72% pada tahun 1976 menjadi 32% pada tahun 2016, sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran tentang bias dalam berita.
Padahal, ada alternatif lain dalam menyampaikan opini, yaitu di kolom opini atau editorial. Di sinilah jurnalis dan komentator memiliki kebebasan untuk menyampaikan pandangan mereka tanpa mengorbankan netralitas berita. Artikel opini dan editorial memberikan ruang bagi argumen dan analisis subjektif, dengan pembaca yang menyadari bahwa yang mereka baca adalah interpretasi atau pandangan pribadi, bukan laporan berita yang harus netral.
Penting bagi jurnalis dan pembaca untuk membedakan antara berita dan opini. Media yang bertanggung jawab akan menyatakan dengan jelas apakah suatu artikel adalah opini atau berita.
Transparansi ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik, karena pembaca dapat dengan mudah mengidentifikasi mana yang merupakan informasi faktual dan mana yang merupakan pandangan pribadi.
Oleh karena itu, pembaca harus semakin kritis dalam mengonsumsi berita, menghargai upaya jurnalis yang menjaga integritas, dan memahami perbedaan antara laporan berita obyektif dan artikel opini.
Bagi jurnalis, menjaga netralitas bukan hanya tentang kepatuhan terhadap kode etik, tetapi juga tentang mempertahankan peran vital media dalam masyarakat yang demokratis.
***
*) Oleh : Muhammad Dzunnurain, Mahasiswa Faculty of Teacher Training and Education, English Education Department Unisma.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |