Opini

Renungan Minggu; Marah, EFESUS 4: 26-27

Minggu, 03 Juli 2022 - 12:04 | 1.09m
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th. (FOTO : Dokumentasi TIMES Indonesia)
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th. (FOTO : Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIMarah memiliki makna perasaan sangat tidak senang. Baik karena dihina atau diperlakukan tidak sepantasnya. Marah juga memiliki persamaan berang, gusar. Marah merupakan sesuatu ekspresi yang wajar dari penyampaian emosi . Emosi sendiri dapat menimbulkan rasa sedih, senang, khawatir, cinta bahkan amarah. Nah, jadi bolehkah kita marah?

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam,sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis”. EFESUS 4:26-27.

Ayat diatas mengandung arti bahwa marah itu boleh saja, tetapi yang tidak boleh yaitu karena marah hingga berbuat dosa atau membawa kepada dosa. Mengapa orang menjadi marah? Orang menjadi marah karena disakiti, dilecehkan, tidak dihargai, dikecewakan, dirugikan, dan sebagainya, sehingga timbul suatu keinginan untuk melakukan tindakan yaiitu balas dendam, menyakiti, merusak, yang akhirnya mengakibatkan perpecahan, permusuhan, rusaknya hubungan. Nah, inilah kemarahan yang dimaksud membawa kepada dosa.

Jangan menyimpan kemarahan berlarut- larut,firman-Nya mengingatkan bahwa bila menjadi marah jangan sampai  matahari terbenam masih menyimpan kemarahan. Segera selesaikan. Tetap “Jamu Jati Kendi” artinya tetap Jaga Mulut (1 PETRUS 3:10), Jaga Hati (AMSAL 4:23) dan Kendalikan Diri (GALATIA 5:23).

Sering kali dalam keadaan kemarahan emosi tidak terkendali, sehingga keluarlah ucapan - ucapan yang kotor, kasar, tidak sopan dari mulut kita, bahkan tindakan- tindakan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, yang membawa kita kepada dosa.

Paulus tidak pernah marah ketika ia dihina, difitnah, dimusuhi, diperlakukan dengan semena-mena, direndahkan oleh orang lain, namun ia marah besar ketika melihat ada orang yang memalsukan, memutarbalikkan kebenaran Injil Kristus. (Kemarahan yang tidak membawa kepada dosa demi kebenaran).

Paulus pernah berkata:

“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan telah mengikuti suatu Injil yang lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang Malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu Injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu sekarang kukatakan sekali lagi: jikalu ada orang yang memberi takan kepadamu suatu Injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima: terkutuklah dia. GALATIA 1:6-9.

Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa hanya ada satu Injil yaitu Injil Kristus.(ay7). Paulus sangat marah karena ada orang-orang yang memberitakan Injil yang lain sampai ia mengatakan terkutuklah dia. Mengapa? Karena ia ingin menjaga kemurnian Injil Kristus, tidak dicampur atau ditambah - tambahkan dengan ajaran- ajaran yang lain.

Mau Marah? Ingatlah apabila menjadi marah, jangan kamu berbuat dosa, jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam. Tuhan Yesus memberkati. IMA.(*)

*) Penulis, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Jawa Timur, Pendeta Anang Sugeng Sulistyanto, S Th.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES