Resensi TIMES Ramadan

Tadarus Alquran, Momentum Pembelajaran dan Silaturahmi Umat

Selasa, 28 Maret 2023 - 14:55 | 96.19k
Tadarus Alquran selama bulan Ramadan juga jadi ajang silaturahmi antar warga dalam satu lingkungan. (FOTO: Rhomadona/TIMES Indonesia)
Tadarus Alquran selama bulan Ramadan juga jadi ajang silaturahmi antar warga dalam satu lingkungan. (FOTO: Rhomadona/TIMES Indonesia)
FOKUS

TIMES Ramadan

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO –  Ada banyak kegiatan ibadah yang bisa kita temukan saat memasuki bulan Ramadan. Salah satunya tadarus Alquran.

Tadarus Alquran menjadi satu dari sederet ibadah sunnah umat Islam selama Ramadan. Menjadi pelengkap ibadah wajib yaitu puasa.

Advertisement

Bahkan, tadarus Alquran menjadi satu paket dengan salat tarawih. Usai salat tarawih di masjid atau musala, umumnya umat Islam melanjutkannya dengan tadarus.

Nah, ada dua hal yang bisa dilakukan umat Islam selama mengikuti tadarus Alquran. Pertama adalah belajar lebih dalam membaca Alquran. Kedua, ajang silaturahmi dengan sesama muslim.

Untuk hal pertama sudah tentu bahwa melalui tadarus Alquran, umat Islam akan lebih dalam mempelajari bacaan Alquran. Sebab melalui tadarus, kita akan mengetahui bagaimana bacaan yang benar.

Saat tadarus berlangsung, umumnya ada satu atau lebih peserta tadarus dengan ilmu lebih tentang Alquran. Baik dari segi tajwid atau mahraj-nya. Biasanya hal itu dimiliki oleh imam masjid atau musala, atau takmir masjid/musala.

Yang pasti, ada sosok ‘guru’ di dalam kegiatan tadarus Alquran tersebut. Fungsinya untuk membenarkan bacaan yang tidak tepat dari peserta tadarus itu sendiri.

Sementara di saat sang guru tersebut mengoreksi bacaan salah maka, peserta tadarus lain ikut menyimaknya. Orang Jawa menyebutnya Niteni. “Semuanya harus niteni, karena sama-sama belajar,” kata Abdul Kadir, salah satu imam musala Ikhwanul Muslim lingkungan RT 01 RW 01 Kelurahan Sidomukti, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Di situlah terjadi penyebaran ilmu membaca Alquran bagi umat Islam. Jadi selain membaca, peserta tadarus juga mendapat ilmu tajwid, mahraj dan sebagainya terkait cara membaca Alquran.

Kemudian, hal kedua, tersambung silaturahmi antar muslim saat mengikuti tadarus.

Jelas, tadarus mempertemukan beberapa umat Islam. Mereka duduk bersila, melingkar di satu tempat yang sama.

Jika tadarus sudah selesai, umat Islam umumnya tidak langsung pulang. Mereka masih ngobrol ngalor ngidul membahas apapun. Biasanya, obrolannya adalah tentang aktivitas selama Ramadan. Tapi tak jarang pula membicarakan tentang lingkungannya.

Ketua RW 01 Kelurahan Sidomukti, Rhoma Dona menuturkan, tak jarang kebijakan lingkungan didapat dari hasil obrolan ringan setelah tadarus. “Karena sebagian yang ikut tadarus jadi perangkat lingkungan,” katanya.

Menurut Sekretaris Umum MUI Kabupaten Probolinggo Ustaz Taufik, tadarus itu sendiri berarti belajar, meneliti. Artinya, belajar dan memperdalam Alquran.

Dalam praktiknya di bulan Ramadan, lanjut Ustaz Taufik, dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan saling mengingatkan. “Mengenai bacaan lafal yang keliru, jadi saling mengingatkan,” katanya.

Perlu diketahui, kegiatan tadarus sendiri tidak hanya dilakukan seusai salat tarawih. Sebagian musala atau masjid juga menggelar tadarus di waktu sore hari.

Umumnya, tadarus Alquran di sore hari dilakukan sembari menunggu waktu buka puasa Ramadan tiba. Semacam ngabuburit. Tapi bernilai ibadah dan menambah ilmu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES