Menjelajahi Keistimewaan dan Amalan Dianjurkan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bulan Dzulhijjah, bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah, bukan sekadar penanda pergantian tahun.
Bagi umat Islam, bulan ini menyimpan kemuliaan luar biasa, menjadikannya momen istimewa untuk meraih pahala berlipat ganda. Untuk tahun 2024, awal bulan Dzulhijjah dimulai pada 8 Juni 2024.
Advertisement
Di antara keistimewaannya, sepuluh hari pertama Dzulhijjah bagaikan surga dunia yang terbuka lebar bagi mereka yang ingin memperbanyak amal saleh.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah." (HR. Ahmad). Perkataan mulia ini seakan menjadi undangan bagi umat Islam untuk memanfaatkan momen istimewa ini dengan penuh khusyuk dan ketaatan.
Lebih Mulia Dibandingkan Jihad Fi Sabilillah?
Pernyataan Rasulullah SAW diatas mungkin memicu rasa penasaran. Bagaimana mungkin sepuluh hari pertama Dzulhijjah diunggulkan dibandingkan jihad fi sabilillah, perjuangan suci di jalan Allah? Jawabannya terletak pada esensi ibadah dan nilai intrinsiknya.
Jihad fi sabilillah, meskipun memiliki pahala yang sangat besar, mengandung risiko dan pengorbanan yang tidak sedikit. Sementara, sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan kesempatan bagi setiap muslim, tanpa terkecuali, untuk meraih pahala berlimpah dengan amalan yang mudah dan accessible.
Memperbanyak Zikir dan Amalan Sunnah
Kesempatan emas ini bukan hanya dikhususkan bagi mereka yang mampu berkurban atau menunaikan ibadah haji. Umat Islam di seluruh penjuru dunia dapat turut merasakan kemuliaan dan keberkahannya dengan memperbanyak amalan sunnah, seperti zikir, takbir, tahlil, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah.
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar an-Nawawiyah menjelaskan bahwa zikir di 10 hari pertama Dzulhijjah, khususnya di Hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), sangatlah dianjurkan. Perbanyaklah lafalkan tahlil, takbir, dan tahmid untuk menggemakan keagungan Allah SWT di momen istimewa ini.
Puasa dan Shalat Malam Berlipat Ganda
Bagi yang ingin meraih pahala lebih luar biasa, dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. Pahala yang didapatkan setara dengan setahun berpuasa sunnah, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Imam Tirmidzi.
Di malam hari, umat Islam juga dimuliakan dengan pahala berlipat ganda saat melaksanakan shalat malam. Satu malam shalat di sepuluh hari pertama Dzulhijjah setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar, malam penuh kemuliaan dan keberkahan.
Momen Sempurna untuk Introspeksi Diri
Sepuluh hari pertama Dzulhijjah bukan hanya tentang meraih pahala, tapi juga momen tepat untuk introspeksi diri. Di tengah kemeriahan ibadah kurban dan Idul Adha, sempatkanlah untuk merenungkan dosa dan khilaf yang telah diperbuat. Mohonlah ampunan Allah SWT dengan penuh penyesalan dan tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Oleh sebab itu, sepuluh hari pertama Dzulhijjah bagaikan taman surga yang terbuka bagi umat Islam. Kesempatan emas untuk memperbanyak amal saleh, meraih pahala berlipat ganda, dan introspeksi diri. Mari manfaatkan momen istimewa ini dengan penuh khusyuk dan ketaatan, agar kita kembali ke fitrah suci dan meraih ridho Allah SWT. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |