
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Manusia sebagai makhluk sosial merupakan mahkluk yang berhubungan secara timbal-balik dengan manusia lain. Antara satu individu dan lainnya saling membutuhkan dan saling membantu. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa orang lain. Karena itu, untuk menjaga eksistensi manusia sangatlah diperlukan kecakapan sosial.
Kecakapan sosial adalah suatu alat yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi, belajar, bertanya, meminta bantuan, memenuhi kebutuhan dengan cara yang sesuai, dan mengembangkan hubungan yang sehat. Kecakapan sosial juga memungkinkan kita berinteraksi secara tepat dengan mereka yang menempuh perjalanan hidupnya. Kecakapan sosial juga sangat dibutuhkan dalam meraih prestasi akademik. Demikian juga kecakapan sosial sangat penting kehidupan beragama kita, terutama dalam berdawah, amar ma’ruf nahi munkar.
Advertisement
Kecakapan sosial itu setidak-tidaknya ditandai dengan kecakapan berkomunikasi, kecakapan empati dan hubungan yang akrab (rapport), kecakapan interpersonal, kecakapan pemecahan masalah, respek terhadap perbedaan individu, dan akuntabilitas terkait dengan amanah.
Kecakapan sosial ini merupakan gambaran kecakapan yang bersifat universal. Setiap orang dengan status apapun dituntut memiliki kecakapsn sosial minimal, akan lebih baik jika mampu menunjukkan kecakapannya lebih dari itu.
Doug A. Sandler (2016) menyatakan lebih jauh bahwa kecakapan sosial itu diindikasikan dengan sejumlah keterampilan, yaitu (1) Memelihara kontak mata, (2) Menggunakan bahasa tubuh secara tepat, (3) Mengetahui perbedaan antara being assertive dan being aggressive, (4) Menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efektif, (5) Fleksibilitas dan kerja sama adalah kecakapan sosial yang esensial, dan (6) Menerima kritk tanpa menjadi defensible.
Kemudian, (7) Tetap bersikap positif terhadap orang lain sepanjang waktu, (8) Bisa dapat mengajar dan menjadi murid yang baik, (9) Menunjukkan respek ke orang lain, (10) Manusiawi, ada yang bisa membuat hidup kita Unik. Kecakapan-kecakapan sosial inilah yang potensial dapat membantu dalam mencapai kehidupan bahagia.
Belajar kecakapan sosial membantu untuk menyiapkan pemuda dalam meraih sukses baik pada masa transisi maupun masa dewasa. Belajar kecakapan sosial untuk memperbaiki komunikasi siswa dengan teman sebaya dan orang dewasa, memperbaiki kerja tim yang kooperatif, membantu mereka menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif, peduli, dan perhatian.
Demikan juga untuk memperbaiki kecakapan sosial, maka perlu dilakukan dengan berbagai upaya yang di antaranya, yaitu (1) Belajar membaca bahasa tubuh, (2) Bagaimana membawa kita sendiri pada saat wawancara, (3)Memiliki beberapa topik untuk digunakan, yang disimpan di saku belakang, (4) Belajar menjadi seorang pendengar yang baik, dan (5) Menghentikan pengganggu yang berada di luar.
Di era terbuka dalam kehidupan kita, bahwa terjadinya dunia yang “tak berbatasan”, transaksi sosial yang efektif diharapkan bisa menjadi solusi kebaikan. Untuk itu sangat diharapkan semua insan dewasa ini dapat memiliki kecakapan sosial, terutama penguasaan bahasa internasional, sehingga bisa mengikuti atau mengambil peran dalam percaturan global. (*)
*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |