Kopi TIMES

Persiapan Puasa Ramadhan 1441 H

Rabu, 22 April 2020 - 08:41 | 71.27k
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan, Alumni, dan Keagamaan Universitas Islam Malang.
Muhammad Yunus, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan, Alumni, dan Keagamaan Universitas Islam Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Alhamdulillah, InsyaAllah Allah akan mempertemukan kita semua dengan bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, dan kebaikan, yakni Bulan Ramadhan 1441 H. Marilah kita terus berdoa semoga Allah mempertemukan kita semua di bulan suci ini yang kurang hitungan hari saja. Dibulan ini umat beriman diperintahkan yang sifatnya wajib untuk berpuasa selama sebulan penuh, 29 atau 30 hari. Tujuan diwajibkannya itu agar umat beriman naik statusnya menjadi orang yang bertaqwa (muttaqin).

Bulan Ramadhan kali ini kita ditakdir dalam suasana pandemic covid-19. Suasana penyebaran virus corona yang berdampak terhadap pembatasan interaksi social, baik sekedar menghindari kerumuman dalam bentuk social atau physical distancing, atau dalam skala besar dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini akan berdampak terhadap syiar puasa ramadhan yang biasanya akan kita temukan keramaian mendekati buka puasa, baik di Masjid, jalanan sesak dengan penjual takjil, pembagian takjil gratis, atau kegiatan-kegiatan besar seperti kultum taraweh, dan sebagainya. Namun demikian esensi puasa sendiri sebenarnya tidak akan berubah, karena umat beriman akan tetap sahur, mengaji, berdzikir, tafakkur, sholat taraweh, dan sholat malam dari rumahnya masing-masing tanpa mengurangi makna puasa itu sendiri. Lantas apa saja yang perlu kita siapkan dari sekarang untuk menjalani puasa ini.

Pertama, niat hanya karena Allah SWT. Pertama yang harus kita siapkan adalah niat untuk menjalani puasa selama sebulan penuh semata-mata hanya karena Allah SWT. Niat ini penting karena setiap amal bergantung dari niatnya. Tanpa niat maka amal tersebut tidak akan bernilai ganjaran. Artinya posisi niat ini harus betul-betul ditancapkan dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan dijalankan dalam bentuk perbuatan. Niat puasa ramadhan berbeda dengan puasa sunnah. Niat puasa ramadhan harus diucapkan sebelum berpuasa, yakni sebelum imsak atau masuknya fajar. Berbeda dengan puasa sunnah yang boleh diucapkan pada pagi hari asalkan belum kemasukan makanan dan minuman dalam tubuh kita. Ada dua pendangan tentang niat puasa ramadhan, dapat diucapkan di awal puasa hingga akhir, artinya di rapel secara keseluruhan, pandangan kedua adalah diucapkan setiap malamnya. Nahdlatul Ulama melalui ajaran-ajaran wali sanga mengajarkan kehati-hatian. Warga NU biasannya diajak mengucapkan niat bersama-sama setelah sholat taraweh selesai. Hal ini untuk mengantisipasi takutnya tertidur dimalam harinya dan tidak sempat makan sahur, maka niat sudah diucapkan setelah taraweh itu.

Kedua, Menjauhkan dari penyakit hati. Puasa memang tidak makan dan minum disiang hari dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun demikian bukan berarti malam hari kita tidak berpuasa. Kita berada di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini. Maka bulan ramadhan adalah bulan untuk mengendalikan hawa nafsu baik disiang hari maupun di malam hari. Mengingat ganjaran puasa hanya Allah yang tahu, maka tidak ada transaksi ibadah dalam puasa ini. Oleh karenanya kesungguhan menjalankan dan menjauhkan dari penyakit hati adalah kunci sukses puasa. Penyakit hati seperti iri, dengki, hasut, sombong, dan riya’ harus kita tekan betul. Termasuk dalam hal ini makan, minum, dan hubungan suami istri. Karena malam lailatul qadr itu adanya di malam hari bukan di siang hari, maka niat meningkatkan ibadah di bulan ramadhan harus dilakukan selama 24 jam penuh selama 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan. Tidak hanya siang hari.

Ketiga, berbukalah sewajarnya saja. Seperti diurai di persiapan kedua, makan dan minum di malam hari juga harus kita jaga. Puasalah maka akan meningkatkan kebugaran tubuh adalah konsekuensi logis jika saat berbuka kita lakukan dengan betul. Jangan sampai ketika berbuka dijadikan sebagai alasan balas dendam untuk makan seenaknya saja. Nabi mengajarkan untuk makan 3 biji kurma saat berbuka dan makan sewajarnya setelah selesai sholat isay’ dan taraweh.

Keempat, niat mengkhatamkan Al Quran. Umat Islam harus bersyukur karena dibekali hidup dengan petunjuk kehidupan berupa Al Quran. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya AL Quran. Maka memperbanyak baca Al Quran di bulan ini adalah amalan yang luar biasa. Selain hormat sama Al Quran juga dalam rangka mendekatkan kita kepada Allah. Komunikasi dengan Allah yang paling rasional selain sholat adalah membaca Al Quran.

Kelima. Tetap Peduli kepada sesama. Meskipun saat ini kita berada di era pandemic covid-19, bukan berarti kepedulian kita kepada sesama berkurang. Pendapatan kita mungkin saja berkurang dari biasanya, tapi ingatlah rezeki Allah sudah ada takarannya. Allah akan menambah rezeki kita jika kita gemar bersedekah. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk bersedekah, karena 1 kebaikan dilipatgandakan sampai 700x lipat. Artinya jika mau dihitung matematis uang 10.000 yang kita sedekahkan maka sejatinya Allah akan mengembalikan sebesar 1.000.000,-. Inilah kesempatan emas untuk bahagia di dunia dan akhirat dengan memperbanyak sedekah di Bulan Ramadhan ini.

Inilah kira-kira 5 hal yang perlu kita siapkan dalam rangka memasuki Bulan Ramadhan 1441 H ini. Semoga Allah pertemukan kita di bulan suci ini, aamiin yaa rab.

*)Oleh: Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan, Alumni, dan Keagamaan Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES