Kopi TIMES

Belajar dari Ki Hajar Dewantara

Sabtu, 02 Mei 2020 - 17:14 | 61.98k
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma.
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sungguh luar biasa jasa Ki Hajar Dewantara. Tanggal lahirnya dijadikan sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Pituturnya dijadikan slogan dan logo resmi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tut Wuri Handayani. Jasa-jasanya dalam menancapkan dasar-dasar pendidikan nasional telah diakui bangsa ini sehingga layak mendapatkan penghargaan yang tiada tara ini. Oleh karenanya penting untuk kita lihat apa saja yang Beliau sampaikan dan apa kaitannya dalam konteks pendidikan saat ini.

Sebagai Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara telah mampu meninggalkan sejarah manis dalam hidupnya sehingga mendapat pengakuan dari bangsa ini. Tiga semboyan yang sampai saat ini masih digunakan di dunia pendidikan adalah ajaran inti bagaimana seorang pendidik (guru) semestinya bersikap. Tidak hanya sebagai pendidik, tetapi sebagai warga masyarakat, warga organisasi tertentu, lebih-lebih sebagai warga Negara ini. Tiga semboyan tersebut adalah Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Advertisement

Semboyan yang pertama bermakna di depan menjadi contoh atau panutan. Ki Hajar mengajarkan kepada kita bahwa ketika berada didepan, menjadi pimpinan, menjadi ketua tertentu, lebih-lebih menjadi guru bagi murid-muridnya maka harus mampu memberikan tauladan yang sempurna, yang paripurna. Ki Hajar ini sejatinya membawa sosok Nabi Muhammad dalam bentuk pendidikan dalam konteks Indonesia. Nabi Muhammad adalah sosok paripurna bagaimana Baginda mampu menjadi suri tauladan bagi peradaban manusia. Ulama-ulama besar juga menjadi panutan, oleh karenanya sebagai seorang guru mari berlatih untuk memberikan tauladan bagi murid-murid kita baik di sekolah maupun diluar sekolah.

Semboyan kedua Ing Madya Mangun Karsa yang berarti  di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan. Ketika kita berada ditengah-tengah masyarakat maka harus mampu memompa semangat dan mendorong planning yang sudah ditetapkan untuk disukseskan bersama. Tidak selamanya seseorang terus-menerus berada didalam pucuk pimpinan tertinggi, oleh karenanya berada ditengah-tengah harus dipahami untuk membangun semangat dalam rangka menjaga niat agar tidak goyah.

Semboyan ketiga Tut Wuri Handayani mempunyai makna di belakang atau mengikuti dari belakang dan handayani yang berarti memberikan dorongan atau semangat. Sudah sepatutnya ketika berada di belakang, harus mampu menjadi daya dobrak agar yang ditengah dan didepan terus semangat menjalankan amanah. Untuk seorang pengajar atau guru hal ini bermakna harus bisa memberikan semangat maupun dorongan kepada para muridnya.

Jika tiga semboyan ini kita resapi dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan mampu menciptakan harmoni hidup, ketenangan, dan terhindar dari kegaduhan. Tentu sebagai orang yang berada di tengah dan dibelakang harus bisa memberikan peringatan kepada yang didepan jika ada sesuatu yang kurang pas. Jangan pernah menggerogoti dari dalam atau dari belakang. Prinsip ini menjadi kunci sukses untuk mengantarkan orang-orang yang mempunyai adab yang tinggi guna membangun peradaban bangsa dan nasional.

Selamat Hari Pendidikan Nasional. Kita semua adalah guru. Alam raya adalah sekolah kita. Maka jadilah tauladan ketika di depan, penyeimbang ketika ditengah, dan pendorong ketika di belakang. (*)

*) Penulis: Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisma. Kepala BAKAK UNISMA. Anggota Pengrus PW LP Maarif PWNU Jawa Timur. Alumni PP Nurul Jadid, Probolinggo. 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES