Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Ngaji Matematika (19): Relasi Bilangan dalam Al-Qur’an

Kamis, 28 Mei 2020 - 22:09 | 510.49k
Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.
Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGDALAM matematika, belum cukup jika kita hanya belajar tentang bilangan. Bilangan-bilangan tersebut tentu tidak selamanya berdiri sendiri. Bisa jadi, suatu waktu bilangan tersebut akan memiliki hubungan (baca: relasi) dengan bilangan yang lain. Dalam konteks relasi bilangan ini, tentu harus ada aturan tertentu yang menjadi dasar pijakan.

Masih ingat ketika, belajar matematika di bangku Sekolah Dasar (SD). Terdapat macam-macam relasi bilangan matematika, yaitu: relasi sama dengan (=); relasi lebih dari (>); relasi kurang dari (<); relasi lebih dari atau sama dengan (≥); dan relasi kurang dari atau sama dengan (≤).

Jika a dan b merupakan suatu bilangan, maka dapat diperoleh beberapa relasi bilangan sebagai berikut:

a = (a sama dengan b);

a > (a lebih dari b);

a < (a kurang dari b);

a(a lebih dari atau sama dengan b);

a(a kurang dari atau sama dengan b);

a (a tidak sama dengan b, dan bermakna a > b atau a < b).

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sekarang, marilah kita menelusuri macam-macam penggunaan ‘redaksi’ relasi bilangan tersebut di dalam al-Qur’an al-Karim. Paparan berikut ini saya sarikan dari tulisan Abdussakir (2007), dalam bukunya berjudul Ketika Kyai Mengajar Matematika.

Pertama, Surat al-Shaffaat (37) ayat 147

Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.

Ayat tersebut diterangkan bahwa Nabi Yunus diutus kepada umat yang jumlahnya 100000 orang atau lebih. Secara matematika, jika umat Nabi Yunus dimisalkan sebanyak x orang, maka x sama dengan 100000 atau x lebih dari 100000.

Secara simbolik, dapat ditulis

x = 100000      atau    x > 100000. 

Atau dapat disederhanakan menjadi

 x ≥ 100000.

Kedua, Surat al-Mujadilah ayat 7

“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Pada surat al-Mujadilah ayat 7 tersebut, kata adnaa bermakna kurang dari. Konteks yang digunakan dalam ayat tersebut adalah banyak orang, yang dalam ayat disebutkan bilangan 3, 4, 5, dan 6.

Berdasarkan hal ini, maka kata “kurang dari” bermakna kurang dari 3, 4, 5, atau 6. Jadi, dapat diambil suatu relasi bilangan x < 3, dengan x menyatakan banyak orang.

Ketiga, Surat al-Najm ayat 9

“Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi)”.

Pada surat al-Najm, kata adnaa dimaknai lebih dekat karena berkaitan dengan jarak. Jika diteliti lebih detil, pada ayat tersebut berbicara tentang bilangan yaitu dua, dua ujung busur panah. Dengan demikian, sebenarnya kata adnaa bermakna kurang dari dua. Jadi terdapat relasi bilangan x < 2, dengan x menyatakan bilangan jarak dalam satuan ujung busur panah.

Keempat, Surat al-Muzzammil ayat 20.

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu”.

Pada surat al-Muzzammil ayat 20 tersebut kata adnaa berarti kurang dari. Konteksnya adalah lamanya malam, sedangkan bilangan yang dilibatkan adalah 2/3; ½; dan 1/3. Jadi terdapat relasi bilangan x < 2/3, dengan x menyatakan bilangan lamanya ibadah malam.

Kelima, Surat al-Nisa’ ayat 12

“…,  Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). ….”

Pada surat al-Nisa’ ayat 12 tersebut, digunakan kata aktsara yang bermakna lebih dari. Konteks yang digunakan dalam ayat tersebut adalah banyak orang. Pada ayat tersebut terdapat relasi bilangan x > 1, dengan x menyatakan banyaknya saudara laki-laki atau perempuan yang seibu.

Keenam, Surat al-Nisa’ ayat 11

“ …. dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan”.

Pada surat al-Nisa’ ayat 11 tersebut digunakan kata fauqa untuk menyatakan lebih dari. Konteks yang digunakan dalam ayat tersebut adalah banyak orang. Pada ayat tersebut terdapat relasi bilangan x > 2, dengan x menyatakan banyaknya anak perempuan.

Ini merupakan beberapa contoh penggunaan ‘redaksi’ relasi bilangan dalam al-Qur’an. Masih dimungkinkan redaksi relasi bilangan yang terdstribusi dalam surat dan ayat yang lain. Masih bisa kita lacak lebih lanjut.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Oleh: Abdul Halim Fathani, Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES