Mengenang KH M Tholchah Hasan, Kiai teladan dan Inspirasi Unisma

TIMESINDONESIA, MALANG – Membincang Pendidikan Islam yang memiliki reputasi Internasional tak pernah lepas dari seorang pakar yang merupakan seorang ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi yang tekun dan juga seorang tokoh yang aktif di pemerintahan. Beliau adalah Prof. KH. Muhammad Tholhah Hasan. Sebagai seorang ulama, beliau adalah sosok dengan keilmuan yang mendalam. Penguasaanya terhadap teks-teks agama di tunjukan dengan aktivitasnya mengajar di pondok pesantren dan di berbagai perguruan tinggi.
Dua Lembaga pendidikan yang didirikan beliau pun semakin maju dan berprestasi hingga saat ini. Dua lembaga itu adalah Sekolah Islam Sabilillah Malang dan Universitas Islam Malang, tak hanya itu Masjid Sabilillah Malang yang beliau termasuk menjadi salah satu Pembina dan penasihat menjadi masjid percontohan nasional, serta menjadi pusat peradaban.
Advertisement
Menempuh pendidikan formal pada pendidikan dasar di Sekolah Rakyat (SR) pada pagi hari di brondong kab. Lamongan. Beliau sekolah di SR selama 6 tahun mulai 1943 sampai dengan 1949 dan sorenya di Madrasah Ibtidaiyah di Sedayu Lawas Lamongan. Pada tahun 1951 beliau meneruskan ke jenjang pendidikan menengah tingkat pertama pada Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Syafi'iyah dan selanjutnya menempuh Pendidikan Menengah atas pada Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi'iyah juga pada lingkungan pondok pesantren Tebuireng Jombang. 1954 sampai 1956.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Setelah pindah ke Malang, beliau menekuni pendidikan umum pada jenjang perguruan tinggi. Janjang sarjana muda beliau dapakan pada Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang. Mulai tahun 1963 dan selesai pada 1966. Pada tahun 1974. Pada tahun 1974 beliau mengambil program Pascasarjana jurusan Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK) yang sekarang berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya Malang Hingga memperoleh derajat Kesarjanaannya pada tahun1973.
Uniknya, bila dilihat dari rentetan Pendidikan formal yang pernah beliau tempuh, yakni pada bidang sosial politik, namun beliau begitu concern untuk mengkaji dan membicarakan tentang Pendidikan Islam khususnya, dan Islam Studies pada umumnya sehingga dapat mengantarkan beliau memperoleh gelar Honoris Causa (Dr. HC) dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta pada 30 April 2005, dengan orasi ilmiahnya yang berjudul Pendidikan Islam Sebagai Upaya Penyelamatan dan Pengembangan Fitrah Manusia.
KH. Muhammad Tholhah Hasan mempunyai pengalaman pengalaman yang begitu banyak dalam bidang pendidikan dan pemerintahan, antara lain beliau pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah PGA Al-Ma'arif (1962-1965); Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri di Singosari (1978-1982); Pembantu Rektor I (Bidang Akademik) Universitas Islam Malang atau UNISMA (1981-1985 dan 1985-1989); Rektor UNISMA (1989-1992 dan 1992-1998); serta Dewan Pembina BKS-BTIS (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Pusat).
Di bidang pemerintahan, Kiai Tholhah pernah dipercaya menjadi anggota Badan Pemerintahan Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten Malang (1967-1973); Anggota DPRD Kabupaten Malang; hingga akhirnya beliau menorehkan prestasi yang mengagumkan di bidang pemerintahan, yaitu dilantik sebagai Menteri Agama oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada tanggal 28 Oktober 1999. Beliau menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun 1999-2001.
Pada bulan Agustus 2008, dalam rangka HUT ke-63 RI, sebanyak 18 tokoh Nasional mendapat anugerah tanda jasa kehormatan dari Presiden SBY, karena dinilai berjasa di berbagai bidang. Kiai Tholhah termasuk salah satu tokoh yang mendapatkan tanda jasa kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.
Kiai Tholhah dikenal mewariskan banyak yayasan di banyak tempat. Antara lain: Yayasan Universitas Islam Malang (UNISMA), Yayasan Pendidikan Islam Almaarif Singosari; Yayasan Hizbullah Singosari, Yayasan Sabilillah Blimbing, Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Babus Salam, Yayasan Pondok Pesantren Teknologi “Ummatan Wasathan”. Adapun warisan yang berupa madrasah atau sekolah, antara lain: TK, SDI, MI, SMPI, MTs, SMAI, MA dan SMK di bawah Yayasan Almaarif Singosari; TK dan SDI Sabilillah (inisiator konsep Full Day School / FDS) di bawah Yayasan Sabilillah Blimbing; SMAI di Nongkojajar Pasuruan hingga Madrasah Aliyah Plus di Pekanbaru Riau.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Kiai Tholhah juga berhasil mendirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada tahun 1970 di Singosari yang sekarang menjadi Rumah Sakit Bersalin (Muslimat Medical Center) di bawah Yayasan Kesejahteraan Ummat dan mendirikan Rumah Sakit Islam UNISMA Malang pada tahun 1994 di bawah naungan Yayasan UNISMA. Beliau juga mendirikan Aswaja Center di Batu Malang, Pondok Pesantren Modern dan Lembaga Pendidikan Unggulan di Riau, serta Lembaga Pendidikan Unggulan di Kalimantan.
Sebagai seorang Ulama Kiai Tholhah adalah sosok dengan keilmuan yang mendalam. Sebagai tokoh pendidikan, Kiai Tholhah menekankan adanya mutu dan kualitas pendidikan. Mutu dan kualitas pendidikan yang di maksud adalah Pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan bangsa, yaitu pendidikan yang mampu menyiapkan generasi unggul yang sanggup bersaing dengan SDM bangsa lain, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki kepribadian dan moral agama.
Beberapa pokok pemikiran keislaman beliau yang inklusif dan transformatif sejalan dengan pengalaman beliau dalam berinteraksi dengan para pakar, baik di dalam maupun luar negeri. Kepeloporan Kiai Tholhah dapat dilihat dari legacy-nya di
Prof. Dr. KH Muhammad Tholhah Hasan termasuk sosok intelektual muslim yang cukup produktif, baik dalam tulisan maupun gagasan gagasan yang langsung diekspos melalui seminar, diskusi, workshop, pelatihan dan lain sebagainya. Buku populer yang beliau tulis diantaranya adalah Ahlussunah wal jama'ah Dalam tradisi dan persepsi NU (2004), Agama Moderat; pesantren dan terorisme (2004), Wakaf Uang dan Pengelolaannya.
Diberi umur hingga 80 tahun lebih, InsyaAllah sudah dimanfaatkan Kiai Tholhah untuk berkiprah pada urusan-urusan ke-umat-an. Tausiyahnya menyejukkan, seringkali petuah-petuahnya mampu membangkitkan semangat kita yang muda-muda. Nasihatnya membuat yang mendengarkan mudah bermusahabah diri. Semoga kami mampu mewarisi dan menjaga spiritmu dalam berdakwah dan mengabdi untuk umat. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Penulis: Isbadar Nursit, Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Islam Malang dan Kabag. Humas Universitas Islam Malang (UNISMA).
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |