Kopi TIMES

Bencana Hidrometeorologi di NTB dan Pentingnya Informasi Meteorologi

Sabtu, 19 November 2022 - 12:01 | 48.16k
Harianto, Staf KONSEPSI NTB.
Harianto, Staf KONSEPSI NTB.

TIMESINDONESIA, NTB – BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat di dalam rilisnya pada Kamis, 10 November menyebut peluang curah hujan pada dasarian II November 2022 dengan intensitas lebih dari 20 mili meter per dasarian terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi NTB dengan probabilitas lebih dari 90 persen.

Curah hujan dengan intensitas yang lebih dari 50 mili meter per dasarian diprakirakan terjadi di sebagian besar wilayah NTB dengan probabilitas 50 hingga 90 persen.  Terdapat juga potensi curah hujan lebih dari 100 mili meter per dasarian di wilayah NTB dengan probabilitas 20 sampai dengan 40 persen. Memasuki periode musim hujan di tahun 2022 dan 2023, prakirawan BMKG mengingatkan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

Potensi bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal dengan peluang kejadian lebih tinggi jika dibandingkan dengan biasanya.

Masyarakat disarankan untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Diperlukan juga suatu langkah responsif untuk mengantisipasi terjadinya potensi kekeringan. Salah satu yang bisa dilakukan dalam mitigasi dampak kekeringan, yaitu dengan cara membuat tampungan air, terutama pada wilayah dan permukiman penduduk yang rentan bencana.

Bencana Hidrometeorologi

Mengutip laman BNPB disebutkan bahwa bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban. Bentuk bencana hidrometeorologi yang sering terjadi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. Salah satu penyebab terjadinya bencana hidrometeorologi adalah dampak dari perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Indonesia saat ini disebut seringkali mengalami perubahan cuaca serta iklim secara ekstrem dan terjadi mendadak yang kerap berujung pada bencana hidrometeorologis. Pusdalops BPBD Provinsi NTB akhir-akhir ini juga dalam laporannya banyak merilis informasi tentang peristiwa dan dampak bencana hidrometeorologis yang terjadi di beberapa wilayah NTB.

Cuaca ekstrem seperti kemarau panjang menyebabkan kekeringan, hingga hujan lebat dalam periode yang lama dan bisa menyebabkan bencana banjir serta tanah longsor. Berbagai pemberitaan di media massa dan laporan bencana yang dirilis BNPB secara tidak langsung mengungkap suatu fakta bahwa wilayah Indonesia sekarang ini keadaannya sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi.

Karena itu, dalam upaya mitigasi bencana, maka diperlukan suatu kerja analisis dan pengolahan data yang baik serta akurat dan cepat terkait kondisi meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Informasi Meteorologi

Pengkaji transformasi teknologi dan infrastruktur, Totok Siswantara dalam artikelnya yang dimuat detikcom pada 18 Oktober 2022 yang lalu menjelaskan bahwa dalam bidang meteorologi, data dihasilkan dari peralatan digital maupun konvensional.

Sedangkan informasi, kata Totok, dihasilkan berdasarkan analisis seorang prakirawan ataupun pengolahan sistem komputasi yang diolah dari data meteorologi. Keberadaan informasi meteorologi sangat penting dan berguna bagi masyarakat untuk mengantisipasi potensi akan datangnya suatu bencana pada suatu wilayah atau kawasan.

Data yang dimunculkan merupakan sesuatu hal yang detail dan bersifat teknis. Sementara informasi yang kuat akan menghasilkan penjelasan yang runut serta dapat dipakai untuk mengambil suatu keputusan.

Informasi meteorologi pada suatu wilayah juga dapat dimanfaatkan untuk pemetaan potensi bencana maupun perencanaan kebijakan penanggulangannya yang melibatkan pentahelix atau partisipasi multipihak dalam rangka pengurangan risiko bencana.

Nah, model pendampingan melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim yang dilakukan oleh KONSEPSI NTB berkolaborasi dengan BMKG sejak tahun 2018 juga patut untuk direplikasi serta dikembangkan lagi dalam suatu desain program pengurangan risiko bencana di tingkat komunitas atau daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Begitu?

***

*) Oleh: Harianto, Staf KONSEPSI NTB.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES