Kopi TIMES

Pembentukan Kesalehan Mahasiswa Melalui Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan

Kamis, 09 Maret 2023 - 10:52 | 67.63k
Robie Fanreza, mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
Robie Fanreza, mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Dewasa ini perilaku mahasiswa mengalami penurunan tingkat kesalehan, diantaranya tawuran antar mahasiswa, minum alkohol hingga hilang kesadaran, mengkonsumsi narkoba, melakukan aksi pencurian, perilaku seks bebas, terlibat geng motor, pembunuhan dan seterusnya. Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya derajat ketaqwaan di kalangan mahasiswa antara lain kurang terintegrasinya nilai-nilai keislaman, ketidakstabilan mahasiswa, baik dari segi ekonomi, sosial masyarakat dan politik, pendidikan yang tidak berjalan. layak dalam keluarga, suasana dalam ruangan, tangga lusuh, pengenalan obat-obatan terlarang dan kontrasepsi, banyak artikel tidak berbudaya, gambar pornografi, program televisi non-pendidikan, seni terlarang, tidak menghormati persyaratan moral dasar, kurangnya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan baik cara dan mengarah pada perkembangan moral, tidak ada atau kekurangan tempat untuk membimbing dan menasihati mahasiswa.

Untuk menghadapi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya untuk minimalisir kejadian-kejadian di atas, diantara cara untuk menghasilkan mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlakul karimah/mulia perilakunya, seperti tujuan pendidikan nasional tersebut. Hal inilah yang membuat Robie Fanreza, salah satu mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang berfikiran bahwa dengan cara mempelajari agama Islam pada lembaga pendidikan formal baik pada tingkat pendidikan dasar menengah (sekolah dasar hingga perguruan tinggi) maupun tingkat pendidikan tinggi (Kampus) dapat mengurangi dampat dari fenomena tersebut dan mengemasnya dalam sebuah penelitian disertasi.  

Penelitian yang berfokus pada bagaimana pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penitiannya, Robie melakukan wawancara dan observasi secara langsung ke Badan Pembina Harian, Pengurus Badan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan mahasiswa dengan bertujuan untuk mengetahui secara langsung setiap proses pembinaan yang dilakukan.

Pada disertasinya Robie menuliskan bahwa dirinya mendapati temuan dimana ada peningkatan kesalehan mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari ketepatan mahasiswa melakukan sholat lima waktu, cara berpakaian mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan dalam membaca alquran dengan benar, disiplin terkait dengan waktu, peduli terhadap lingkungan, serta mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh lembaga kemahasiswaan. Ia juga mendeskripsikan terkait kesalehan mahasiswa meliputi dua kategori yaitu kesalehan individual yang didukung oleh kajian intensif Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, dan dikembangkan oleh lembaga pengembangan tilawatil Qur’an.

Sedangkan, kesalehan sosial didukung dengan adanya program kerja yang dimiliki oleh kelembagaan kemahasiswaan seperti bakti sosial, paket dakwah ramadhan, dan penggalangan dana bagi korban bencana alam.

Hal ini tentunya terintegrasi dengan pemikiran Muhammad Sobari, yang menyatakan bahwa kesalehan individual dan sosial saling teritegrasi, hal ini dikarenakan harus adanya penguatan kesalehan yang bersumber dari invidual, dan dikembangkan menjadi kesalehan sosial.  Dalam organisasi muhammadiyah, kesalehan indivual dan sosial merupakan spirit teologi al maun yang digagas oleh Ahmad Dahlan, dalam mengembangkan organisasi.

Maka untuk itu, saat ini teologi al maun terus menjadi konsep dalam pengembangan amal usaha Muhammadiyah.

Temuan berikutnya adalah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara melakukan proses program dan kegiatan melalui Badan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam membentuk dan meningkatkan nilai kesalehan mahasiswa. Mahasiswa dididik dalam berbakti, etika, kemajuan, dan keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Membentuk ketakwaan mahasiswa dengan mengambil mata kuliah agama Islam dan mata kuliah kemuhammadiyahan dimulai dari semester pertama sampai dengan semester keempat dengan beban 2 sks diikuti oleh program-program yang ditawarkan oleh Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang diselenggarakan sebagai program studi intensif tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam dua hari.

Pembentukan kesalehan mahasiswa melalui program mentoring yang dilakukan setelah mengikuti program Kajian Intensif Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan. Mahasiswa mengikuti ujian komprehensif sehingga membentuk tingkat disiplin dalam kesalehan ritual atau pribadi, sosial dan professional. Juga melakukan Sembilan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari di kampus.

Sanjutnya melalui program dan kegiatan Badan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mampu membentukan kesalehan pada mahasiswa. Kesalehan mahasiswa mampu menyimbangkan kesalehan ritual atau individual dengan kesalehan sosial serta kesalehan professional. 

Pembentukan kesalehan dengan nilai-nilai keislaman berorientasi pada pembentukan sikap, perilaku saleh, dan kepribadian mulia. Pembentukan kesalehan mahasiswa sebagai upaya untuk mampu membudaya atau kebiasaan berakhlakul karimah. Pembentukan kesalehan merupakan sebuah proses tidak secara instan melainkan harus melalui tahapan-tahapan. 

Dibalik temuan yang ia tuliskan, mahasiswa asal Sumatera Utara ini juga menyematkan beberapa harapannya dimana pembentukan kesalehan kepada mahasiswa melalui Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan perlu dipertahankan dan ditingkatkan, karena muatan pembentukan kesalehan sangat relevan dengan tuntutan kurikulum, desain kegiatan yang dirancang selain menggembirakan juga memberikan pengaruh yang positif terhadap mahasiswa, serta memberikan pengalaman nyata tentang membentuk kesalehan yang sebenarnya dalam kehidupan mahasiswa.

Tidak lupa juga ia memberikan saran kepada lembaga terkait sinergisitas antara dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, masyarakat ditambah aktivitas lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran dapat membentuk perilaku pergaulan dalam berinteraksi, sosialisasi yang saling mempengaruhi dan memudahkan terjadinya pembentukan kesalehan. Kepada para dosen sebaiknya perlu memperhatikan mahasiswa pribadi yang mempunyai potensi utuh seperti kesalehan individual, kesalehan sosial dan kesalehan professional. Dikarenakan potensi ini akan berkembang apabila melalui pendekatan yang baik. Mahasiswa seharusnya diarahkan menjadi sosok pribadi yang saleh. 

***

*) Oleh: Robie Fanreza, mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES