Kopi TIMES

LGBT dan Amarah Jibril

Senin, 05 Juni 2023 - 14:44 | 117.68k
Rizki Nur Kholis, Mahasiswa prodi tadris bahasa Indonesia fakultas tarbiyah dan keguruan Institut agama islam Darussalam.
Rizki Nur Kholis, Mahasiswa prodi tadris bahasa Indonesia fakultas tarbiyah dan keguruan Institut agama islam Darussalam.

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Melihat perhelatan akbar sepakbola dalam Piala Dunia 2022 kemarin ada suatu polemik yang cukup hangat dibicarakan oleh berbagai negara di dunia ini termasuk di bumi pertiwi kita ini. Yaitu fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender). yang biasa menyimbolkan dirinya sendiri dengan bendera pelanginya.

Muncul berbagai pro dan kontra mengenai golongan LGBT. Perilaku LGBT yang dilakukan sejumlah orang mengundang kontroversi (pro dan kontra) serta polemik pada kalangan masyarakat luas, baik secara internasional maupun nasional. Kalangan yang mendukung (pro) LGBT berdalih pada Hak Asasi Manusia (HAM), sedangkan kalangan yang tidak mendukung (kontra) berdalih pada aturan agama dan moral. Pro-kontra ini, bisa jadi diakibatkan karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang hal ini, padahal persoalan ini justru berkaitan dengan ketentraman masyarakat.

Advertisement

Oleh sebab itulah, posisi strategis pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan untuk menangani polemik LGBT yang mulai menjadi polemik masyarakat indonesia ini terkhusus bagi kalangan muda yang mulai banyak menuntut kebebasan dalam segi dan bidang apapun secara langsung agar tak terjadi keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau persatuan bangsa.

Syari’at Islam berasal dari wahyu Allah Swt. Yang disalurkan kepada Nabi agung Muhammad SAW. Oleh karena itu, syari’at yang diturunkannya juga mempunyai satu sistem atau qonun-qonun tersendiri. Artinya, hukum-hukum yang dikandung syari’at Islam tersebut tunduk pada satu landasan dan tujuan, sehingga ketentuan-ketentuannya pun seragam, tidak bertentangan antara satu dengan lainnya.

Dalam hal ini, Islam membawa ajaran yang lengkap, mencakup seluruh aspek kehidupan.Tidak satupun aspek hidup dan kehidupan umat manusia yang lepas dari perhatian Islam. Diantara aspek kehidupan yang sangat penting yang di atur Islam adalah hubungan biologis atau seks. 
Seks merupakan suatu hal yang bersifat sakral dan harus disalurkan secara benar dan bermoral melalui pernikahan. Penyaluran seks di luar nikah disebut zina yang merupakan pelanggaran yang amat tercela. 

Akhir-akhir ini, perilaku seks berupa zina, homoseksual, lesbian, dan berbagai perilaku aneh dalam hal seks ini, marak dibahas oleh masyarakat dunia maupun di Indonesia, baik melalui media elektronik, cetak, maupun melalui seminar dan diskusi dan lain sebagainya. Istilah yang berkembang dalam perilaku seks dan perilaku aneh tersebut dinamakan dengan LGBT (Lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Perilaku gay atau homoseksual telah dikenal masyarakat dari masa ke masa. Jadi, perilaku seperti ini merupakan budaya lama yang sudah terjadi Pada kurun waktu tertentu. perilaku ini dilakukan oleh kaum Nabi Luth as. Al-Qur’an Al-karim telah menggambarkan sifat-sifat kaum Nabi Luth yang tidak mau mengawini perempuan, sebagaimana terdapat dalam QS.al A’raf (7): 80-84. Yang artinya sebagai berikut:

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya) (ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”.Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan:

“Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya, dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu”.

Nabi Luth diutus oleh Allah SWT. Terhadap suatu kaum yang berada di negri sadum, Amurah, Adma’, Sabubim, dan Bala’, di tepi laut mati.  Nabi Luth memilih tinggal di negeri yang paling besar dari kelima negeri itu yaitu Sadum. Karena di tempat itu kekejian dan kekeliruan sangat merajalela sehingga Allah SWT menakdirkannya untuk membenahi dan meluruskan perilaku-perilaku kaum tersebut yang sudah sangat menyimpang dari jalan shiratal mustaqim.

Ketika menyaksikan perbuatan kaumnya yang tidak bermoral tersebut, Nabi Luth menegur dan memperingatkan kaumnya untuk meninggalkan kebiasaannya. Ia mengajak untuk menyalurkan naluri seks sesuai dengan fitrah yaitu melalui perkawinan antara pria dan wanita. Ajakan Nabi Luth ini dijawab oleh kaumnya dengan mengusir dari masyarakatnya. 

Sementara itu, mereka terus melakukan perbuatan keji dan tidak bermaksud meninggalkan kebiasaan buruk yang sudah teramat sangat mendarah daging bagi kaum terlaknat tersebut.

Nabi Luth menganggap perbuatan kaumnya sebagai permusuhan, kebodohan, berlebihan, rusak, dan dosa. Sikap yang lebih aneh dari mereka yang telah hilang akal pikirannya, moralnya bejat dan hasrat manusiawinya telah rusak.

Puncaknya ketika mereka menyambut tamu Nabi Luth yang tidak lain adalah malaikat azab. Sebagaimana dijelaskan dalam QS.Hud (11): 77-82.

Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata “ini adalah hari yang amat sulit”.Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas.Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatanperbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?”.

Mereka menjawab: “Sesungguhnyakami telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” Luth berkata: “Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)”.

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh, bukankah subuh itu sudah dekat?”.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi”.

***

*) Oleh: Rizki Nur Kholis, Mahasiswa prodi tadris bahasa Indonesia fakultas tarbiyah dan keguruan Institut agama islam Darussalam.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES