Kopi TIMES

Rakyat Indonesia Bagai Ayam Mati di Lumbung Padi

Sabtu, 15 Juli 2023 - 09:41 | 129.07k
Adi Sudrajat, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Adi Sudrajat, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Narasi tersebut menyoroti persoalan kritis seputar kondisi bangsa Indonesia, di mana meskipun dikaruniai sumber daya alam yang melimpah, hanya segelintir kelompok yang mampu memetik manfaat, sehingga sebagian besar penduduk tidak dapat menikmati sumber daya tersebut. Kesenjangan yang mencolok ini mengakibatkan meluasnya kemiskinan dan kelaparan, seperti ayam mati di lumbung padi.

Indonesia dikenal dengan cadangan sumber daya alam yang sangat besar, termasuk mineral, minyak, gas, dan hutan (Kadek, 2008). Sumber daya tersebut memiliki potensi yang besar bagi pembangunan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia seutuhnya. Namun, sangat menyedihkan untuk mengamati bahwa sumber daya ini sebagian besar telah dieksploitasi oleh segelintir orang yang memiliki hak istimewa, seringkali bekerja sama dengan entitas asing, sementara mayoritas penduduk tetap terjebak dalam lingkaran kemiskinan.

Advertisement

Narasi tersebut mengkritik masalah sistemik dan dinamika kekuasaan yang berkontribusi pada distribusi kekayaan yang tidak merata ini. Korupsi, kurangnya transparansi, dan tata kelola yang lemah telah memungkinkan sekelompok individu dan perusahaan terpilih untuk menguasai sumber daya alam Indonesia. Kontrol ini memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi dan mendapatkan keuntungan dari sumber daya ini, seringkali dengan mengorbankan lingkungan dan masyarakat lokal yang bergantung pada mereka untuk penghidupan mereka.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Akibatnya, rakyat Indonesia dibiarkan terpinggirkan dan tersingkir dari manfaat yang seharusnya diperoleh dari sumber daya alamnya sendiri. Alih-alih menjadi sumber kemakmuran, sumber daya tersebut justru menjadi simbol ketimpangan dan ketidakadilan. Banyak orang Indonesia berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, kekurangan akses ke air bersih, pendidikan, perawatan kesehatan, dan perumahan yang layak.

Narasi tersebut menarik perhatian pada situasi paradoks di mana sebuah negara yang begitu kaya akan sumber daya gagal mengangkat rakyatnya keluar dari kemiskinan. Ini menekankan frustrasi dan kemarahan yang dirasakan oleh mereka yang menyaksikan kekayaan yang dihasilkan dari tanah mereka disedot oleh segelintir orang yang memiliki hak istimewa. Frustrasi yang mendalam ini sering menyebabkan keresahan sosial dan kekecewaan di antara penduduk, menciptakan tatanan sosial yang tidak stabil.

Selain itu, gambaran ayam mati di lumbung menggambarkan kontras yang mencolok antara potensi sumber daya yang melimpah dengan kemiskinan dan kelaparan yang dialami banyak orang Indonesia. Ini membangkitkan rasa pemborosan dan pengabaian, karena sumber daya menganggur dan tidak dapat diakses oleh mereka yang paling membutuhkannya.

Mengatasi masalah ini membutuhkan pendekatan multifaset. Upaya harus dilakukan untuk memerangi korupsi dan mempromosikan transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah harus memberlakukan dan menegakkan kebijakan yang memastikan pemerataan kekayaan dan memprioritaskan kesejahteraan seluruh penduduk. Selain itu, ada kebutuhan untuk berinvestasi dalam pendidikan, infrastruktur, dan proyek pembangunan berkelanjutan yang memberdayakan masyarakat lokal dan memberi mereka kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya mereka sendiri.

Sebagai penutup, narasi tersebut memberikan kritik tajam terhadap kondisi bangsa Indonesia, di mana kekayaan sumber daya alam yang melimpah gagal mengentaskan kemiskinan dan kelaparan bagi sebagian besar rakyatnya. Ini menyoroti perlunya perubahan sistemik, seperti mengatasi korupsi dan mempromosikan pemerataan kekayaan, untuk memastikan bahwa semua orang Indonesia dapat menikmati keuntungan dari sumber daya mereka sendiri dan bergerak menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan inklusif.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Adi Sudrajat, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES