Flugar Living Ala Rasulullah SAW

TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam catatan sejarah, ada seorang pria yang ajaran dan tindakannya akan membentuk jalan umat manusia selama berabad-abad yang akan datang. Namanya Muhammad, dan dia dikenal sebagai Nabi Islam. Di luar perannya sebagai pembimbing spiritual, Muhammad SAW memberikan konsep hidup yang berharga kepada para pengikutnya, yang mencakup berbagai aspek keberadaan manusia, termasuk prioritas keuangan dan pengelolaan pengeluaran.
Di pasar Arab kuno yang ramai, Nabi Muhammad SAW mengajarkan para sahabat pentingnya tanggung jawab keuangan. Ia menekankan bahwa kekayaan dan kekayaan tidak untuk ditimbun secara egois melainkan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat luas.
Advertisement
Muhammad SAW mendorong para pengikutnya untuk berbelas kasih dan beramal, memastikan bahwa sumber daya keuangan mereka sampai kepada mereka yang membutuhkan. Melalui sikap tanpa pamrih terhadap kekayaan, konsep dukungan masyarakat dan gotong royong berkembang.
Apalagi Nabi Muhammad SAW mencontohkan moderasi dalam gaya hidupnya sendiri. Dia menjalani hidup sederhana, meskipun dia bisa dengan mudah mengumpulkan kekayaan sebagai pemimpin komunitas yang berkembang pesat. Kesederhanaan ini berfungsi sebagai pelajaran yang kuat bagi para pengikutnya, menyoroti kebutuhan untuk membedakan antara kebutuhan esensial dan keinginan yang berlebihan (White Jhon: 2021). Muhammad SAW percaya bahwa hidup sesuai kemampuan dan menghindari pemborosan akan menyebabkan stabilitas keuangan dan kepuasan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Di antara ajaran Nabi SAW adalah pentingnya mengatur prioritas keuangan. Dia menyarankan para sahabatnya untuk memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, sebelum menikmati kemewahan. Prinsip ini memastikan bahwa sumber daya keuangan seseorang dialokasikan dengan bijak dan tidak disia-siakan untuk pengejaran yang sembrono. Dengan mengikuti konsep ini, individu lebih siap menghadapi kesulitan keuangan dan mempertahankan kehidupan yang seimbang.
Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berdagang dan berwirausaha. Dia mengakui pentingnya kegiatan ekonomi dan potensinya untuk mengangkat masyarakat. Namun, dia menekankan perlunya perilaku etis dalam semua transaksi keuangan, mencegah penipuan, eksploitasi, dan riba. Ajarannya mempromosikan lingkungan ekonomi yang adil dan adil, memupuk kepercayaan dan stabilitas dalam masyarakat.
Selain praktik keuangan yang bertanggung jawab, Muhammad SAW menganjurkan untuk berbagi pengetahuan dan kebijaksanaan keuangan di antara para pengikutnya. Dia percaya dalam memberdayakan orang untuk membuat keputusan tentang masalah uang mereka. Melalui ajarannya, individu memperoleh wawasan tentang penganggaran, tabungan, dan investasi, yang memungkinkan mereka merencanakan masa depan dan kesejahteraan keluarga mereka.
Muhammad SAW juga menggarisbawahi pentingnya bersikap jujur dan amanah dalam urusan keuangan. Dia percaya bahwa integritas dalam transaksi keuangan adalah aspek mendasar dari karakter orang beriman. Ketidakjujuran, pencurian, dan penyuapan dikutuk, karena mengganggu keharmonisan masyarakat dan mengikis kepercayaan antar individu.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Konsep prioritas keuangan dan pengeluaran pengelolaan tidak terbatas pada keuangan pribadi tetapi diperluas ke ranah administrasi publik. Nabi SAW menetapkan sistem tata kelola keuangan yang menekankan transparansi dan akuntabilitas. Dia menunjuk bendahara yang dipercaya mengelola sumber daya masyarakat dengan sangat hati-hati dan tekun. Ini memastikan bahwa dana dialokasikan secara efisien, dan kesejahteraan masyarakat tetap menjadi prioritas utama. (Siswantoro: 2017)
Sepanjang hidupnya, Muhammad SAW menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan keuangan. Di saat-saat kelangkaan, dia mendorong para pengikutnya untuk tetap bersabar dan mengandalkan keyakinan mereka pada pemeliharaan Allah. Dengan mengajarkan prinsip kepuasan dan syukur, dia menanamkan rasa kedamaian dan stabilitas batin, terlepas dari status keuangan seseorang.
Konsep prioritas keuangan dan pengelolaan uang yang bertanggung jawab terus diagungkan dalam agama Islam saat ini. Umat Islam di seluruh dunia memandang kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai cahaya penuntun, mencari inspirasi dalam ajarannya tentang kekayaan, amal, dan kebijaksanaan finansial.
Sebagai penutup, Nabi Muhammad SAW meninggalkan warisan mendalam yang mencakup segudang konsep kehidupan, termasuk prioritas keuangan dan pengelolaan pengeluaran. Ajarannya berkisar pada pengelolaan kekayaan yang bertanggung jawab, pemberian amal, dan perilaku etis dalam masalah keuangan. Dengan mengikuti teladannya, individu tidak hanya mencapai stabilitas keuangan tetapi juga memberikan kontribusi untuk kebaikan yang lebih besar dari komunitas mereka, memupuk rasa solidaritas dan kasih sayang yang bertahan hingga hari ini. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Adi Sudrajat M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.