Kopi TIMES

Budidayakan Insecure Hingga Hilang Rasa Bersyukur

Jumat, 28 Juli 2023 - 13:08 | 86.40k
Dea Zulvanil Azizah. MS, Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Dea Zulvanil Azizah. MS, Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI“ih, aku bukan siapa-siapa, gak secantik dia”.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita rentan sekali dipertemukan dengan kalimat yang hampir mirip dengan kata di atas. Ungkapan di atas digunakan untuk merendah karena tidak mau sombong atau malah lebih ke perasaan jatuh. Manusia kerap sekali merasa tidak puas diri. Merasa apa yang dia miliki tidak sebaik apa yang dimiliki oleh orang lain. Hal inilah yang feminin sekali disebut insecure.

Advertisement

Insecure adalah perasaan ragu, tidak percaya diri dan rasa khawatir atau cemas yang menimbulkan seseorang merasa dirinya tidak aman. Sebenarnya perasaan ini adalah hal yang wajar, jika terjadi pada kurun waktu yang sekedarnya(tidak lama).

Namun, jika keadaan seperti ini terus menerus dibudidayakan, akan menimbulkan rasa cemburu yang berlebihan, senantiasa meminta pendapat dari orang lain tentang dirinya. Bahkan membandingkan orang lain dengan dirinya sendiri. Yang paling parah adalah memicu hilangnya rasa mencintai diri sendiri. Jika sudah seperti itu, maka rasa bersyukur akan hilang.

Perasaan insecure ditandai dengan rendahnya tingkat percaya diri, merasa tidak mampu menjalankan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan. Misalnya perempuan yang sebenarnya mampu untuk memasak. Namun adanya perasaan takut gagal yang menghantui, karena mungkin  melihat temannya sudah pandai memasak, mengakibatkan perempuan tadi ragu untuk memasak.

Selain itu seseorang yang mudah insecure cenderung menarik dan sering merasa iri. Seseorang tersebut merasa tidak nyaman pada keramaian, senantiasa menghindari interaksi sosial, karena menilai dirinya tidak pantas berada dilingkungan tadi.

Ada tiga jenis insecure atau perasaan tidak aman yang sering muncul pada aspek kehidupan. Yang pertama, rasa tidak aman dalam berhubungan. Entah hubungan dalam bentuk orang tua dan anak, hubungan pertemanan atau mungkin hubungan hubungan kekasih. Jenis ini cenderung mengakibatkan perasaan cemburu dan iri hati.

Selanjutnya rasa tidak aman dalam pekerjaan. Hal ini bisa terjadi dengan banyaknya tekanan yang ada dalam pekerjaan tersebut. Yang mana bisa mengancam pada kelanjutan pekerjaannya. Apakah hasilnya mampu dikerjakan atau tidak. Hal ini juga mungkin disebabkan karena pekerjaan tersebut masih baru. Rasa insecure tumbuh karena takut gagal, tidak percaya diri mampu seperti karyawan lain.

Yang sering kali muncul adalah rasa tidak aman pada diri sendiri. Merasa bentuk tubuh atau penampilan diri tidak memuaskan. Merasa dirinya jelek dibanding manusia lain. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan, gangguan makan atau bisa juga karena Kesehatan mental terganggu. Pasti ada suatu faktor yang menyebabkan munculnya insecure tersebut, seperti pengalaman traumatis. Bentuk penolakan ataupun kegagalan yang pernah dialami memicu rasa traumatis pada diri seseorang. Hal inilah yang bisa mengakibatkan muncul rasa insecure. Merasa takut dan khawatir yang berlebihan, hingga rasa enggan untuk Kembali melangkah ke depan.

Pola asuh yang tidak tepat juga memicu rasa insecure. Pola asuh yang dimaksud adalah pada usia anak yang memasuki usia remaja. Pada hal ini peran orang tua sangat dibutuhkan. Misalnya, orang tua yang berlebihan memberikan kepada anak dengan target-target yang sulit anak gapai, membeda-bedakan sang anak dengan orang lain. Ini nanti bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri.

Selain pengalaman traumatis dan pola asuh, sifat perfeksionis juga mendukung munculnya insecure. Rasa perfeksionis adalah keinginan menggapai sesuatu yang tidak realistis. Dengan adanya sifat ini, jika apa yang diinginkan tidak sesuai dengan ekspetasi, maka akan rentan muncul rasa kecewa. Nah, berawal dari rasa kecewa inilah yang akan menyerang kesehatan mental, hingga rasa mencoba dan berusaha lagi enggan untuk dilakukan. Seorang itu akan merasa malu bahkan insecure untuk berpijak di hal yang sama, yang mana sudah pernah mengalami kegagalan.

Lalu bagaimana cara kita menyikapi adanya insecure?. Jawabannya kita harus mengubah pola hidup yang kita lakukan. Di awali dengan mentradisikan ucapan-ucapan sederhana, yang mampu mendorong keakraban dalam bersosialisasi. Seperti mengucapkan terimakasih, mohon maaf atau minta tolong. Sadar tidak sadar, ucapan-ucapan ini akan menghantarkan antar manusia berjiwa sosial dan salin menghargai. Dengan adanya jiwa seperti ini, maka semua orang akan merasa ada di lingkungan yang rukun, akibatnya rasa insecure itu akan hilang, karena sudah merasa nyaman dengan lingkungannya.

Selanjutnya, kita harus senantiasa positive thinking, menghilangkan pikiran negative yang bersarang di otak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Pengevaluasian diri juga sangat dibutuhkan. Apa yang sudah kita lakukan, hendaknya kita evaluasi. Apakah sudah benar atau masih kurang. Karena dengan adanya pengevaluasian ini, menjadikan hidup manusia tersebut lebih berkualitas.

Ketika evaluasi sudah dilakukan, maka apalah guna, jika evaluasi tersebut tidak dijadikan sebagai bahan perubahan diri menuju yang lebih baik lagi. Apa yang sudah menjadi evaluasi, maka diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Yang terakhir adalah kita membuka diri terhadap lingkungan. Dengan kita terbuka terhadap lingkungan, maka kita sudah mengasah kepercayaan yang ada pada diri sendiri. Karena jika kita tidak membuka diri, kita akan senantiasa menjadi seseorang yang introvert(suka menyendiri dan pendiam), maka secara tidak langsung rasa percaya diri kita akan terkubur.

Untuk itu, perlu sekali bahwasannya kita untuk menghilangkan rasa insecure, agar hidup kita senantiasa bersyukur. Adanya rasa syukur dengan napa yang kita miliki, akan membawa kebahagiaan pada diri kita. Merasa apa yang ada pada dirinya adalah sebuah nikmat yang tiada tara, senantiasa merasa cukup, tidak kekurangan dengan napa yang dimilikinya. Rasa percaya diri juga akan terbentuk jika kita menghindari insecure. Allah Swt bersabda dalam Al-Qur’an, yang artinya : “apabila engkau bersyukur atas nikmat-Ku, maka aku akan menambah nikmat mu, jika engkau ingkar atas nikmat-Ku, sungguh adzab-Ku sangatlah pedih”. Maka dari itu, marilah kita budidayakan bersyukur, hingga hilang rasa insecure.

***

*) Oleh: Dea Zulvanil Azizah. MS, Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES