Semangat 45 Warga dalam Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Indonesia merupakan negara yang dimerdekakan dengan penuh perjuangan.
Pertumpahan darah dan keringat berlangsung berkisaran tiga abad lebih. Hingga pada 17 Agustus 1945 tepat jam 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat bangsa Indonesia marayakan proklamasi kemerdekaan. Indonesia menuai kebahagiaan yang tak terkira. Sudah terhitung 78 tahun Indonesia merdeka. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang begitu panjang, maka pada setiap tanggal 17 Agustus seluruh warga Negara Indonesia merayakan hari kemerdekaan.
Advertisement
Bulan Agustus selalu menjadi momentum untuk mengingat kembali perjuangan merebut kemerdekaan. Tidak heran, persiapan untuk menyambut hari kemerdekaan dilakukan jauh-jauh hari. Belum memasuki bulan Agustus saja, sudah banyak sekali warga yang antusias dalam menyambut hari kemerdekaan ini. Banyak sekali cara dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Dan semuanya disambut dengan sangat meriah oleh warna Indonesia. Bulan agustus merupakan bulan yang bernuansa merah putih, tidak perlu ditanyakan lagi mengapa demikian. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Merah putih sebagai lambang Negara Indonesia, yang disematkan pada bendera kebangsaan.
Berbicara mengenai bendera, pastinya pada hari kemerdekaan tidak lepas dengan yang namanya upacara bendera. Upacaya bendera biasanya hanya ditemukan di sekolah-sekolah saja, Tetapi pada hari kemerdekaan ini, ucapara bisa dilakukan dihalaman atau lapangan yang berada di sekitar perdesaan atau perkampungan. Persiapan dalam ucapara bendera ini, sama dengan upacara bendera biasanya.
Warga juga butuh persiapan, mulai dari petugas, tempat dan lainnya. Sebagian warga ada juga yang mengikuti upacara bendera di kantor kecamatan masing-masing, tetapi jelas tidak semua. Untuk itu, sebagian warga yang sekiranya tidak bisa mengikuti upacara bendera di sana. Mereka melaksanakan upacara bendera sendiri, dan tetap dilaksanakan dengan khusuk dan tertib.
Sudah menjadi kebiasaan warga Indonesia dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Kebiasaan ini akan dilakukan dari tahun ke tahun. Sederet agenda biasanya akan dilaksanakan dalam menyambut dan memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia. Salah satunya yang tidak ketinggalan dan sangat familiar adalah lomba. Setelah selesai melaksanakn upacaya bendera, warga indonesia atau masyarakat perkampungan berduyun-duyun menuju lokasi lomba agustusan yang digelar oleh penyelenggara.
Biasanya setiap dusun atau kampung menggelar kegiatan lomba yang diperuntukkan bagi anak-anak maupun dewasa. Ada lomba panjat pinang, makan kerupuk, lari kelereng, pukul air, balap karung, hingga lomba tarik tambang antar RT. Ada juga lomba gerak jalan, yang pamfletnya sudah mulai beredar dari sekarang. Namun, tidak hanya itu ada juga agenda lain yang wajib dilaksanakan dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia.
Gotong royong merupakan agenda yang tidak ketinggalan dan wajib dilakukan dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Warga masyarakat kompak melakukan gotong royong atau kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar agar lebih terlihat bersih dan rapi. Gotong royong sendiri sudah menjadi tradisi bagi warga Indonesia, gotong royong menjadi agenda rutin menjelang 17 Agustus.
Gotong toyong sendiri sebenarnya kerap dilaksanakan warga masyarakat, terutama di daerah pedesaan untuk membersihkan area lingkungan tempat tinggal. Namun khusus pada bulan Agustus, gotong royong dilaksanakan secara lebih special, lebih gayeng. Agar kebersihan kampung atau lingkungan tempat tinggal bersih dan semakin siap dalam menyemarakkan agenda tujuhbelasan.
Agenda lain selain gotong royong adalah mengecat gapura. Biasanya kegiatan ini dilakukan para pemuda atau karang taruna. Mereka bantu-membantu untuk membaharui warna gapura di tempat tinggalnya. Jika tidak mengecat ulang gapura dengan warna yang sama, biasanya mereka akan memilih warna baru agar suasana pintu masuk lingkungannya tampil beda. Tapi pastinya warna yang mereka pilih akan lebih dominan pada warna merah putih, sesuai dengan tema kemerdekaan. Tidak hanya gapura yang dicat, pagar sederhana yang hanya terbuat dari potongan bambu juga akan dicat dengan tema yang sama, semua sama merah putih.
Hal wajib sebagai warga negara Indonesia saat Agustus adalah memasang bendera merah putih, bendera Negara Indonesia. Setiap rumah akan dipasangi bendera di halamannya. Tidak hanya bendera, untuk semakin memeriahkan HUT RI, dipasang pula umbul-umbul dengan warna yang lebih beragam. Bendera dan umbul-umbul dipasang jauh-jauh hari, disetiap pinggir jalan tampak ramai dan meriah. Setiap RT bahkan, memiliki ciri khas masing-masing dalam mendekorasi lingkungannya, tidak hanya dengan bendera dan umbul-umbul warga juga membuat kerajinan dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa agar tampak lebih meriah.
Semangat warga dalam menyambut hari kemerdekaan memang tidak main-main semuanya dipersiapkan secara matang dan jauh-jauh hari. Perayaan hari kemerdekaan tidak memandang bulu, dari agama, suku dan budaya mana, semua boleh berpartisipasi menyambut hari kemerdekaan. Hal ini akan semakin mempererat tali persaudaraan warga Indonesia. Semua berkumpul menjadi satu, merayakan, memeriahkan, menyambut hari kemerdekaan dengan meriah.
***
*) Oleh: Nunik Mila Sari, Mahasiswa Agama Islam Institut Agama Islam Darussalam.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.