Pentingnya Donor Darah dalam Meningkatkan Kesalehan Sosial Warga Kota Tasikmalaya

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela yang digunakan untuk keperluan transfusi darah.
Donor darah merupakan salah satu aktivitas yang banyak memberikan manfaat tidak hanya pada diri sendiri, namun juga kepada seluruh orang yang membutuhkan. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pelayanan darah di selenggarakan oleh Pemerintah dan atau organisasi sosial di bidang Kepalangmerahan yaitu Palang Merah Indonesia.
Advertisement
Melihat kebutuhan darah di Kota Tasikmalaya setiap bulannya mencapai 1.400 labu per bulan, sampai saat ini UTD PMI Kota Tasikmalaya belum bisa memenuhi dengan baik. UTD PMI Kota Tasikmalaya hanya bisa memenuhi 700 labu perbulan, dari mana kekurangan darah tersebut bisa terakomodir oleh PMI?
Hasil Analisa di PMI Kota Tasikmalaya kekurangan darah tersebut bisa teratasi dari para pendonor pengganti. Secara kebutuhan dari tiap rumah sakit dapat terpenuhi, hanya yang diharapkan oleh PMI tidak dari pendonor pengganti, melainkan dari pendonor sukarela. Karena jika terus mengandalkan donor pengganti otomatis stok di PMI selalu kosong dan pendistribusian darah ke rumah sakit menjadi lama, lain halnya jika stok darah ada, pendistribusian darah ke rumah sakit bisa lebih cepat, tuturnya.
Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah secara sukarela. Serta jumlah pendonor sukarela di Kota Tasikmalaya masih dibawah standar yakni sebanyak 350 pendonor sukarela yang rutin setiap waktunya donor mereka datang ke PMI, melihat aturan dari WHO setidaknya 2% penduduk sebagai pendonor darah sukarela, untuk di Kota Tasikmalaya minimalnya ada 2.000 penduduk menjadi pendonor darah sukarela yang rutin berdonor darah setiap 2 bulan sekali.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Tasikmalaya dr. Rahajeng Puspitaningrum memberikan tanggapan, kepada para pendonor mengedukasi bahwa donor darah tidak perlu khawatir akan kekurangan darah, karena darah yang diambil bisa beregenerasi dengan sendirinya. Meski setelah donor sebagian akan merasakan matanya berkunang-kunang, mual, pusing, dan melayang, tetapi ini kondisi yang normal.
Banyak manfaat donor darah di antaranya mencegah penyakit kanker, jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu mendeteksi suatu penyakit. Karena darah yang telah diambil diperiksa terhadap 4 penyakit menular, seperti hepatitis, sipilis, HIV dan AIDS. Orang yang bisa donor itu adalah orang yang sehat, karena dalam proses pengambilan ada beberapa pemeriksaan dulu yang dilakukan oleh petugas, mulai dari pemeriksaan tensi, HB, berat badan, serta pemeriksaan riwayat penyakit lainnya.
Rahajeng juga mengimbau dan mengajak masyarakat untuk merubah pola pikir dalam hal donor darah, jadikan donor darah sebagai “gaya hidup” dan rutin 2 bulan sekali untuk berdonor darah, karena orang yang rutin donor darah merupakan orang yang memiliki “tingkat Kesalehan sosial” serta dapat membantu orang yang membutuhkan.
Donor Darah Meningkatkan Kesalehan Sosial
Kisah seorang pendonor darah sukarela yang sudah 125 kali donor darah bernama Mamanto, merupakan pensiunan dari TNI AU Lanud Wiriadinata, mengungkapkan perjuangan kemanusiaan dalam berdonor darah.
Mamanto merupakan anggota PMR pada masa sekolah SMA, dari sana beliau mengetahui tentang donor darah, serta masuknya menjadi prajurit TNI AU aktivitas kemanusiaan donor darah semakin terpupuk, karena didorong oleh Komandan Pangkalan Udara Atang Senjaya Bogor dimana dirinya bertugas sampai saat ini walaupun sudah pensiun.
Sejak itu, kegiatan mendonorkan bagi dirinya menjadi satu kebiasaan, dimana setiap dua bulan sekali dirinya tak pernah absen untuk mendonorkan darahnya. Motivasi untuk mendonorkan darah juga datang dari orang yang paling dekat dan menjadi teman hidupnya yaitu dari istri tercinta yang bernama Listiana.
"Tidak setiap orang bisa dan biasa untuk bersedekah mendonorkan darahnya, Insyaalloh kalau saya siap selagi kondisi badan saya sehat hampir setiap dua bulan sekali saya donorkan, bahkan di bulan suci Ramadan pun saya sempatkan berdonor di malam hari," kisahnya.
Apresiasi dan Penghargaan Jadi Stimulan Tumbuhnya Pendonor
Pelaku Donor Darah Sukarela (DDS) seperti Mamanto adalah merupakan sukarelawan yang mendonorkan darahnya dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan darah setiap hari.
Hal ini tentu menjadi satu kemanfaatan yang sangat besar bagi pasien yang membutuhkan darah. DDS seperti Mamanto membantu tersedianya darah sehat yang sudah siap diolah dan siap digunakan kapan pun.
Sayangnya, jumlah DDS masih belum banyak atau baru 2-3% saja secara keseluruhan. Padahal idealnya jumlah DDS itu minimal 4% dari jumlah penduduk suatu daerah. Sehingga sangat penting bagi siapapun dapat menjadi DDS untuk membantu sesama mendapatkan darah yang dibutuhkan.
Sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor harus terus disosialisasikan, fasilitas bentuk piagam penghargaan dari PMI dan Pemerintah kepada para DDS yang telah menyumbangkan darahnya sebanyak 15 kali, 30 kali, 50 kali, 75 kali, dan 100 kali akan menjadi stimulant tumbuh dan berkembangnya kebiasaan berdonor, apalagi bagi donor darah sukarela 100 kali akan mendapatkan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial yang diberikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI), yang akan menjadi kebanggaan diri, keluarga dan serta Masyarakat Kota Tasikmalaya.
Ini beberapa apresiasi yang diberikan pemerintah dalam bentuk piagam penghargaan berdasarkan banyaknya melakukan donor darah di Unit Transfusi Darah :
1. Penghargaan kepada DDS 5X dan 50X diberikan oleh PMI Kota/Kabupaten
2. Penghargaan kepada DDS 75X oleh Gubernur dan PMI Provinsi
3. Penghargaan Satya Lancana Kebaktian Sosial kepada DDS 100 X oleh Presiden
***
*) Oleh: Yudi Nurdian, Mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Siber Asia (UNSIA) Jakarta.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.