Kopi TIMES

Mengenal Fenomena Textrovert

Jumat, 11 Agustus 2023 - 13:30 | 75.28k
Mahes Aji Sentosa, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban.
Mahes Aji Sentosa, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Textrovert, merupakan istilah baru yang mungkin belum terlalu familiar ditelinga masyarakat. Istilah ini muncul dikalangan anak-anak muda zaman sekarang. 

Textrovert ini merupakan istilah yang tercipta untuk mendefinisikan kepribadian manusia seiring dengan perkembangan teknologi internet khususnya media sosial. Sama halnya dengan tiga istilah populer lainnya yaitu Introvert, Extrovert, dan Ambivert. Textrovert juga merupakan sebutan untuk karakter atau kepribadian seseorang dalam merepresentasikan dirinya.

Advertisement

Textrovert adalah sebuah keadaan dimana seseorang cenderung lebih nyaman berkomunikasi melalui teks atau pesan daripada berbicara langsung. Istilah textrovert mengacu pada individu yang memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih percaya diri dan ekspresif melalui teks atau pesan online daripada berinteraksi secara langsung. 

Seorang textrovert akan sangat terampil dalam komunikasi tertulis, dia bisa mempengaruhi lawan bicaranya untuk tetap merasa enjoy saat mengobrol dengannya. 

Kelebihan textrovert adalah kemampuan mereka untuk bisa mengekspresikan diri dengan baik melalui kata-kata dan menghilangkan rasa gugup yang mungkin saja akan muncul saat berkomunikasi secara tatap muka. 

Meskipun seorang textrovert sangat baik dalam berkomunikasi melalui teks atau tulisan, dia justru akan merasa kesusahan saat berhadapan langsung dengan muka. Kepribadiannya akan jauh berbeda dibandingkan saat berada di dunia maya. Mereka akan cenderung pendiam dan pemalu saat menghadapi seseorang. 

Textrovert, Positif atau negatif ?

Di era digital dan media sosial, banyak orang merasa lebih nyaman berkomunikasi secara tertulis karena memberikan mereka kesempatan untuk merenungkan kata-kata mereka sebelum mengirimkan pesan. 

Ketika kita dihadapkan dengan hal-hal yang mengharuskan kita berinteraksi dengan baik melalui tulisan, kemampuan yang dimiliki seorang textrovert ini tentu sangat berguna, misalnya saat bekerja sebagai costumer service atau pelayanan digital yang membutuhkan keterampilan berkomunikasi secara efektif. 

Seorang textrovert cenderung akan menjadi pendengar sekaligus motivator yang baik saat berada di media sosial, karena mereka mampu untuk mengelola konflik dan perasaan lawan bicaranya dengan baik.

Namun, perlu diingat bahwa kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan tatap muka tetaplah keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebab banyak aspek komunikasi yang terjadi melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang tidak dapat ditangkap dalam teks.

Tanpa ekspresi wajah atau nada suara, pesan teks berpotensi untuk disalah artikan oleh penerima sehingga akan berujung pada kesalahpahaman. Selain itu, Perasaan terisolasi juga akan muncul pada diri seorang textrovert karena preferensi komunikasi yang berbeda dari kebanyakan orang. 

Oleh karena itu, penting sekali untuk mencari keseimbangan dalam bentuk komunikasi yang berbeda-beda agar dapat dengan mudah menyesuaikan pada situasi yang ada.

Apakah kita semakin Textrovert ?    

Dalam dunia yang semakin terhubung dengan teknologi, fenomena ini memicu diskusi luas tentang dampaknya terhadap komunikasi interpersonal dan kualitas hubungan secara keseluruhan. 

Dengan meningkatnya penggunaan perangkat teknologi dan media sosial, perilaku textrovert akan semakin umum dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memungkinkan individu untuk merasa lebih bebas dalam menyampaikan apapun melalui tulisan. 

Jadi, bisa dikatakan juga bahwa kepribadian textrovert ini dapat terjadi pada siapa saja yang melihat dunia digital sebagai tempat yang lebih nyaman untuk mengekspresikan dirinya. 

Perlu diketahui bahwa penggunaan teknologi dan pesan teks yang terus meningkat telah memberikan ruang yang lebih besar bagi sifat textrovert untuk berkembang. Oleh karena itu, perlu pengendalian atau kontrol diri yang kuat supaya kita bisa mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul di era digitalisasi ini. 

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda, dan tidak ada yang salah dengan menjadi textrovert atau bahkan introvert. Semua cara komunikasi memiliki nilai dan keunikan masing-masing. 

Namun, kemampuan berkomunikasi secara langsung juga tetap harus dikembangkan untuk menjalin hubungan yang sehat dan kuat di dunia nyata. 

***

*) Penulis : Mahes Aji Sentosa (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainor Rahman
Publisher : Rochmat Shobirin

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES