
TIMESINDONESIA, MALANG – Mental health adalah topik yang sangat penting dalam kehidupan generasi Z belakangan ini. Begitu pun dengan generasi sebelumnya. Sebab, generasi Z menghadapi tantangan khusus dalam hal kesehatan mental yang bisa berdampak buruk terhadap kelangsungan hidupnya.
Pada umumnya mental adalah hal yang penting bagi setiap individu. Guna berpikir jernih dalam setiap aktivitas kehidupan. Oleh karenanya, mengahadapi emosi, kejiwaan dan psikis dalam diri harus dijaga dengan baik.
Advertisement
Pasalnya, gangguan mental dapat mempengaruhi terhadap pola pikir manusia. Sehingga pemikiran manusia akan menjadi tidak stabil dan merusak terhadap nilai kemanusiaan sebagai mana mestinya.
Kebanyakan yang terjangkit gangguan mental health ini dari golongan generasi muda, mulai dari Usia 15-24. Pada masa ini sangat penting mengembangkan emosional anak muda untuk mengerti jiwa sosial dan juga menjaga pertumbuhan mental.
Lingkungan keluarga sangat penting untuk memupuk, mendukung, mengerti terhadap mental anak. Begitu pula dalam lingkup kemasyarakatan, untuk sejahtera anak harus juga didukung oleh pertumbuhan pemikiran dan interaksi sosialisasi.
Berbagai faktor tentu yang dapat mempengaruhi kesehatan mental. Salah satunya misalnya, berpikir yang terlalu keras. Maka sangat berdampak terhadap pertumbuhan generasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan mental adalah tekanan diri, Penggunaan Zat atau Alkohol, Kesalahan dalam mengambil keputusan, Terlalu berpikir tentang kehidupan yang dijalani, pengaruh kekerasan sosial, Dan minimnya informasi tentang Layanan kesehatan mental.
Tidak dapat dipungkiri, dampak dari gangguan mental akan menjadi suatu hal yang berakibat fatal dalam lingkungan kehidupan Generasi Z. Seperti halnya kematian. Kurangnya kepekaan sosial dalam diri Remaja. Sehingga susah untuk mencari informasi layanan dan teman yang baik untuk bertukar informasi dan pemikiran.
Di himpun dari data WHO (World Health Organization) pada remaja umur 15-24 tahun 2,8% terjangkit depresi. Dari data ini gangguan mental sangat mempengaruhi kebanyakan dari kematian. Masalah ini juga masih menjadi aib dikalangan masyarakat.
Angka bunuh diri ini sebenarnya bisa jauh lebih besar dari yang terlapor. Karena berbagai masalah dalam alur pendataannya. Perlunya penanaman pengetahuan yang koheren terhadap masyarakat.
Dampak ini bukan masalah biasa, karena semakin hari semakin banyak nyawa yang di renggut oleh mental health. Tercatat di Jawa Tengah berjumlah 224, Jawa Timur 107, Bali 56, Jawa Barat 35, DI Yogyakarta 28, Sumatra Utara 26, Sumatra Barat 17, Lampung 16, Sulawesi Utara 13, Bengkulu 12.
Berdasarkan data Kepolisian RI (Polri) pada periode Januari dan Juni 2023 terdapat 585 laporan kasus bunuh diri di seluruh Indonesia, dan mayoritasnya terjadi di Jawa Tengah. Serta menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), perilaku bunuh diri terkait dengan gangguan kejiwaan.
Salah satunya depresi. Akan tetapi faktor utama dalam depresi tersangka belum diketahui dengan mendalam. Maka dari itu, kepekaan-kepekaan psikologis tentang mental dalam diri seseorang sangatlah penting untuk mengatasi masalah kesehatan mental generasi Z dan mencegah berujung pada kematian.
Untuk menjaganya diperlukan upaya dari berbagai pihak. Orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung terhadap kesehatan mental. Meningkatkan kesadaran dan menyediakan akses yang mudah terhadap layanan kesehatan mental.
Selain itu, kita juga harus berpegang teguh kepada agama dan keyakinan diri. Generasi Z harus diberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi tekanan dan permasalahan kesehatan mentalnya. Tetaplah semangat untuk menjalani kehidupan. Karena sebetulnya menjadi manusia yang di manusiakan tidaklah mudah.
***
*) Oleh : Faisol Erwansyah (Ketua PMII Rayon Al-Farabi, Komisariat Unisma)
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rochmat Shobirin |