Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Kriteria Presiden Indonesia, Harus Seperti Apa?

Selasa, 21 November 2023 - 15:13 | 30.96k
Dr. Imam Safi’i, S.Pd.I., M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan, Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Imam Safi’i, S.Pd.I., M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan, Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Secara umum Masyarakat sudah mengetahui bahwa calon presiden Indonesia 2024-2029 sudah ditetapkan oleh KPU Senin (13/11/2023) dan sudah dilakukan pengundian nomor urut pada Selasa (14/11/2023).

Ada tiga pasangan calon yaitu Anis Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo berpasangan dengan Mahfudz MD semuanya adalah putra terbaik bangsa Indonesia yang akan menjadi kontestan pemilu dan akan diselenggarakan pencoblosannya pada 14 Februari 2024.

Advertisement

Sebuah fenomena yang selalu terulang setiap 5 Tahunan ketika sudah ditetapkan sebagai calon maka semua calon akan nge gass untuk melakukan turun menyapa semua lapisan Masyarakat, menjadi pertanyaan yang mendasar apakah para calon presiden ini menyapa Masyarakat hanya karena kepentingan sesaat agar terpilih menjadi presiden atau betul-betul melihat, mendengar dan menerima aspirasi Masyarakat agar dilakukan perbaikan-perbaikan ketika nanti menjabat sebagai presiden Indonesia? Menjadi harapan besar bagi Masyarakat Indonesia kepada semua calon presiden agar betul-betul mampu mendengar, melihat dan menganalisis kebutuhan Masyarakat agar nanti menjadi satu landasan berfikir, bertindak dalam membuat kebijakan-kebijakannya.

Masyarakat hari ini sudah sangat cerdas untuk memilih, memilah dan menentukan pilihan yang tepat untuk pemimpin Negara Indonesia agar tercipta Indonesia emas di Tahun 2045, setidaknya Masyarakat sudah terlalu sering dinina bobokkan dengan janji-janji manis para calon ketika kampanye akan tetapi setelah jadi banyak janji yang terlupakan, kalau para calon paham dengan model kepemimpinan Nabi Muhammad SAW bisa dipastikan akan jauh dari sikap ingkar janji, korupsi dan tidak adil karena menurut Nabi juga apa yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa sebagai pemimpin setidaknya harus mempunyai empat sifat dasar yang dimilikinya yaitu sidik, amanah, tabligh dan fathonah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sifat sidik menjadi dasar dalam membangun sebuah trust Masyarakat yang harus dimiliki oleh pemimpin bangsa Indonesia, seorang pemimpin harus betul mampu mensinergikan apa yang ada dalam hatinya, apa yang diucapkan betul-betul dilaksanakan dalam perbuatan. Misalnya ketika sebuah pemimpin menyampaikan akan mensejahterakan Rakyat, peduli dengan pembangunan SDM melalui pendidikan dengan memprioritaskan anggaran negara untuk sektor pendidikan maka harus diimplementasikannya secara nyata tidak hanya diucapkan tapi tidak dilaksanakan, hal ini akan mengurangi kepercayaan Masyarakat kepada pemimpin.

Sifat amanah atau terpercaya ini mutlak harus ada pada diri pemimpin bangsa Indonesia, hal ini bisa kita lihat dari track record perjalanan para calon pemimpin bangsa ini apakah mempunyai sikap amanah ketika memimpin atau justru berkhianat dari amanah yang pernah diembannya. Membicarakan amanah ini bersifat vertikal dan horizontal bagaimana seorang pemimpin sebagai umat yang beragama harus meyakini bahwa amanah yang diembannya adalah dari Allah SWT yang harus dijaga betul dan dilaksanakan sesuai aturan-aturan Allah SWT dan juga harus memahami bahwa amanah ini diberikan kepadanya oleh Masyarakat maka jangan pernah kecewakan Masyarakat yang ada di Indonesia.

Sifat tabligh artinya menyampaikan, seorang pemimpin harus mampu menjelaskan, mengurai dan paling penting tepat sasaran. Jangan sampai seorang pemimpin hanya mampu mengirim pesan akan tetapi tidak tepat sasarannya.

Sifat fathonah diartikan cerdas, seorang pemimpin harus mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif, pemimpin yang tidak mempunyai kecerdasan yang cukup akan selalu dipermainkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan kemajuan negara Indonesia. Dengan pemimpin yang cerdas akan mampu memberikan solusi-solusi yang tepat kepada Masyarakat Indonesia agar tercipta kesetaraan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Imam Safi’i, S.Pd.I., M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam, Kabag Keagamaan, Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES