
TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu dan memperkaya budaya suatu masyarakat. Dalam konteks Masyarakat Madura, pendidikan "tengka" adalah pendidikan yang berlandaskan pada nilai-nilai lokal dan mengutamakan pengembangan potensi individu.
"Tengka" menjadi sebuah etika sosial yang menekankan keutuhan hidup serta pedoman yang harus dipatuhi oleh setiap individu dalam masyarakat. Pada saat yang sama, moralitas itu sendiri terkait langsung dengan nilai-nilai, adat istiadat, dan aturan hidup, yang telah menjadi tradisi bahkan kebiasaan yang berulang dan patut diteladani.
Advertisement
Konsep pendidikan "tengka" merupakan inti dari sistem pendidikan tradisional masyarakat Madura. Dalam buku Tengka: Etika Sosial dalam Masyarakat Tradisional Madura. Definisi Tengka jika dilihat dari kaca mata etimologis berarti tingkah, polah atau perangai. Makna "tengka" dalam masyarakat Madura berkonotasi pada penjagaan sikap. Sedangkan secara kultural bisa bermakna: tertib sosial, keutamaan, tata krama, hingga tanggung jawab moral dan material.
"Tengka" tersebut memiliki makna mendalam, mencakup etika, adat istiadat, kebiasaan hidup, dan karakter khas masyarakat Madura. Nilai-nilai lokal seperti gotong royong, tanggung jawab, kejujuran, dan disiplin menjadi landasan utama dalam pendidikan "tengka". Pendidikan "tengka" juga bertujuan untuk menjaga dan mewariskan identitas leluhur budaya Madura kepada generasi muda.
Selain memperkuat nilai-nilai lokal, pendidikan "tengka" juga bertujuan untuk mengembangkan potensi individu. Melalui pendidikan "tengka", individu didorong untuk mempertajam keterampilan, meningkatkan pengetahuan, dan mengembangkan karakter dan etos kerja yang kuat. Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada individu untuk mengenal dan mengembangkan potensi diri mereka secara lebih holistik.
Meskipun pendidikan "tengka" memiliki potensi besar akan tetapi terdapat tantangan yang perlu dihadapi untuk memperkuat nilai-nilai lokal dan mengembangkan potensi individu. Tantangan tersebut meliputi faktor sosial dan ekonomi, serta peran pemerintah dan lembaga pendidikan. Namun, terdapat juga peluang kolaborasi dengan komunitas dan lembaga terkait yang dapat memperkuat implementasi pendidikan "tengka".
Konsep ini tidak hanya memperkuat identitas budaya Madura, tetapi juga mendorong pertumbuhan individu secara menyeluruh. Meskipun ada tantangan, pendidikan "tengka" menawarkan peluang untuk memperkuat pendidikan lokal dan menghasilkan generasi yang berkarakter dan berpotensi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas untuk bekerja sama dalam mendukung implementasi konsep pendidikan "tengka" ini.
***
*) Oleh : Muhammad Dzunnurain (Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unisma)
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rochmat Shobirin |