Isra Mi’raj, Membangun Realitas Sosial dan Spiritual

TIMESINDONESIA, MALANG – Isra Mi’raj menjadi momentum untuk bangkit dari krisis multidimensional terutama dalam pembentukan nilai karakter pada realitas sosial dan individu.
Hal ini dikarenakan peristiwa Isra Miraj mempunyai dua nilai, yaitu nilai sosial dan spiritual.
Advertisement
Peristiwa Isra Mi’raj mendeskripsikan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam peristiwa Isra Mi’raj dan untuk mendeskripsikan relevansi nilai-nilai karakter peristiwa Isra’ Miraj dalam pemahaman agama Islam umat islam Indonesia. Peristiwa Isra Mi’raj terkandung nilai sosial dan spiritual, dan relevansinya terhadap pendidikan agama Islam.
Pertama, menguji keyakinan umat Islam akan perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW penuh keajaiban dan penuh kedahsyatan di luar logika sederhana.
Kedua, Isra Miraj adalah inspirasi bagi umat Islam semua untuk terus memiliki cara pandang yang utuh, tidak berfikir hanya jangka pendek, melainkan jangka panjang dengan visi dan misi yang maju dan berdaya saing di segala bidang (Membangun realitas sosial).
Tokoh besar besar peristiwa Isro Miraj adalah nabi muhammad SAW, Lewat berkah Nabi Muhammad, Agama mengajak seluruh umat islam untuk bersama-sama mendoakan Indonesia aman dan sejahtera.
Harapan dan doa yang dipanjatkan di acara peringatan isra miraj di tengah ribuan jemaah dapat diijabah oleh Allah SWT.
"Ya Allah, berilah pertolongan dan kemudahan bagi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur, adil dan sejahtera. Ya Allah, berikan kepada kami umat Islam kekuatan untuk menata bangsa menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Peristiwa Isra dan Miraj, Allah SWT ingin memperlihatkan betapa besarnya keagungan dan kebesaran Allah SWT di alam-alam langitnya Allah SWT yang dipertunjukkan kepada Rasulullah SAW, diperlihatkan langsung oleh Allah SWT kebesaran dari kekuasaan Allah di langit Allah SWT,"
Anugerah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah shalat. Shalat (membangun realitas spritual) merupakan media untuk mencapai kesalehan spiritual individual hubungannya dengan Allah.
Shalat juga menjadi sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab, dan penuh kedamaian.
Shalat juga menggambarkan hubungan interaksi antara pemimpin dengan rakyat. Inilah bentuk tanggung jawab seorang pemimpin sejati yang mengutamakan ummat di atas kepentingan pribadi, sehingga sekarang kita bisa melaksanakan perjuangan Rasulullah shalat 5 waktu.
Menjadi pemimpin adalah amanah yang sangat berat jika dibandingkan dengan orang-orang yang dipimpin. Pemimpin dalam Islam adalah orang yang dipercaya untuk mengemban sebuah amanah.
Baik tidaknya seorang pemimpin pasti akan berimbas kepada siapa yang dipimpinnya. Perintah shalat dalam perjalanan Isra dan Miraj kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan ibadah wajib lainnya.
Sehingga dalam konteks spiritual imaniah maupun perspektif rasional ilmiah, Isra Miraj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat.
Dalam pengertiannya, Isra Miraj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan wisata biasa bagi Rasulullah.
Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah.
Isra Miraj merupakan satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Miraj merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.
Hijrah dari Mekah ke Madinah (662M) merupakan permulaan sejarah bagi ummat Islam sementara Haji Wada yang menandai penguasaan ummat Islam atas Kota Mekah, maka demikian juga dengan Isra Miraj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al abd) menuju sang pencipta (al Khalik). Isra Miraj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil).
Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |