
TIMESINDONESIA, MALANG – Dalam Al Adabul Mufrad karya Imam Muhammad Bin Ismail Al Bukhori terdapat satu Hadits yang sangat masyhur, Rasulullah SAW suatu Ketika menaiki minbar, saat menaiki tangga pertama beliau mengucapkan Amin, begitu pula pada tangga kedua dan ketiga.
Para sahabat lantas bertanya wahai Rasulallah SAW kami mendengarmu mengucapkan amin tiga kali. Beliau pun menjawab; Ketika aku menaiki tangga pertama Jibril datang padaku; celakalah hamba yang mendapati Ramadhan dan meninggalkan bulan tersebut namun dosa-dosanya belum diampuni. Aku pun mengatakan Amin. Celakalah seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya namun dia tak dapat menjadikan mereka sebab dimasukkannya dirinya ke sorga (tidak berbakti). Aku pun berkata amin. Celakalah hamba yang Ketika namamu disebut wahai Muhammad namun dia enggan bersolawat atasmu. Aku pun mengatakan amin.
Advertisement
Yang benar-benar perlu diperhatikan betul adalah point pertama. Yakni hamba yang diberi anugrah dapat menikmati bulan suci Ramadhan lalu dia telah melewatkannya sementara dosa-dosanya belum diampuni padahal ampunan Allah SWT ‘diobral’ besar-besaran di bulan mulia ini. Jika sekelas Ramadan saja tak dapat merubah tabiat buruk seseorang maka sulit ditemukan kebaikan dari orang yang seperti ini. Apalagi jika malah melakukan perbuatan buruk di dalamnya, terlebih saat lailatul Qodar maka sebaiknya orang yang sudah terbiasa dengan keburukan lebih baik merek tidur daripada malah mengotori Ramadhannya.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dalam Ianatutholibin dijelaskan, terdapat Riwayat Sayyiduna Abdullah bin Abbas tentang sejarah Lailatul Qodar. Disebutkan di hadapan Nabi Muhammad SAW bahwa terdapat seseorang dari kalangan Yahudi menenteng pedang untuk jihad seribu bulan.
Nabi pun lantas ‘iri’ atas pencapaian besar ini lalu beliau mengadu kepada Allah swt karena beliau lah sosok yang paling berkeinginan umatnya senantiasa dalam keadaan istimewa:
يا رب جعلت أمتي أقصر الأمم أعمارا وأقلهم أعمالا
Ya Rabbi engkau jadikan umatku umat yang paling singkat usianya dan paling sedikit amalnya
Maka Allah pun lantas menurunkan lailatul qodar yang seseorang jika memiliki kualitas ibadah yang baik di dalamnya maka seperti melakukan kebaikan seribu bulan bahkan lebih utama. Orang yang menyianyiakan Ramadan atau lailatul qodar berarti secara tidak langsung menyia-nyiakan Rasulullah SAW juga karena telah mengecewakan beliau.
Maka bisa disimpulkan orang yang merugi di bulan suci Ramadan adalah mereka yang sama sekali tidak ada greget memperbaiki diri serta mengisi Ramadhan dengan hal hal baik yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya. Tentu yang akan merugi adalah dirinya sendiri bukan orang lain. Dan yang merugi di bulan Ramadan bisa dipastikan akan merugi pula di bulan bulan yang lain karena level ketaqwaan yang sangat minim sehingga Ramadhan saja disia siakan. Naudzu billah. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Thoriq Al Anshori, Dosen Fakultas Agama Islam, Sekretaris Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |