Membangun Probolinggo: Investasi untuk Kesejahteraan Buruh

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Dalam memperingati Hari Buruh Internasional pada 1 Mei hari ini, refleksi atas nasib pekerja di kabupaten pinggiran seperti Probolinggo menjadi penting. Bayangkan sebuah mosaik besar, di mana setiap pecahan keramik merepresentasikan seorang pekerja yang dengan tekun berupaya membangun fondasi ekonomi keluarganya, namun sering kali terhalang oleh kurangnya peluang yang layak.
Di situlah pentingnya menarik benang merah yang menghubungkan pembangunan regional dengan peningkatan kesejahteraan buruh.
Advertisement
Di Probolinggo, seperti lukisan yang belum selesai, industri masih merangkak mencari bentuknya. Penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan merupakan pahat yang dapat membentuk relief kemajuan ekonomi daerah ini.
Investor dari luar daerah tidak hanya membawa modal dan teknologi, tetapi juga membuka peluang baru bagi warga lokal untuk meniti karier yang lebih baik.
Investasi merupakan angin segar yang dapat menggerakkan kincir-kincir industri kecil hingga menengah, yang selama ini hanya berputar pelan. Pemikiran ini bukan semata-mata idealisme, melainkan sebuah prinsip ekonomi yang dapat diterapkan.
Dengan mengundang investor, kita bukan hanya membangun pabrik atau infrastruktur, tetapi juga memperluas cakrawala masyarakat lokal terhadap potensi diri dan lingkungan.
Setiap tangan yang bekerja membangun bukan hanya industri, tetapi juga kehidupan yang lebih layak. Ini adalah tentang mengangkat harkat dan martabat mereka yang telah lama berdiri di garis depan pembangunan ekonomi Probolinggo, namun sering terlupakan dalam perhitungan profit dan loss perusahaan.
Dalam konteks Probolinggo, hal ini berarti membuka akses ke pekerjaan yang tidak hanya mengenyangkan perut tetapi juga memuaskan hati. Pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh dan berkontribusi secara signifikan bagi masyarakat.
Langkah menuju transformasi ini harus diawali dengan dialog antara pemerintah daerah, para pekerja, dan calon investor. Harus ada garis yang jelas dan transparan tentang bagaimana dan mengapa investasi dilakukan.
Dialog ini seperti aliran sungai yang harus jernih membawa kesuburan, bukan sebuah banjir lumpur yang datang begitu saja tanpa perhitungan.
Membangun Probolinggo bukan hanya tentang mengundang pabrik-pabrik besar untuk menanam modal. Ini juga tentang merajut keberlangsungan hidup yang lebih baik bagi setiap pekerja dan buruh, di mana mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Para buruh Probolinggo adalah penulis dalam narasi pembangunan Probolinggo, daerah mereka.
Kesejahteraan buruh tidak hanya diperjuangkan di meja perundingan atau dalam retorika Hari Buruh Internasional, tetapi juga melalui setiap kebijakan yang diambil, setiap investasi yang diundang, dan setiap peluang yang diciptakan.
Mari bersama-sama mengeja harapan baru di tanah Probolinggo, di mana industri bukan hanya melambangkan asap dan semen, tetapi juga keadilan sosial dan kemajuan bagi semua.
***
*) Oleh: dr M Haris, pengasuh PP ZAHA Genggong.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |