Aja Keminter Mundak Keblinger, Ajak Cidra Mundak Cilaka

TIMESINDONESIA, MALANG – Filosofi Jawa selalu memiliki nasihat yang singkat, namun memiliki makna yang dalam, filosofi Jawa selalu mengajarkan kita untuk menghargai sesama makhluk hidup baik alam, hewan, manusia maupun makhluk yang kasat mata. Dalam tradisi Jawa sesepuh kita atau para guru kita selalu mengajarkan kita untuk tidak merasa pintar seakan akan tidak ada kekeliruan dalam diri kita dan mengajarkan kita untuk tidak ingkar supaya tidak celaka. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Ajak Cidra Mundak Cilaka memiliki arti jangan jangan merasa paling pintar nanti salah arah dan jangan ingkar supaya tidak celaka. Ini mengajarkan kita untuk tidak sombong dan selalu mengajarkan kita rendah hati. Seperti contoh para korupsi yang pintar namun salah arah dan selalu berjanji namun tidak menempatinya.
Keblinger artinya jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Orang yang merasa pintar, biasanya sulit dinasihati, sulit diberi tahu. Selalu saja ngeyel atau membantah yang memberi nasihat. Pada akhirnya, mereka yang memberitahu jengkel dan tidak mau lagi memberi tahu. Repotnya kalau orang yang biasa kuminter ini benar-benar tidak mengerti apa-apa dan harus menyelesaikan pekerjaan berat atau sulit.
Advertisement
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Menjadi orang yang rendah hati, mau mendengarkan nasihat atau sarang orang lain, jauh lebih baik. Mendengarkan dulu, baru memikirkan nasihat tersebut mau digunakan atau tidak. Kalu sudah bersikap sok pintar dan merasa paling benar, sering kita sendiri yang rugi karena tidak mendapatkan pelajaran atau hal penting tertentu dari orang lain. Aja Kuminter Mundak Keblinger tegese ojo mikir sing paling pinter ben ora salah arah. Wong sing rumangsa pinter, biasane angel menehi saran, angel ngomong. Tansah ngganggu utawa mbantah wong sing menehi pitutur. Pungkasane, sing ngomong jengkel lan ora gelem ngomong maneh. Repot yen wong sing wis biasa cumi-cumi iki pancen ora ngerti apa-apa lan kudu ngrampungke pagawean kang abot utawa abot.
Dadi wong sing andhap asor, gelem ngrungokake pitutur utawa susuhe wong liya, luwih becik. Rungokake dhisik, banjur pikirake apa arep nggunakake pitutur utawa ora. Yen sampeyan tumindak pinter lan mikir sampeyan sing paling bener, kita asring kelangan awake dhewe amarga ora entuk pelajaran utawa perkara penting saka wong liya. Dadi manungso 'ojo rumongso biso' artinya jangan merasa bisa. Maksudnya adalah jangan pernah merasa bisa melakukan sesuatu yang hebat, atau merasa sombong. Kata 'biso rumongso' artinya bisa merasakan. Dalam hal ini merasakan perasaan orang lain. Jadi maksud dari kalimat di atas, pada intinya adalah hendaknya kita selalu tetap rendah hati di hadapan semua orang tidak peduli betapa tinggi prestasi yang (rasanya) telah kita raih. Sebab jika kita terlalu membangga-banggakan prestasi kita di depan orang lain, sebenarnya hal tersebut akan menimbulkan berbagai pikiran dan perasaan negatif pada orang lain, seperti rasa rendah diri, rasa iri, yang pada akhirnya bisa mendorong orang lain untuk melakukan hal-hal yang merugikan kita sendiri.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |