Kopi TIMES

Makna Hidup Dalam Falsafah Jawa: Sangkan Paraning Dumadi

Sabtu, 25 Mei 2024 - 13:35 | 83.97k
Oleh: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Oleh: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGSangkan paraning dumadi merupakan ungkapan bahasa Jawa yang menjelaskan tentang asal-usul manusia. Ungkapan ini bertujuan untuk menuntun manusia agar dapat mengenal Tuhan-Nya lebih dekat.

Secara harfiah, istilah sangkan paraning dumadi dapat dipecah menjadi dua pengertian, yakni sangkaning dumadi yang artinya asal-usul penciptaan kehidupan dan paraning dumadi yang artinya tujuan akhir kehidupan.

Advertisement

Mengutip buku Tasawuf Syekh Siti Jenar susunan Dr. M. Afif Anshori (2022), konsep tersebut berasal dari ajaran Syekh Siti Jenar. Menurut konsep esoterisme Jawa, konsep penciptaan alam semesta ini mulanya berasal dari awang-awang suwung atau langit yang kosong.

Dalam ajaran tasawuf, konsep ini seringkali dikaitkan dengan dasar akidah Islam. Dalam ajaran Jawa, sangkan paraning dumadi bertujuan untuk menuntun manusia agar lebih mengenal Tuhan-Nya. Caranya yaitu dengan menelusuri alur atau jalan kehidupannya sendiri.

Manusia harus mencari, mengenali, menghayati, dan menyadari asal-usul kehidupan yang dijalani hingga mencapai tujuan hidupnya untuk bertemu Tuhan yang menciptakannya. Konsepsi sangkan paraning dumadi berkaitan erat dengan akhir kehidupan manusia untuk kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga dalam menjalani kehidupan, dunia harus mendekati nilai-nilai luhur yang selaras dengan akidah Islam.

Pada hakikatnya, semua makhluk termasuk manusia akan kembali kepada Allah SWT. Untuk itu, dianjurkan bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi perbuatan maksiat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.www.unisma.ac.id

Konsep sangkan paraning dumadi mengajarkan tentang asal-usul manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi ini. Dijelaskan dalam buku Menantu Sang Kyai karya Nur Wakhid (2016), mereka awalnya berasal dari Allah SWT. Dalam tembang mijil, penjelasan tentang konsep ini pernah beberapa kali dinyanyikan oleh para Sunan. Berikut contohnya:

Ahadiyat durung nana wiji

Kang dihin mung Allah

Dzat jumeneng klawan pribadine

Awang-uwung alam sunyaruri

Nang ning unong uning

Nang nung ning nong ning gung

Maksud dari tembang mijil tersebut yaitu, ketika zaman ahadiyat, yakni ketika belum ada apa-apa di alam semesta ini, Allah SWT telah lebih dulu ada. Allah jumeneng kelawan pribadi atau mampu berdiri dengan Dzat-nya sendiri. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa asal-usul manusia adalah dari Allah SWT. Lalu hanya kepada-Nya lah kita akan kembali. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 46, Allah SWT berfirman yang artinya: “(orang-orang khusyuk, yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya; dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya,”

Sangkan paraning dumadi dapat mengajarkan manusia tentang asal-usul dan tempat kembalinya. Sehingga, manusia bisa bali muleh marang mula-mulane atau kembali ke tempat asalnya dalam keadaan selamat, gangsar, lancar, dan khusnul khatimah. Sangkan Paraning Dumadi merupakan suatu ajaran yang berasal dari leluhur orang Jawa.

Ajaran ini mengingatkan seorang manusia tentang dari mana ia berasal dan ke mana dia akan kembali. Tujuan utama Sangkan Paraning Dumadi ialah agar seorang manusia dapat mengenali dirinya sendiri. Sehingga, nantinya manusia tahu tentang dari mana asal hidupnya, bagaimana dia harus menjalani kehidupan di dunia ini, dan tujuan yang harus ia capai dengan kehidupannya. Lebih mudahnya, untuk memahami dan mengimplementasikan ajaran ini, seseorang diharuskan bisa menjawab tiga pertanyaan berikut:

Urip kuwi sangka sapa? (Hidup itu dari siapa?)

Seorang manusia harus selalu ingat bahwa dirinya ialah makhuk, salah satu ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa yang lahir ke dunia melalui perantara ayah dan ibu.

Urip kuwi kon ngapa? (Hidup itu disuruh apa?)

Seorang manusia harus dapat mengetahui bahwa hidup di dunia ini adalah sebagai seorang utusan yang diberikan tugas oleh sang pengutus agar mencapai tujuan hidupnya.

Pungkasane urip kupiye?

Manusia harus mengerti bahwa tujuan dari sebuah hidup adalah kembali kepada sang pengutus untuk menyampaikan apakah tugas yang diberikan kepadanya bisa terlaksana atau tidak. Kemudian, menerima konsekuensinya.

Ajaran Sangkan Paraning Dumadi memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Ajaran ini dapat membantu manusia untuk:

Menemukan makna hidup.

  1. Memiliki motivasi untuk menjalani kehidupan
  2. Meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kepada Tuhan
  3. Menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik-baiknya

Ajaran ini sangat relevan untuk diterapkan di era modern ini, di mana manusia sering kali lupa akan makna hidup dan tujuannya. Dengan memahami ajaran Sangkan Paraning Dumadi, manusia dapat menjalani kehidupan dengan lebih bermakna dan bermanfaat. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES