Kopi TIMES

Lingkungan Moderat

Rabu, 05 Juni 2024 - 17:22 | 22.22k
Oleh: Thoriq Al Anshori, Dosen Fakultas Agama Islam, Sekretaris Umum Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (UNISMA).
Oleh: Thoriq Al Anshori, Dosen Fakultas Agama Islam, Sekretaris Umum Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Semua lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan pendidikan moderasi beragama untuk generasi penerus bangsa. Lingkungan biotik misalnya yang terdiri dari manusia. Betapa pentingnya memiliki orang-orang sekeliling yang memiliki rasa empati tinggi, peduli dan toleran.

Dalam hal ini lingkungan keluarga menjadi pelopor utama dalam mewujudkan Pendidikan moderasi beragama. Jika dalam satu keluarga orang tua dan para saudara senantiasa berusaha mewujudkan dan mengajarkan komitmen kepada nilai-nilai kebangsaan, menjaga toleransi, anti kekerasan dan menjaga kearifan lokal maka keluarga yang moderat dan berpikiran luwes akan dengan mudah diwujudkan. Mengingat lingkungan termasuk factor terpenting dalam membentuk karakter serta pribadi seseorang.

Advertisement

Lingkungan keluarga juga dapat menjadi factor utama dalam menjadikan seseorang menjadi intoleran. Seorang ayah misalnya yang anti kritik dan tak dapat menerima perbedaan pandangan sama sekali sehingga sulit menghargai pendapat anggota keluarga yang lain dapat menjadi bibit intoleran dalam keluarga. Seperti contoh kasus yang terjadi di Sidayu Gresik Jawa Timur.

Seorang ayah rajin mengikuti kajian tafsir al Quran di Masjid yang terafiliasi dengan Gerakan Islam radikal dan intoleran. Pasca mengikuti kajian dengan tema tafsir surat Al Maidah ayat 44 yang menjelaskan barangsiapa yang tidak menggunakan hukumNYA (Al Quran dan Sunnah) dalam menghukumi sesuatu maka dia kafir.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sehingga sang ayah pun memanggil serta mengintervensi istri dan anak-anak nya agar benar-benar menjauhi pemahaman tentang NKRI harga mati, Pancasila atau sejenisnya yang dianggap produk barat dan taghut.

Beberapa anggota keluarga ada yang ikut terpengaruh adapula yang tidak seperti sang anak yang memang aktif dalam organisasi tertentu yang terkenal dengan organisasi pelopor moderasi beragama. Ini menunjukkan betapa kuat dan pentingnya pengaruh keluarga terhadap pemahaman atau pandangan seseorang akan ideologi tertentu.

Pun juga demikian betapa pentingnya juga seseorang untuk terus dan aktif terlibat dalam kegiatan atau organisasi masyarakat keislaman yang memiliki kecenderungan menyuarakan moderasi beragama secara massif. Tidak heran Hafidz Ibrahim Ibrahim penyair terkenal asal Mesir menulis syair yang berbunyi; Al Ummu Madrosatun Idza A’dadtahaa, a’dadta sya’ban thoyyibal a’rooqi (Ibu adalah Madrasah -pertama-, jika kau benar-benar mempersiapkannya berarti engkau menyiapkan lahirnya generasi bangsa yang baik budi pekertinya).

Tentu jika dimaknai secara luas yang dimaksud ibu disini adalah bukan hanya ibu yang melahirkan namun juga keluarga secara umum. Maka sangat penting sekali seluruh unsur keluarga benar-benar memperhatikan Pendidikan moderasi beragama untuk seluruh anggota keluarga. Moderasi beragama bukan berarti memodernkan agama namun berarti cara pandang dan perilaku dalam hal keyakinan, moral dan watak yang mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman dan kebhinekaan yang melingkupinya. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Thoriq Al Anshori, Dosen Fakultas Agama Islam, Sekretaris Umum Pesantren Kampus Ainul Yaqin Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES