
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dampak masif terjadinya krisis lingkungan di Indonesia telah memberi bukti nyata jika masalah kerusakan lingkungan hidup sudah memberi konsekuensi besar bagi kehidupan masyarakat umum dalam semua lapisan sosial tanpa kecuali. Hadirnya jutaan kesengsaraan yang diberikan dengan berbagai peristiwa bencana alam seolah menjadi bukti nyata jika kenyataan semacam ini sangat merugikan kehidupan seluruh masyarakat multidimensi.
Tak hanya melahirkan masalah secara ekonomis atas berbagai kerusakan lingkungan ini juga memberi dampak buruk bagi keberlanjutan eksistensi manusia. Untuk menekan dampak buruk kerusakan lingkungan, setiap orang jelas harus berbuat banyak Langkah antisipatif yang jelas harus terus menerus dilanjutkan demi menata eksistensi lingkungan agar terjaga secara terus menerus.
Langkah literasi hijau dan advokasi lingkungan setidaknya menjadi opsi sistematis yang perlu dilakukan bersama demi membangun sekaligus menghidupkan kembali ruang-ruang kelestarian lingkungan. Guna mendukung kelestarian lingkungan, Pemerintah dan swasta seringkali menjadi pihak inisiator untuk menyadarkan masyarakat umum tentang arti penting dalam menjaga lingkungan secara berkelanjutan.
Advertisement
Berjuta-juta penanaman pohon dilaksanakan dengan segala potensi serapan karbon 4,6 juta ton karbon per tahun. Namun sampai hari ini faktanya masalah lingkungan seolah belum sepenuhnya terselesaikan dengan baik. Terbaru, dilaksanakannya penanaman pohon trembesi sepanjang 3.300 kilometer pada jalur pantura, Trans Jawa, dan Trans Sumatera.
Upaya menumbuhkan kesadaran bersama seluruh masyarakat dalam pembinaan kelestarian lingkungan memang wajib dilakukan.Menggencarkan literasi hijau menjadi satu cara membuka akses informasi akurat dan terverifikasi untuk mencapai target keberlanjutan lingkungan. Hanya saja tantangan terbesar hari ini terkait keberlanjutan lingkungan biasanya menyangkut kekuatan literasi masyarakat terhadap keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Dibutuhkan semangat berpartisipasi aktif dari masyarakat dalam kolaborasi segala bentuk perubahan positif dalam pengelolaan alam.
Konstruksi Praktis
Mewujudkan kondisi lingkungan berkelanjutan sejatinya didasari penekanan ekologi, dimana setiap komponen ekologi mulai yang terkecil tak boleh luput perhatian. Penekanan ekologis menjadi komponen penting bagi berkelanjutan lingkungan, bukan hanya potensinya mengurangi dampak kerusakan lingkungan, tapi juga karena potensinya untuk mengenalkan konsep baru hubungan manusia dengan alam yang biasa dipahami dalam implementasi ekologi. Seperti dinarasikan pada masa lalu oleh Ernst Haeckel ahli biologi Jerman pada 1866 yang mendefinisikan ekologi sebagai ilmu komprehensif dalam hubungan antar organisme dengan lingkungannya.
Terbangun hubungan positif antara organisme dengan lingkungan secara terstruktur telah menciptakan ekosistem sebagai unit ekologi. Sebagai pendukung konseptual ekologi, Tansley (1935) bahkan memberi pengertian lebih lanjut jika ekosistem merupakan unit ekologi yang didalamnya terdapat struktur dan fungsi.
Struktur yang dimaksudkan dalam ekosistem ini adalah keanekaragaman spesies atau yang sering disebut juga sebagai species diversity. Secara pemahaman, ekosistem merupakan wujud kombinasi makhluk hidup dan lingkungannya sebagai satu konsep, sistem dan kesatuan. Secara bijaksana ekosistem dapat dirumuskan sebagai sistem ekologi yang terbentuk karena hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem terbentuk oleh tiga hal penting yaitu faktor biotik, abiotik dan hubungan atau interaksi antar keduanya. Komponen biotik merupakan komponen hidup, yaitu makhluk hidup itu sendiri sedangkan komponen abiotik merupakan lingkungan dimana makhluk hidup itu tinggal termasuk unsur-unsur kimia di dalamnya.
Keseimbangan ekosistem akan terjadi, bila komponen-komponen ekosistem dalam jumlah yang berimbang. Diantara komponen ekosistem disana terjadi interaksi, saling membutuhkan dan memberikan apa-apa saja yang menjadi kebutuhannya. Keseimbangan tersebut harus tetap terjaga sehingga akan menjadi keberlanjutan dan aliran energi dalam ekosistem akan tetap terjaga.
Pesan konstruktif disini dimaksudkan memberi perlindungan lingkungan rakyat. Disini jelas terlihat tingginya kebutuhan super visi yang matang dan jelas terhadap tata kelola lingkungan. Jangan sampai upaya peningkatan ekonomi negara menjadi jalan utama menyumbang polusi udara.
Berbagai aktivitas industri yang dapat merusak dan memonopoli segala macam sumber daya alam yang membuat kesengsaraan masyarakat menjadi tak terbendung. Kita dapat belajar dari maraknya pemberitaan kasus korupsi pertambangan timah dengan total angka kerugian lingkungan mencapai Rp 271,06 triliun yang mana kerugian lingkungan antara lain mencakup atas durasi waktu pencemaran, volume polutan, dan status lahan yang rusak.
Menurut perhitungan tersebut, total kerugian lingkungan dalam kasus korupsi timah terbagi atas kerugian kawasan hutan dan non-kawasan hutan. Kerugian dalam kawasan hutan mencakup kerugian dari segi ekologi, ekonomi lingkungan, dan biaya pemulihan, sedangkan kerugian non-kawasan hutan mencakup kerugian ekologis, ekonomi lingkungan, dan biaya pemulihan. Dalam konteks inilah, masyarakat perlu mengetahui secara detail kerusakan lingkungan yang terjadi dan seberapa besar dampak negatif yang ditimbulkan aktivitas pertambangan ini. Masyarakat umum penting untuk memahami literasi lingkungan secara komprehensif.
Kesadaran Rasionalitas
Perlu untuk terus disadari jika lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai elemen biologis dan abiotik yang mengelilingi organisme individual atau spesies, termasuk banyak yang berkontribusi pada kesejahteraannya. Lingkungan hidup alami merupakan lingkungan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber alam dan ekosistem dengan komponen-komponennya, baik fisik, biologis. Lingkungan hidup alami bersifat dinamis karena memiliki tingkat heterogenitas organisme yang sangat tinggi.
Disisi lain, ada pula yang Namanya lingkungan hidup binaan/buatan mencakup lingkungan buatan manusia yang dibangun dengan bantuan atau masukan teknologi, baik teknologi sederhana maupun teknologi modern. Selain itu ada yang disebut lingkungan hidup sosial terbentuk karena interaksi sosial dalam masyarakat. Lingkungan hidup sosial ini dapat membentuk lingkungan hidup binaan tertentu yang bercirikan perilaku manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dan masyarakat sangat erat dan saling mempengaruhi serta saling bergantung dan mempengaruhi.
Dalam tinjauan lebih lanjut, penting untuk memberikan dorongan kesadaran secara optimal kepada publik memahami lingkungan berkelanjutan. Makna berkelanjutan memiliki arti yang luas, yaitu kemampuan untuk melanjutkan sesuatu yang didefinisikan tanpa batasan waktu. Berkelanjutan dapat dimaksudkan dengan ketahanan, keseimbangan, keterkaitan. Lebih lanjut berkelanjutan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk bertahan melanjutkan suatu perilaku yang didefinisikan tanpa batas waktu.
World Commission on Environment and Development mendefinisikan berkelanjutan sebagai kemampuan memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Lingkungan berkelanjutan dapat diartikan segala sesuatu yang berada di sekeliling makhluk hidup yang mempengaruhi kehidupannya dengan kondisi terus terjaga kelestariannya secara alami maupun dengan sentuhan tangan manusia tanpa batasan waktu. Lingkungan berkelanjutan juga diartikan sebagai bagaimana pemenuhan kebutuhan sumber daya yang ada untuk generasi masa kini hingga masa depan tanpa mengorbankan kesehatan ekosistem yang menyediakannya.
Artinya lingkungan berkelanjutan dapat disimpulkan sebagai kondisi keseimbangan, ketahanan, dan keterkaitan yang memungkinkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya tanpa melebihi kapasitas ekosistem pendukungnya dan mampu beregenerasi untuk terus mampu memenuhi kebutuhan hingga di masa depan. Lingkungan berkelanjutan memiliki prinsip- prinsip dalam menekankan kelestarian seperti melindungi sistem penunjang kehidupan Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik.
Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem, serta menerapkan sistem rehabilitasi untuk ekosistem yang rusak. Untuk sumber daya tak terbarukan, penipisan sumber daya tak terbarukan harus memerlukan pengembangan pengganti terbarukan yang sebanding untuk sumber daya tersebut. Demi mewujudkan lingkungan berkelanjutan utamanya didasari oleh konsep ekologi. Dimana setiap komponen ekologi mulai dari yang terkecil tak boleh luput diperhatikan.
Mewujudkan lingkungan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan secara total kualitas hidup, baik sekarang maupun untuk masa depan, dengan memperhatikan tidak hanya ekologis saja, namun juga berbagai hal lain berupa social dan ekonomi. Hubungan timbal balik inilah yang penting dipelajari dalam peningkatan literasi ekologi kepada publik. Karena prinsip kerja ekologi secara utuh menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan manusia dengan semua komponen alam. Semua makhluk hidup pada konteks ini memegang perannya masing-masing dalam menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam.
***
*) Oleh : Haris Zaky Mubarak, MA., Peneliti dan Mahasiswa Doktoral Universitas Indonesia.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |