Kopi TIMES

Eldar Akhadov: Setelah 40 Tahun Menanti 

Rabu, 12 Juni 2024 - 16:16 | 47.96k
Eldar Akhadov penulis berbakat, penyair, dan penulis prosa asal Azerbaijan.
Eldar Akhadov penulis berbakat, penyair, dan penulis prosa asal Azerbaijan.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Masih segar dalam ingatan, Eldar Akhadov, pria Rusia bertubuh gempal, kelahiran Azerbaijan, 63 tahun 1 bulan yang lalu ini mengirimkan pesan singkat di gawai saya beberapa hari sebelum tanggal 6 Juni lalu, "Mohon kirimkan video pembacaan salah satu karya Alexander Pushkin dalam bahasa Indonesia, dan kirimkan video tersebut kepada saya" demikian pesan dari seorang penulis dan penyair hebat dari Rusia.

Eldar senang menerima video pembacaan salah satu karya epic Pushkin yang saya buat yang berjudul RUSLAN dan LYUDMILA dalam dua versi; rekaman video dan versi Podcast.

Advertisement

Eldar Akhadov dilahirkan pada 19 Juli 1960 di ibukota Baku, Azerbaijan dan enam bulan kemudian, tepatnya pada 24 Desember 1962, lahirlah Ilham Aliyev yang kini menjadi Presiden Azerbaijan kedua, meneruskan kepemimpinan ayahnya.

Ayah Eldar bernama Ali adalah seorang Insinyur Energi tidak menurunkan bakat seni dan menulis pada dirinya, demikian juga Sania ibunya  seorang ibu rumah tangga yang berasal dari Ras Tatar. Eldar Akhadov membawa darah Turki yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.

Eldar kecil sudah mulai merangkai kata-kata indah menjadi sebuah Puisi saat ia masih berusia 7 tahun 10 bulan.

Setelah lulus dari Sekolah No. 82 di Baku yang setara dengan Sekolah Menengah Atas, Eldar berusaha untuk dapat masuk Institut Kesusastraan Moscow, kampus paling bergengsi di Rusia. Namun yang dia hadapi adalah penolakan dengan kata-kata yang menyakitkan bahwa Eldar Tidak Memiliki Bakat dalam bidang kesusastraan.

Eldar kemudian melanjutkan pendidikan di jurusan pertambangan yang kemudian akan mengantarnya menjadi ahli pertambangan selama 24 tahun (1983 - 2019). Eldar muda menjelajah pegunungan Kaukasus, Siberia Taiga, hingga ke bagian paling Utara Uni Soviet.

Eldar seorang pemberani bahkan di usia yang masih sangat muda, ia bekerja sebagai ahli pertambangan hingga di kedalaman 2200 meter di bawah bumi dan di ketinggian 4500 meter di atas laut.Dia juga bekerja di gurun-gurun yang hanya bertemu manusia dalam radius 500 km.

Dari pengalamannya menemukan cadangan minyak bumi dan batu-batu berharga, namanya diabadikan sebagai nama kedua sungai, tempat ia menemukan deposit sumber daya alam tersebut.

Eldar Akhadov dikenal di dunia sebagai penulis berbakat, penyair, penulis prosa serta peneliti sastra yang telah didaulat sebagai Dewan maupun anggota kehormatan dari berbagai lembaga. Yang paling baru, Eldar dipercaya sebagai anggota kehormatan Persatuan Penulis Azerbaijan (2019) dan Kepala Dewan Koordinasi Organisasi Penulis Dunia (2024) 

Kerja keras pemenang berbagai penghargaan dari banyak negara ini kini dapat tersenyum bangga setelah buku-bukunya diterbitkan di Amerika Serikat, Mexico, Serbia, Mesir, China, India, dan tentu saja di Azerbaijan dan Russia dalam berbagai bahasa; Inggris, Spanyol, Italia, Serbia dan Russia.

Penolakan sebagai pemuda tidak berbakat pada tahun 1977 itu telah memotivasinya untuk meraih kesuksesan dengan kerja keras, fokus, dedikasi, integritas, serta penuh kesabaran.

40 tahun kemudian, Wakil Rektor dari Institut yang sama dan Kepala Jurusan Sastra Modern Russia, Professor Sergei Dmitrenko secara resmi memberikan nominasi kepada Eldar Akhadov atas penghargaan kesusastraan internasional sebagai penyair kontemporer terbaik Russia dalam karya berbahasa Russia.

Suami dari Lyubov dan ayah dari Roman, Maria, Ruslan dan Timur ini adalah penyuka Dolma, makanan khas dari Azerbaijan dan negara-negara di Asia Tengah, berupa nasi dengan campuran daging dan sayuran yang dicincang dan dibungkus dengan daun anggur yang sudah dipanaskan dengan olesan minyak zaitun, ini mirip dengan lemper.

Eldar seorang yang membumi dengan kehidupan kesehariannya, ia menyukai warna Jamrud untuk pakaian dan memancing adalah salah satu hobinya agar selalu dekat dengan alam 

Ketika ditanya, apa yang ia pikirkan tentang Indonesia, Eldar ingin sekali berkunjung ke Indonesia, negeri yang disebutnya sebagai Surga yang ada di dunia.
Eldar ingin melihat keindahan Candi Borobudur dengan mata kepalanya sendiri, kemudian bersilaturahmi dengan Sri Sultan Hamengku Buwono x untuk menyampaikan pesan moral dan sikap budayanya sebagai seorang keturunan Azerbaijan, negara di wilayah Kaukasia yang kebanyakan penduduknya adalah Muslim dan merasa sangat dekat dengan Indonesia, sebagai negara dengan umat Muslim terbesar di dunia dan untuk tempat belajar adat istiadat serta budaya yang beraneka ragam. (*)

Oleh: Nia S Amira

Budayawan

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES