Kopi TIMES

Tantangan dan Solusi Ketahanan Pangan di Indonesia

Jumat, 21 Juni 2024 - 09:01 | 283.92k
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, seharusnya mampu menjadi negara yang mandiri dalam produksi pangan. Namun, kenyataannya masih jauh dari harapan. 

Masalah ketahanan pangan di Indonesia menjadi perhatian serius yang terus dihadapi. Bahkan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan peningkatan infrastruktur.

Advertisement

Meskipun pertumbuhan ekonomi yang pesat dan potensi sumber daya alam yang besar, ketergantungan pada impor pangan masih tinggi, sementara distribusi yang tidak merata dan ancaman perubahan iklim terus menghadang. 

Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen bersama, Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan mandiri untuk masa depan yang lebih baik.

Tantangan 

Pertama, Ketergantungan pada impor. Meskipun Indonesia memiliki lahan yang subur, negara ini masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan, terutama beras dan gandum. Hal ini membuat harga pangan sensitif terhadap fluktuasi pasar global.

Kedua, Ketimpangan distribusi. Produksi pangan yang tidak merata antarwilayah sering menyebabkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Daerah-daerah tertentu sering mengalami kelangkaan sementara yang lain mengalami surplus.

Ketiga, Perubahan iklim. Perubahan pola cuaca, seperti musim kemarau yang panjang atau banjir yang tiba-tiba, sering mengganggu produksi pangan dan menyebabkan kerugian besar bagi para petani.

Keempat, Kemiskinan dan aksesibilitas. Masyarakat miskin sering kali tidak mampu mengakses pangan yang cukup dan bergizi karena harga yang tinggi atau akses yang terbatas ke pasar yang memadai.

Solusi yang Dapat Dilakukan

Pertama, Investasi dalam infrastruktur pertanian. Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam irigasi, jalan, dan transportasi agar dapat mendukung petani dalam meningkatkan produksi dan mengakses pasar dengan lebih mudah.

Kedua, Diversifikasi pertanian. Mendorong petani untuk beralih dari monokultur ke polikultur dan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dapat membantu mengurangi risiko produksi.

Ketiga, Penguatan sistem penyediaan pangan. Membangun sistem penyimpanan dan distribusi yang efisien dan andal dapat membantu mengurangi kerugian pasca panen dan memastikan pasokan pangan yang stabil.

Keempat, Pendidikan dan pelatihan. Memberdayakan petani dengan pengetahuan dan keterampilan baru, termasuk teknik pertanian yang berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang baik, dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian.

Kelima, Kebijakan pemerintah yang mendukung. Pemerintah perlu merancang kebijakan yang mendukung kemandirian pangan, seperti subsidi untuk input pertanian, regulasi yang menguntungkan petani kecil, dan insentif untuk inovasi dalam pertanian.

Masalah ketahanan pangan di Indonesia bukanlah tantangan yang tidak dapat diatasi. Dengan komitmen kuat dari pemerintah, kerjasama antar stakeholder, dan investasi yang tepat dalam sektor pertanian, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kedaulatan pangan yang lebih baik. 

Masa depan ketahanan pangan negara ini tergantung pada bagaimana kita mengelola sumber daya alam kita dengan bijak dan menghadapi tantangan global dengan strategi yang adaptif dan berkelanjutan.

***

*) Oleh : Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES