Kopi TIMES

Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur'an: Belajar dari Kisah Nabi Musa dan Bani Israil

Sabtu, 06 Juli 2024 - 06:33 | 15.70k
Mahmud Muhsinin, mahasiswa program studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahmud Muhsinin, mahasiswa program studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kisah Al-Qur’an memiliki makna dan pelajaran yang banyak. Kisah Al-Qur’an merupakan kisah yang bertujuan memberi nasehat dan pelajaran. sebab tujuan Al-Qur’an diturunkan oleh Allah agar menjadi pemberi peringatan, petunjuk dan pelajaran. Memahami kisah Al-Qur’an untuk kepentingan pendidikan karekter merupakan hal yang penting, dikarenakan pendidikan karekter menjadi kebijakan pendidikan nasional.

Mahmud Muhsinin, salah satu mahasiswa program studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang tertarik untuk mencoba menguraikan bagaimana kisah Nabi Musa dan Bani Israil yang ada dalam Al-Qur'an. Tidak hanya menjadi cerita sejarah, tetapi juga sebagai sumber nilai-nilai pendidikan karakter yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks pendidikan modern.

Advertisement

Kesabaran dan Keteguhan Hati adalah salah satu nilai utama yang ditemukan dalam kisah Nabi Musa. Dalam Surah Al-A'raf ayat 128, Nabi Musa mengajarkan umatnya untuk tetap bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan dan tidak berputus asa, kesabaran ini penting untuk diajarkan kepada siswa dalam menghadapi tantangan akademis dan kehidupan.

Kejujuran dan Keberanian juga menjadi nilai penting yang diajarkan oleh Nabi Musa. Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk berbicara dengan Fir’aun dengan lembut, namun tetap jujur dan berani. Kejujuran dan keberanian dalam menyampaikan kebenaran adalah nilai yang harus ditanamkan dalam sistem pendidikan.

Kepemimpinan dan Tanggung Jawab merupakan nilai lain yang sangat ditekankan dalam disertasi ini. Nabi Musa tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dalam memimpin Bani Israil keluar dari penindasan. Nilai kepemimpinan yang bertanggung jawab sangat relevan untuk dipelajari oleh para siswa sebagai calon pemimpin masa depan.

Kebersamaan dan Solidaritas juga menjadi salah satu sorotan utama dalam penelitianya. Kisah perjalanan panjang Bani Israil di padang pasir menunjukkan pentingnya solidaritas dan kebersamaan. Peduli terhadap lingkungan masyarakat menjadi hal yang harus ditumbuhkan dalam diri anak-anak didik kita. Baik dan buruknya lingkungan masyarakat harus menjadi perhatian setiap individu. Terus menjaga lingkungan masyarakat menjadi baik merupakan hal yang penting.

Belajar dan berilmu, Bani Israil mendapatkan kitab suci Taurat, bahkan Allah mengambil janji kepada mereka agar berpegang teguh kepada kitab suci Taurat. Hal ini menunjukkan pentingnya belajar secara serius dan sungguh-sungguh tentang ilmu-ilmu wahyu yang Allah turunkan kepada para Nabi. Belajar tentang ilmu-ilmu wahyu dari Allah menjadi hal yang penting untuk ditanamkan kepada anak-anak didik kita.

Muhsinin juga mengajukan rekomendasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kurikulum pendidikan di Indonesia seperti pentingnya pendidikan karakter yang harus menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar, dan kisah-kisah dalam Al-Qur'an dapat menjadi sumber inspirasi. Ia berharap akan semakin banyak akademisi yang tertarik untuk menggali nilai- nilai karakter dari kisah-kisah dalam Al-Qur'an dan mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan, sehingga dapat membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan memiliki karakter yang kuat.

***

*) Oleh: Mahmud Muhsinin, mahasiswa program studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES