Kopi TIMES

Pertamax Green, Solusi Indonesia dalam Mengurangi Pemanasan Global

Senin, 29 Juli 2024 - 09:30 | 26.48k
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Isu global warming atau disebut pemanasan global merupakan isu yang tidak habis-habisnya diangkat dari tahun ketahun oleh setiap Negara di dunia. Pemanasan global menyebabkan pergeseran iklim dan cuaca dunia. 

Pergeseran ini menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan seperti terjadinya kekeringan, kelangkaan, dan penurunan kualitas air karena cuaca panas yang berkepanjangan, hujan ektrim yang menyebabkan banjir, mencairnya sebagian es dikutub yang menyebabkan naiknya permukaan laut. 

Advertisement

Pemanasan global dimulai dari adanya tumpukan karbondioksida (CO2) dan polutan udara di atmosphere. Kumpulan ini menyebabkan radiasi sinar matahari terperangkap di bumi yang seharusnya dipantulkan ke luar angkasa. Terperangkapnya radiasi sinar matahari ini dikatakan buruk jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 

Pemanasan global tidak terjadi tiba-tiba tetapi telah dimulai saat revolusi industri. Pemanasan jangka panjang permukaan bumi yang saat ini kita rasakan berlebihan disumbangkan oleh kegiatan manusia yang diawali saat periode revolusi industri. 

Revolusi industri merupakan transformasi dalam usaha mencapai produksi dengan menggunakan mesin-mesin, baik tenaga penggerak maupun tenaga proses. Revolusi industri membawa kemajuan yang sangat pesat bagi peradaban manusia tetapi keburukannya adalah membawa pemanasan global. 

Pemanasan global berkepanjangan yang menyebabkan efek rumah kaca yang memerangkap panas dari radiasi matahari, berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti buangan kendaraan bermotor dan polutan udara dari industri. 

Akan tetapi, penggunaan bahan bakar fosil tidak dapat dihentikan karena bahan bakar fosil merupakan sumber energi utama dari dulu hingga sekarang. Peningkatan populasi manusia menyebabkan meningkatnya permintaan energi secara global. 

Penggunaan sumber energi terbarukan merupakan salah satu cara untuk dapat memenuhi permintaan global akan energi sehingga dapat mengurangi kebergantungan energi dari bahan bakar fosil. Salah satu energi terbarukan yang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bakar fosil adalah biofuel. Biofuel merupakan energi terbarukan karena berasal dari bahan organik yang mudah di dapat dan dapat di tumbuhkan kembali. 

Biofuel juga bersifat ramah lingkungan karena mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biofuel berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan no. 7 (energi yang terjangkau) dan no. 3 (aksi iklim) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Sebagian besar permintaan biofuel berasal dari negara-negara berkembang, terutama Brasil, Indonesia, dan India. Ketiga negara tersebut memiliki kebijakan biofuel yang kuat dan potensi bahan baku yang melimpah untuk memenuhi permintaan bahan bakar transportasi yang meningkat. Kebalikan dengan negara maju seperti uni Eropa, Amerika serikat, dan Jepang yang hanya memperkuat kebijakan transportasi dalam penggunaan energi alternatif tetapi volume penggunaan biofuel dibatasi oleh faktor-faktor seperti meningkatnya adopsi kendaraan listrik, peningkatan efisiensi kendaraan, tingginya biaya biofuel, dan keterbatasan teknis.

Pertamax Green 95 telah di luncurkan di Indonesia pada tahun 2023 sebagai salah satu usaha untuk mengurangi pemanasan global yang disumbangkan oleh polutan kendaraan bermotor. Pertamax Green 95 merupakan nama produk atau branding yang berasal dari biofuel (bahan bakar nabati) dengan kandungan ethanol 5% (E5) atau bioethanol 5%. Gasoline bioethanol ini merupakan bahan bakar nabati pertama di Indonesia yang diperuntukkan untuk kendaraan bensin dengan formulasi campuran bensin ditambah dengan kandungan bioethanol 5%. 

Produk pertamax green 95 ini akan masuk kepada segmen pasar RON 95 dan dapat digunakan untuk seluruh kendaraan baik mobil maupun motor dengan jenis bahan bakar bensin. Kandungan etanol 5% dari pertamax 95 berasal dari molase tebu yang berasal dari bahan nabati sehingga dapat dinobatkan sebagai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan.

Selain itu, keunggulan lainnya dari pertamax 95 adalah performa yang lebih baik dibandingkan pertamax RON 92. Penggunaan ethanol 5% membuat akselerasi kendaraan lebih responsif dalam mencapai kecepatan maksimal.

Molase tebu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioethanol karena memiliki kandungan gula yang tinggi. Proses pembuatan bioethanol dari tetes tebu dilakukan dengan metode Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSF). 

Proses hidrolisis tetes tebu dilakukan secara biologis dengan menggunakan Aspergillus niger dan Trichoderma viride, sedangkan proses fermentasi menggunakan konsorsium Saccaromyces cerevisiae-Pichia stipites dengan kondisi anaerobik dalam beberapa hari.

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES