Kopi TIMES

Memotret Kualitas Guru di Era Digital

Senin, 12 Agustus 2024 - 15:37 | 22.98k

TIMESINDONESIA, MALANG – Di era digital saat ini, kualitas guru menjadi salah satu pilar penting dalam membangun sistem pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman. Transformasi digital tidak hanya merubah cara siswa belajar tetapi juga menuntut pergeseran dalam pendekatan mengajar, metodologi, dan keterampilan yang dimiliki oleh para guru. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, guru tidak lagi hanya berperan sebagai pemberi ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator dalam proses pembelajaran yang lebih interaktif dan dinamis.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh guru di era digital adalah kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data dari UNESCO (2024), sekitar 60% guru di seluruh dunia merasa belum siap untuk menggunakan teknologi dalam pengajaran mereka secara efektif. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan memadai mengenai penggunaan alat digital dan platform pembelajaran daring, yang membuat mereka kesulitan dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa mereka.

Advertisement

Selain itu, ada tantangan dalam mengelola kelas yang sekarang menjadi lebih heterogen dengan adanya pembelajaran daring. Siswa memiliki akses yang berbeda terhadap teknologi dan internet, sehingga menciptakan kesenjangan digital. Menurut laporan dari World Bank, sekitar 1,6 miliar anak di seluruh dunia terpaksa belajar dari rumah selama pandemi, namun lebih dari sepertiga tidak memiliki akses ke alat-alat pembelajaran yang diperlukan. Hal ini menuntut guru untuk menemukan cara-cara kreatif agar semua siswa tetap bisa terlibat aktif dalam pembelajaran, terlepas dari keterbatasan akses mereka terhadap teknologi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Meski menghadapi berbagai tantangan, era digital juga membuka peluang besar bagi peningkatan kualitas guru. Teknologi menawarkan berbagai alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan pedagogis dan profesional guru. Platform pembelajaran online seperti Coursera, EdX, dan Khan Academy, menawarkan kursus dan materi yang dapat diakses guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara berkelanjutan.

Selain itu, era digital memungkinkan terjadinya kolaborasi dan pertukaran ide antara guru di berbagai belahan dunia. Melalui media sosial dan komunitas online, guru dapat berbagi praktik terbaik, mendapatkan umpan balik, dan mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan di kelas mereka. Sebuah studi dari Education Development Trust menunjukkan bahwa guru yang aktif terlibat dalam komunitas profesional online cenderung lebih percaya diri dan lebih berkompeten dalam mengimplementasikan pembelajaran digital.

Untuk meningkatkan kualitas guru di era digital, perlu ada dukungan yang lebih besar dari pemerintah dan lembaga pendidikan dalam menyediakan pelatihan dan sumber daya yang dibutuhkan. Menurut data dari OECD, negara-negara yang menginvestasikan lebih banyak dalam pelatihan dan pengembangan profesional guru cenderung memiliki hasil belajar siswa yang lebih baik. Investasi ini harus mencakup pelatihan dalam penggunaan teknologi, pengembangan kurikulum yang relevan, dan penyediaan infrastruktur teknologi yang memadai.

Selain itu, penting untuk mendorong inovasi dan eksperimen dalam metode pengajaran. Guru harus diberikan kebebasan dan dukungan untuk mencoba pendekatan baru dan menyesuaikan metode mereka sesuai dengan kebutuhan siswa. Studi yang dilakukan oleh McKinsey menunjukkan bahwa sekolah yang memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi dalam pengajaran biasanya lebih sukses dalam menghasilkan siswa yang siap menghadapi tantangan abad ke-21.

Untuk meningkatkan kualitas guru di era digital, kebijakan pemerintah dan infrastruktur pendidikan harus selaras dengan kebutuhan modern. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap sekolah memiliki akses ke teknologi yang memadai, termasuk perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran digital. Menurut laporan dari International Telecommunication Union (ITU, 2024), hanya sekitar 53% sekolah di negara berkembang yang memiliki akses ke internet, dibandingkan dengan 85% di negara maju. Ini menunjukkan perlunya investasi yang lebih besar dalam infrastruktur digital untuk menjamin akses yang merata bagi semua guru dan siswa.

Selain itu, kebijakan pendidikan harus mendukung pengembangan kurikulum yang relevan dengan tuntutan zaman. Kurikulum yang mengintegrasikan keterampilan digital, pemikiran kritis, dan pembelajaran berbasis proyek dapat mempersiapkan siswa untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat di dunia kerja. Sebuah studi oleh World Economic Forum (2024) menunjukkan bahwa 65% anak yang memasuki sekolah dasar saat ini akan bekerja di pekerjaan yang belum ada saat ini. Oleh karena itu, guru harus dipersiapkan untuk mengajar keterampilan yang fleksibel dan adaptif.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pembelajaran berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga kualitas guru di era digital. Guru harus didorong untuk terus mengembangkan diri melalui pelatihan, workshop, dan kursus online. Menurut data dari Center for Teaching Quality (2024), guru yang terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan cenderung lebih efektif dalam mengimplementasikan metode pengajaran inovatif dan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum dan teknologi.

Pemerintah dan lembaga pendidikan dapat mendukung inisiatif ini dengan menyediakan insentif dan dukungan finansial untuk pelatihan dan pengembangan profesional. Selain itu, kemitraan dengan perusahaan teknologi dapat membuka akses ke sumber daya dan alat terbaru yang dapat digunakan dalam pengajaran. Misalnya, kolaborasi antara sekolah dan perusahaan teknologi dapat menghasilkan program pelatihan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.

Pembentukan komunitas pembelajaran bagi guru dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan motivasi guru. Melalui kelompok diskusi, forum online, dan pertemuan reguler, guru dapat berbagi pengalaman, tantangan, dan solusi yang mereka temukan dalam proses pembelajaran. Penelitian dari University of Helsinki menunjukkan bahwa guru yang terlibat dalam komunitas pembelajaran cenderung lebih termotivasi dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menggunakan teknologi di kelas.

Komunitas ini juga dapat berfungsi sebagai platform untuk inovasi dan eksperimen dalam pengajaran. Dengan adanya dukungan dan kolaborasi dari sesama profesional, guru dapat mengembangkan metode dan strategi baru yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.

Menghadapi tantangan dan peluang di era digital, kualitas guru menjadi faktor penentu dalam mencapai sistem pendidikan yang unggul. Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam pengajaran, serta didukung oleh kebijakan dan infrastruktur yang tepat, guru dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam membentuk masa depan pendidikan. Transformasi ini tidak hanya memerlukan upaya individu dari para guru tetapi juga dukungan kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan demikian, investasi dalam peningkatan kualitas guru adalah investasi dalam masa depan generasi muda. Dengan guru yang berkualitas, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada kemajuan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

Kualitas guru di era digital sangat menentukan keberhasilan pendidikan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, peluang yang ditawarkan oleh teknologi digital memberikan kesempatan untuk memperbarui dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan dukungan yang tepat, guru dapat berkembang menjadi pendidik yang lebih adaptif, kreatif, dan inspiratif, yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan siswa untuk sukses di dunia yang semakin kompleks. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES