Pentingnya Pendidikan STEM dalam Meningkatkan Daya Saing Global
TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) telah menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan daya saing global di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2024, pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia semakin menyadari pentingnya penguatan pendidikan STEM sebagai strategi untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang yang ada di era revolusi industri 4.0 dan 5.0.
Melalui pendekatan ini, Indonesia berupaya tidak hanya meningkatkan kompetensi siswa dalam bidang sains dan teknologi tetapi juga meningkatkan kapasitas inovasi nasional yang pada gilirannya akan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
Advertisement
Pendidikan STEM tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dasar dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika, tetapi juga untuk membentuk keterampilan abad ke-21 seperti pemikiran kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan kolaborasi. Menurut data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2024, 70% dari pekerjaan masa depan akan membutuhkan keterampilan STEM, yang menunjukkan betapa pentingnya pendidikan ini dalam menghadapi tuntutan pasar tenaga kerja global yang terus berkembang.
Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi yang sedang berkembang, berada di persimpangan penting untuk memanfaatkan pendidikan STEM guna mendorong inovasi dan pembangunan ekonomi. Laporan dari World Economic Forum (WEF) tahun 2024 menempatkan Indonesia di peringkat ke-5 di Asia Tenggara dalam hal kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0, yang sebagian besar dipengaruhi oleh rendahnya penetrasi pendidikan STEM di tingkat sekolah dasar dan menengah.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Meskipun pemerintah telah berupaya mendorong pendidikan STEM, berbagai tantangan masih menghambat implementasinya secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu tantangan terbesar adalah ketimpangan akses terhadap pendidikan berkualitas di daerah perkotaan dan pedesaan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2024 menunjukkan bahwa hanya 30% sekolah di daerah pedesaan yang memiliki fasilitas laboratorium sains yang memadai, dibandingkan dengan 70% di daerah perkotaan. Hal ini menghambat kemampuan siswa di daerah pedesaan untuk belajar dan menguasai keterampilan STEM secara efektif.
Selain itu, kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dalam bidang STEM juga menjadi kendala utama. Menurut laporan Kemendikbudristek, hanya 40% guru di Indonesia yang memiliki kualifikasi untuk mengajar mata pelajaran STEM. Ini menunjukkan perlunya peningkatan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru agar mereka dapat mengajar STEM dengan lebih efektif dan inspiratif.
Pemerintah Indonesia, melalui berbagai inisiatif, telah berusaha mengatasi tantangan ini dan meningkatkan kualitas pendidikan STEM. Salah satu inisiatif penting adalah program "Merdeka Belajar" yang diluncurkan pada tahun 2020 dan terus diperkuat hingga tahun 2024. Program ini menekankan pada kebebasan bagi sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, termasuk penguatan mata pelajaran STEM.
Pada tahun 2024, "STEM for All Fondation" yang bertujuan untuk memperluas akses pendidikan STEM di daerah-daerah terpencil dan kurang berkembang. Program ini mencakup penyediaan infrastruktur digital, pelatihan guru, dan penyusunan kurikulum berbasis proyek yang mengintegrasikan sains, teknologi, teknik, dan matematika ke dalam pembelajaran sehari-hari. Data awal dari program ini menunjukkan peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan STEM hingga 25% di daerah-daerah yang sebelumnya kurang terjangkau.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Selain itu, kemitraan dengan sektor swasta dan industri juga menjadi kunci dalam memperkuat pendidikan STEM di Indonesia. Perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Google dan Microsoft, telah berkolaborasi dengan sekolah-sekolah dan universitas untuk menyediakan pelatihan, alat, dan sumber daya yang mendukung pengajaran STEM.
Program "Digital Talent Scholarship" yang diluncurkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah melatih lebih dari 500.000 peserta pada tahun 2024 dalam keterampilan digital dan STEM, yang diharapkan dapat mengisi kekurangan tenaga kerja terampil di sektor-sektor teknologi yang berkembang pesat.
Implementasi pendidikan STEM yang efektif memiliki dampak langsung terhadap peningkatan daya saing global Indonesia. Menurut laporan Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2024 yang diterbitkan oleh WEF, Indonesia naik dua peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari posisi ke-50 menjadi ke-48. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kemajuan dalam bidang inovasi dan teknologi, yang didorong oleh peningkatan kapasitas tenaga kerja muda yang terampil dalam bidang STEM.
Lebih lanjut, penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam program STEM cenderung memiliki hasil akademik yang lebih baik, dengan peningkatan rata-rata nilai ujian nasional sebesar 15% di mata pelajaran sains dan matematika. Hal ini tidak hanya meningkatkan pencapaian akademik individu tetapi juga memperkuat basis pengetahuan nasional yang diperlukan untuk bersaing di tingkat global.
Selain itu, penguatan pendidikan STEM juga berdampak pada peningkatan jumlah startup teknologi dan inovasi di Indonesia. Data dari Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) tahun 2024 menunjukkan peningkatan sebesar 30% dalam jumlah startup teknologi baru yang didirikan oleh lulusan program STEM dalam lima tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa pendidikan STEM tidak hanya meningkatkan keterampilan individu tetapi juga mendorong perkembangan ekosistem inovasi yang lebih luas.
Pendidikan STEM memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing global Indonesia di era revolusi industri yang terus berkembang. Meskipun tantangan dalam implementasinya masih ada, upaya pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan dalam memperkuat pendidikan STEM mulai menunjukkan hasil yang positif. Dengan terus mendorong akses yang merata, peningkatan kualitas pengajaran, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, pendidikan STEM di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong utama dalam membangun ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi yang kuat.
Dengan demikian, investasi dalam pendidikan STEM adalah investasi untuk masa depan Indonesia yang lebih kompetitif di kancah global. Generasi muda yang dilengkapi dengan keterampilan STEM akan lebih siap untuk menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang yang ada, sehingga membawa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |