Kopi TIMES

Partisipasi Siswa Perempuan dalam Bidang Sains dan Teknologi Digital

Senin, 26 Agustus 2024 - 22:11 | 51.06k
Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.
Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Partisipasi siswa perempuan dalam bidang sains dan teknologi digital (STEM) menjadi isu penting dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia, terutama di era revolusi industri 4.0. Meskipun telah terjadi kemajuan yang signifikan, kesenjangan gender dalam bidang STEM masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Pada tahun 2024, berbagai riset dan data menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan partisipasi siswa perempuan dalam bidang sains dan teknologi digital, berbagai hambatan masih menghalangi mereka untuk mencapai potensi penuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami tantangan yang ada, kemajuan yang telah dicapai, dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam STEM.

Secara global, dan khususnya di Indonesia, partisipasi perempuan dalam bidang STEM telah menjadi perhatian serius. Berdasarkan laporan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2024, jumlah perempuan yang memilih jurusan STEM di perguruan tinggi meningkat sekitar 12% dibandingkan lima tahun sebelumnya. Meskipun demikian, perempuan masih hanya menempati sekitar 35% dari total mahasiswa di bidang STEM, yang menunjukkan bahwa kesenjangan gender masih cukup lebar.

Advertisement

Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya partisipasi perempuan dalam bidang ini adalah stereotip gender yang masih kuat dalam masyarakat. Menurut riset dari beberapa lembaga pada tahun 2024, banyak siswa perempuan yang merasa kurang percaya diri untuk mengambil jurusan STEM karena pandangan bahwa bidang ini lebih cocok untuk laki-laki. Stereotip ini diperparah oleh kurangnya representasi perempuan dalam profesi STEM, yang membuat siswa perempuan sulit menemukan role model yang dapat menginspirasi mereka untuk terjun ke bidang ini.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tantangan lain yang dihadapi adalah akses terhadap pendidikan dan sumber daya yang mendukung pembelajaran di bidang sains dan teknologi digital. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa di daerah-daerah terpencil, fasilitas pendidikan seperti laboratorium sains dan akses internet masih sangat terbatas, yang berdampak pada rendahnya minat dan partisipasi perempuan dalam STEM. Selain itu, ada juga faktor budaya yang memengaruhi pilihan karier perempuan, di mana banyak keluarga masih lebih mendorong anak perempuan untuk memilih bidang studi yang dianggap lebih "aman" dan "feminin".

Isu lain yang tak kalah penting adalah ketidaksetaraan dalam kesempatan karier setelah lulus dari pendidikan STEM. Menurut survei dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tahun 2024, perempuan di bidang STEM masih mengalami diskriminasi dalam hal kesempatan kerja dan kenaikan jabatan. Hanya sekitar 20% perempuan yang bekerja di sektor teknologi digital yang berhasil mencapai posisi manajerial, meskipun mereka memiliki kualifikasi yang setara atau lebih tinggi dibandingkan rekan laki-laki mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kesenjangan gender dalam STEM bukan hanya masalah pendidikan tetapi juga masalah sistemik dalam dunia kerja.

Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, pemerintah Indonesia telah meluncurkan beberapa inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam bidang STEM. Salah satu program utama adalah "Girls in STEM" yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2023 dan terus diperkuat hingga tahun 2024. Program ini mencakup pelatihan, beasiswa, dan mentoring bagi siswa perempuan di seluruh Indonesia, dengan fokus khusus pada daerah-daerah yang tertinggal. Hasil dari program ini menunjukkan peningkatan partisipasi perempuan dalam kompetisi sains nasional sebesar 15%, yang menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, siswa perempuan dapat bersaing dan unggul di bidang STEM.

Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta juga memainkan peran penting. Perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, dan Telkom Indonesia telah bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan universitas untuk menyediakan program pelatihan dan workshop khusus bagi perempuan. Program-program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga membangun kepercayaan diri dan memberikan akses ke jaringan profesional di bidang teknologi. Misalnya, program "Women in Tech" pada tahun 2024 telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 10.000 siswa perempuan di seluruh Indonesia, dengan fokus pada coding, data analytics, dan kecerdasan buatan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Peningkatan partisipasi perempuan dalam STEM memiliki dampak yang sangat positif, baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan studi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2024, perempuan yang berkarier di bidang teknologi digital cenderung lebih inovatif dan memiliki kemampuan problem-solving yang lebih tinggi, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas perusahaan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Studi ini juga menunjukkan bahwa kehadiran perempuan dalam tim teknologi digital meningkatkan dinamika tim dan mendorong pendekatan yang lebih inklusif dalam pengembangan produk dan layanan.

Dari sisi sosial, partisipasi perempuan dalam STEM membantu memecahkan stereotip gender dan membuka jalan bagi generasi perempuan berikutnya untuk lebih percaya diri memilih karier di bidang ini. Ketika perempuan melihat contoh nyata dari keberhasilan perempuan lain di bidang STEM, mereka lebih mungkin untuk mengikuti jejak tersebut dan mengejar karier di bidang yang sama. Hal ini menciptakan efek domino yang dapat mengubah pandangan masyarakat secara keseluruhan tentang peran perempuan dalam sains dan teknologi.

Masa depan partisipasi perempuan dalam STEM di Indonesia sangat bergantung pada keberlanjutan inisiatif dan program yang ada saat ini, serta pada komitmen semua pemangku kepentingan untuk terus mendorong kesetaraan gender. Pendidikan yang inklusif, dukungan dari sektor swasta, dan kebijakan yang berpihak pada kesetaraan gender adalah kunci untuk memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berhasil di bidang STEM.

Lebih lanjut, perlu ada upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender dalam STEM. Kampanye publik, seminar, dan diskusi terbuka harus dilakukan secara berkala untuk menghilangkan stereotip dan mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam sains dan teknologi. Selain itu, pemerintah perlu terus memperkuat regulasi yang mencegah diskriminasi gender di tempat kerja, serta mendorong perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keberagaman dan inklusi.

Partisipasi siswa perempuan dalam bidang sains dan teknologi digital merupakan salah satu faktor kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, inovatif, dan berdaya saing. Meskipun tantangan masih ada, kemajuan yang telah dicapai menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, perempuan dapat berkontribusi secara signifikan di bidang STEM. Dengan terus mendorong partisipasi perempuan dan menciptakan lingkungan yang mendukung, Indonesia dapat membangun tenaga kerja yang lebih beragam dan siap bersaing di panggung global, sekaligus mewujudkan kesetaraan gender yang sesungguhnya di semua sektor kehidupan. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Malang (UNISMA), Penggiat Literasi dan Riset Manuskrip Nusantara.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES