Calon Pemimpin yang Dibutuhkan Kuantan Singingi

TIMESINDONESIA, RIAU – Bersempena pilkada serentak di tanah air, pada 27 November 2024, maka setiap provinsi, kabupaten dan kota telah mulai mempersiapkan diri dan berbenah untuk menjaring, memilih dan menetapkan paslon yang akan dipilih nantinya. Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah diantara kabupaten di Riau yang juga telah menetapkan tiga paslon untuk dipilih nantinya, setelah pendaftaran secara resmi ke komisi pemilihan umum (KPU) Kuansing.
Secara resmi terdapat tiga paslon yang telah mendaftar, yaitu pasangan Suhardiman Amby dan Mukhlisin (SDM) yang diusung partai Gerindra dan PKB dan Demokrat, Adam dan Sutoyo (AYO) yang diusung partai Golkar, PKS, PAN dan Nasdem, serta pasangan Halim dan Sardiyono (HS) yang diusung partai PDIP dan PPP.
Advertisement
Pilkada Kuansing kali ini cukup menarik dan mendebarkan, karena terdiri dari tiga paslon dengan warna dan corak yang cukup beragam, serta dukungan dari partai pengusung yang cukup menantang jika dilihat dari kursi keterwakilan parpol pengusung di DPDRD. Paslon SDM diwakili sebanyak 17 kursi (Gerindra,PKB dan Demokrat), AYO diwakili 13 kursi (Golkar, PKS, PAN dan Nasdem) dan HS dengan 5 (kursi PDIP dan PPP).
Suatu komposisi yang tidak asimetris, terutama koalisi HS yang jauh tertinggal berbanding koalisi SDM dan AYO. Namun, jumlah keterwakilan parpol pengusung di DPRD tidak selalu linear dengan jumlah suara yang akan memilih koalisi paslon bupati.
Dalam pengertian, pemilih yang memilih partai A dalam pemilu legislatif, tetapi dalam memilih paslon kepala daerah (gubernur, bupati/walikota) memilih paslon B yang bukan berasal atau diusung oleh partai A atau koalisi partai A, dan begitu seterusnya untuk pemilih yang lainnya.
Berkaitan dengan hal di atas, sebagian masyarakat sudah menjatuhkan pilihan pada pasangan tertentu dengan berbagai alasan yang menyertainya, namun sebagian lagi ada yang masih ragu-ragu dalam memilih paslon yang ada, yaitu yang masuk kategori pemilih di atas pagar. Dan mungkin segelintir lagi dengan porsi yagn lebih sedikit, jauh-jauh hari tidak berkeinginan untuk memilih alias golput.
Sebagai seorang anak jati diri Kuansing, penulis merasa terpanggil memberikan sumbangan pemikiran dan idea sesuai dengan kapasitas dan keilmuan yang dimiliki, untuk kriteria calon bupati periode 2024-2029, yang dibutuhkan oleh masyarakat dan nagori, dengan harapan dapat membantu pemilih yang masih ragu-ragu untuk memperkuat keyakinan memilih paslon yang ada.
Termasuk juga bagi pemilih yang sudah ingin golput untuk berbalik arah memilih paslon yang telah ditetapkan. Bisa juga bagi pemilih setia, untuk berfikir ulang dengan pilihannya yang sudah dianggap mantap sebelumnya.
Sebenarnya jika diperinci, terdapat banyak kriteria calon bupati ke depan. Namun, pada intinya mengerucut kepada dua point utama yang akan kita bahas secara lebih mendalam, yaitu berkaitan dengan kesejahteraan penduduk (sustainable community), dan kemajuan nagori (sustainable region).
Sehingga motto dan tagline yang lebih menusuk dan tepat sasaran, menurut hemat penulis adalah ‘Mensejahterakan Masyarakat dan Memajukan Nagori’. Jadi yang menjadi fokus perhatian dan utama adalah rakyatnya (people), baru setelah itu diikuti dengan pembangunan fisik dan lingkungan (nagori).
Sustainable Community (Masyarakat)
Dalam konteks ini, yang menjadi point utama adalah terwujudnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang unggul. Karena bagaimanapun, kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang akan sangat menentukan arah dan corak pembangunan Kuansing di masa yang datang.
Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, harus dimulai dari pembetukan individu yang berkualitas, yang akan dilanjutkan dengan terbentuknya keluarga yang cemerlang, gemilang dan terbilang, atau dalam bahasa syar’inya, keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah (samawa).
Keluarga yang samawa yang akan dapat menciptakan masyarakat Kuansing yang bermarwah, bermartabat dan unggul di masa yang akan datang. Jadi, dalam paradigma baru ini (sebenarnya bukan baru), SDM adalah titik tekan dan syarat utama untuk dapat merealisasikan Kuansing Emas pada tahun 2045 atau lebih cepat lagi sebelum itu.
Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari tiga aspek utama, yaitu; Pertama, dari peningkatan pendapatan masyarakat yang signifikan sesuai situasi dan kondisi terkini yang juga berkaitan erat dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang beraneka ragam dengan upah/gaji yang dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup (living cost).
Kedua, adalah dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat, yang dapat dicerminkan dengan semakin meningkatnya kualitas lulusan sekolah formal, mulai dari TK, SD, hingga Perguruan Tinggi. Berapa persen penduduk Kuansing yang masih buta huruf dan tidak pandai membaca, menulis dan berhitung (calistung).
Berapa persen angka partisipasi sekolah? Berapa persen yang menamatkan Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat), dari total jumlah penduduk? Berapa jumlah rasio guru dan jumlah murid. Bagaimana kualitas dan kompetensi guru yang mengajar? Berapa jumlah gedung sekolah berbanding jumlah penduduk. Dan seterusnya.
Ketiga, adalah semakin sehatnya masyarakat, yang dapat dilihat dari data statistik dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expetancy) penduduk Kuansing. Keadaan ini bisa ditelusuri lebih jauh lagi, dengan memetakan jumlah fasilitas kesehatan yanga ada (rumah sakit, puskesmas, klinik), jumlah tenaga kesehatan, dan mutu pelayanan. Keadaan ini juga berkaitan erat dengan pendapatan penduduk dan tingkat pendidikan.
Sustainable Region
Point kedua ini berkaitan dengan visi dan misi pembangunan fisik dan lingkungan dalam rangka merealisasikan kemajuan nagori. Hal ini dapat diwujudkan dengan pembangunan infrastruktur dasar yang mencukupi, baik dari aspek kuantitas maupun kualitas.
Infrastruktur dasar yang diperlukan adalah berkaitan dengan energi dan sumberdaya listrik (penerangan) yang akan sangat bermanfaat untuk mengerakkan berbagai aktivitas kehidupan; ekonomi, sosial, budaya, keagamaan, pertahanan dan keamanan. Tanpa adanya energi dan listrik, kehidupan tidak bisa berjalan dengan normal.
Kemudian, adalah infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan (sungai) dan yang terkait dengannya, yang akan membantu mobilitas penduduk, barang dan jasa dari satu tempat ke tempt lainnya di Kuansing, serta antar kabupaten. Calon pemimpin ke depan harus dapat membaut peta jalan (road map) yang tepat dan efisien untuk memastikan jalan dan turunannya yang mencukupi dari aspek kuantitas dan kualitas, mulai dari ibukota kabupaten, kecamatan hingga ke pelosok desa dan kampung, mulai dari hulu kuantan di bagian mudiak, hinga di cerenti di bagian ulak, dari singingi hilir hingga ke logas tanah darat, dan seterusnya diseluruh kecamatan secara merata dan berkeadilan di Kuansing.
Seterusnya adalah persedian air bersih dan sanitasi yang memadai bagi masyarakat dan juga industri. Ketersediaan fasilitas air bersih sangat penting untuk kesehatan masyarakat, baik untuk sumber air minum, memasak, mencuci pakaian, membersihkan alat-alat rumah tangga, mencuci kendaraan dan lain-lain keperluan yang semakin beragam dan banyak di era modern. Bahkan permintaan air bersih di jaman sekarang, lebih tinggi dari kebutuhan air bersih.
Termasuk kebutuhan air bersih untuk industri yang semakin meningkat, sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Hampir semua industri memerlukan air bersih yang semakin banyak, seperti; industri makanan,minuman, perdagangan dan jasa (rumah makan, restoran, hotel, homestay), manufaktur, pengolahan, dan yang lainnya. Air bersih juga sangat diperlukan di bidang pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambangan.
Terakhir, adalah ketersediaan infrastruktur lingkungan yang meliputi drainase, toilet umum, dan tempat pembuangan sampah yang representatif di Kuansing, mulai dari ibukota kabupaten hingga ke kecamatan dan pedesaan secara merata dan berkeadilan. Untuk ibukota Kuansing, sudah selayaknya memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang berkualitas.
Pemimpin Kuansing masa depan, seharusnya memiliki visi jauh ke depan untuk kedua point di atas yang bisa terlihat dari rencana program yang berkualitas, motto dan tagline secara umum, prioritas yang akan dilakukan serta terobosan yang akan diambil untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan solusi serta antisipasi dalam bentuk kreativitas dan inovasi yang akan dihadirkan dan dipersembahkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan nagori. (*)
***
*) Oleh : Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env., Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |