Kopi TIMES

Pilkada Purbalingga 2024, Antara Harapan Baru vs Berkelanjutan, Siapa Kuat?

Minggu, 22 September 2024 - 09:22 | 106.52k
Imam Fauzi Surahmat, S.AB, M.AB, Pengamat politik
Imam Fauzi Surahmat, S.AB, M.AB, Pengamat politik
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Pilkada Purbalingga 2024 kali ini bisa dikatakan pertarungan pemungkas antara perubahan dan berkelanjutan. Ini adalah rematch ke 3 pilkada sedari 2015, 2020, dan sekarang 2024 dengan narasi yang relatif tidak berubah. Yaitu pertarungan ‘elclasico’ antara harapan baru vs berkelanjutan.

Lalu siapakah yang akan memenangkan ronde ke tiga ini di 2024? Apakah masih cukup kuat petahana seperti dua kemenangan sebelumnya, atau justru ada kejutan baru oleh pengusung harapan baru ini?

Advertisement

Jika merujuk pada hasil akhir di dua pilkada sebelumnya, maka ada fakta yang menarik, dimana di 2015 pasangan Tasdi Tiwi memperoleh kemenangan dengan 54,51% dan lawannya pasangan Sugeng Sucipto mendapatkan 45,49%, selisih 9,02%

Dan pada pilkada 2020 pasangan  Tiwi Sudono vs Oji Jeni prosentase kemenangannya adalah 54,74% vs 45,26% selisihnya adalah 9,48 %. Artinya di dua pilkada tersebut fakta uniknya bahwa gap kemenangan dua kali berturut turut arus petahan/berkelanjutan (Tiwi) ada di kisaran angka yang identik yaitu 9%'an. 

Ini bisa diartikan secara sederhana bahwa di dua pilkada tersebut arus zona nyaman selalu unggul 9% dari arus perubahan/harapan baru.

Lalu bagaimana kira kira proyeksi pada pilkada 2024 ini? Apakah masih akan sama seperti pada dua pilkada sebelumnya  atau berubah? 

Jika melihat pada dua trend kecenderungan diatas, maka kemungkinan besar tidak ada perubahan yang cukup berati, dimana di atas kertas peluang arus berkelanjutan akan kembali memenangkankanya. Pun hasil akhir pilkada 2024 ini nantinya kemungkinan tidak akan berbeda jauh dari dua pilkada sebelumnya tersebut, yaitu gap kemenangan relatif stag ada di range 7% sampai 9% an.

Ada dua hal yang bisa menjadi landasan analisis akan proyeksi tersebut. Pertama adalah fakta akan gap kemenangan yang ada yaitu 9% pada dua pilkada berturut turut bukanlah angka yang kebetulan. Sangat dimungkinkan perolehan suara arus perubahan di kisararan 45% adalah angka representasi maximum vote (pemilih maksimal/angka mati) arus perubahan. 

Angka itu relatif sulit berubah jika melihat fenomena politik hari ini dimana isu isu yang berkembang tidak berbeda jauh dari isu isu pada dua pilkada yang telah lalu. Ketiadaan faktor extrem perubah peta suara sampai pada detik ini juga mempersulit kemungkinan bertambahnya angka dukungan arus perubahan tersebut.

Alasan kedua adalah pada figur pasangan penatang, di mana rumus sederhana dalam memenangakan kontesasi pilkada ketika head to head dengan petahana adalah harus adanya keunggulan yang jauh segalanya di atas incumbent baik dari sisi personal figurnya, kapabilitas, dan kompetensi kandidat. 

Dukungan partai pengusungnya dan yang mendasar adalah keunggulan elektibiltasnya harus tervalidasi jauh melebihi elektabilitas petahana, jika merujuk pada figur penatang pada pilkada 2020 yang lalu diyakini pasangan oji jeni bisa dikatakan lebih mumpuni dibandingkan dengan pasangan arus perubahan di 2024 kali ini. 

Yang terlihat masih cukup newbie di kontestasi politik, disisi yang lain pasangan petahana dengan privilegenya tentu dimungkinkan jauh lebih mapan dan kuat jika dibandingkan pada dua pilkada sebelumnya. Terlebih lagi tidak ada blunder yang cukup berarti yang dilakukan oleh petahana selama menjabat. 

Namun tentunya, pilkada yang masih menyisakan waktu setidaknya dua bulan ke depan masih akan terus berjalan dengan segala dinamisasinya. Segala sesuatu masih sangat mungkin terjadi adanya perubahan sampai 27 November 2024. (*)

* Oleh Imam Fauzi Surahmat, S.AB, M.AB, Pengamat politik

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES