Mewujudkan Komitmen Lingkungan dalam Pilkada Maluku Utara 2024

TIMESINDONESIA, MALUKU UTARA – Pilkada Maluku Utara tahun 2024 mendatang adalah momen penting untuk menyoroti isu lingkungan yang sering kali terpinggirkan. Wilayah ini kaya akan sumber daya alam, tetapi menghadapi ancaman serius dari eksploitasi tambang, pencemaran laut, hingga krisis iklim yang semakin nyata. Maluku Utara membutuhkan pemimpin yang benar-benar memahami dan berkomitmen menjaga lingkungan, bukan sekadar mengejar keuntungan ekonomi sesaat.
Pertambangan di Maluku Utara menjadi salah satu sumber pendapatan daerah, namun sering kali meninggalkan kerusakan ekologis yang mendalam. Air dan tanah tercemar, hutan rusak, dan masyarakat di sekitar tambang kehilangan akses terhadap sumber daya alam yang selama ini menopang kehidupan mereka.
Advertisement
Di sisi lain, kawasan pesisir semakin terancam oleh pencemaran plastik, perusakan terumbu karang, dan kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim. Daerah pesisir ini adalah jantung dari ekosistem laut yang mendukung mata pencaharian banyak orang, terutama nelayan tradisional.
Pilkada 2024 seharusnya menjadi momen bagi calon kepala daerah untuk mengambil sikap tegas terkait masalah lingkungan. Sayangnya, komitmen mereka seringkali terjebak pada retorika tanpa tindakan nyata.
Beberapa pemimpin hanya memprioritaskan pembangunan ekonomi melalui investasi pertambangan besar-besaran, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.
Kebijakan pengelolaan lingkungan yang ada sering kali kurang efektif. Misalnya, pengelolaan limbah tambang yang tidak memadai mengakibatkan pencemaran sungai dan laut yang digunakan oleh masyarakat setempat. Selain itu, penanganan masalah sampah plastik masih minim, meskipun pencemaran laut di Maluku Utara sudah sangat mengkhawatirkan.
Pemimpin yang hanya fokus pada pembangunan fisik tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan akan meninggalkan masalah besar bagi generasi mendatang.
Calon kepala daerah harus memiliki rencana konkret yang mencakup pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pengurangan emisi karbon, perlindungan terhadap hutan dan pesisir, serta program pendidikan lingkungan bagi masyarakat.
Pengelolaan tambang yang bertanggung jawab, pengembangan energi terbarukan, dan penegakan hukum lingkungan yang tegas adalah langkah-langkah nyata yang seharusnya menjadi prioritas.
Komitmen terhadap lingkungan bukan sekadar janji politik, tetapi kewajiban moral. Masyarakat Maluku Utara berhak mendapatkan pemimpin yang melindungi tanah, laut, dan udara mereka dari kerusakan lebih lanjut. (*)
***
*) Oleh : Ririn Nadia Thamrin, S.M., M.M.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |