Inklusivitas di Indonesia: Lebih dari Sekadar Jargon, Menciptakan Realitas Baru

TIMESINDONESIA, MALANG – Inklusivitas di Indonesia merupakan isu yang semakin relevan, terutama dalam konteks sosial, pendidikan, dan kebijakan publik. Secara sederhana, inklusivitas adalah upaya untuk menciptakan masyarakat yang terbuka dan menghargai keberagaman tanpa diskriminasi, di mana setiap individu atau kelompok, baik dari latar belakang etnis, agama, gender, maupun kemampuan fisik, dapat berpartisipasi secara penuh dalam semua aspek kehidupan. Di Indonesia, prinsip inklusivitas mencakup pengakuan atas perbedaan dan keragaman yang melekat dalam masyarakat, serta upaya untuk mengatasi ketimpangan yang disebabkan oleh perbedaan tersebut.
Namun, meskipun gagasan inklusivitas telah disadari dan mulai diintegrasikan dalam berbagai sektor, tantangan besar masih menghadang penerapannya. Salah satu tantangan utama adalah adanya kesenjangan antara idealisme inklusivitas dengan realitas di lapangan. Di beberapa wilayah, kelompok-kelompok tertentu masih mengalami diskriminasi, baik dalam sektor pendidikan, pekerjaan, maupun layanan publik. Sebagai contoh, dalam dunia pendidikan, implementasi pendidikan inklusif yang seharusnya memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, masih sering terganjal oleh kurangnya fasilitas dan pelatihan bagi tenaga pengajar.
Advertisement
Di sisi lain, Indonesia juga berupaya mendorong inklusivitas dalam kebijakan publik, khususnya dalam konteks politik dan ekonomi. Pemerintah berusaha membuat kebijakan yang lebih inklusif dengan melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk kelompok marginal. Namun, hasilnya belum selalu optimal, karena praktik diskriminatif masih kerap terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di sektor ekonomi, upaya untuk menciptakan kesetaraan bagi semua masyarakat sering kali terhambat oleh sistem yang cenderung berpihak kepada kelompok yang lebih dominan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Penerapan inklusivitas yang sejati membutuhkan lebih dari sekadar regulasi formal; ia memerlukan perubahan paradigma dan budaya. Masyarakat harus lebih sadar akan pentingnya inklusivitas dan secara aktif menghilangkan stigma serta bias yang ada. Dalam konteks global, Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam hal penerapan inklusivitas, yang menjadikan hal ini tantangan besar untuk segera diatasi. Inklusivitas di Indonesia memerlukan langkah-langkah konkrit yang melibatkan semua pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil. Dengan demikian, inklusivitas tidak hanya menjadi jargon semata, tetapi juga menjadi realitas yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat tanpa kecuali.
Inklusivitas di Indonesia harus tercapai karena pentingnya menciptakan masyarakat yang adil, setara, dan menghargai keragaman. Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman etnis, agama, bahasa, dan budaya yang sangat besar. Tanpa penerapan prinsip inklusif, kelompok-kelompok minoritas dapat terpinggirkan dan mengalami diskriminasi, yang pada akhirnya menciptakan ketimpangan sosial dan merusak persatuan bangsa. Inklusivitas juga diperlukan untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi, tanpa memandang latar belakang mereka. Dengan demikian, masyarakat yang inklusif akan lebih tangguh dan bersatu dalam menghadapi tantangan global.
Dampak dari tercapainya inklusivitas sangat signifikan, terutama dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Di bidang sosial, masyarakat yang inklusif akan lebih harmonis karena semua anggotanya merasa dihargai dan diakui keberadaannya. Hal ini akan mengurangi konflik antar kelompok dan meningkatkan solidaritas. Secara ekonomi, inklusivitas dapat meningkatkan produktivitas karena semua orang, termasuk kelompok-kelompok yang selama ini termarginalisasi, dapat berkontribusi secara penuh terhadap pembangunan ekonomi. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang siap menghadapi tantangan global.
Selain itu, di bidang politik, inklusivitas memungkinkan partisipasi yang lebih luas dari berbagai lapisan masyarakat, yang akan menghasilkan kebijakan yang lebih representatif dan berkeadilan. Sebagai negara demokrasi, Indonesia harus memastikan bahwa seluruh warganya memiliki suara dan berperan dalam pengambilan keputusan. Dengan inklusivitas, tidak ada lagi kelompok yang terpinggirkan dari proses politik, sehingga legitimasi pemerintah akan semakin kuat.
Pada akhirnya, tercapainya inklusivitas akan membawa dampak positif yang besar, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi bangsa secara keseluruhan. Sebuah masyarakat yang inklusif tidak hanya menjamin hak-hak setiap warganya, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus mendorong penerapan inklusivitas dalam semua aspek kehidupan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*) Penulis: Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |