Kebudayaan dan Bahasa: Pilar Diplomasi Global Indonesia
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, memiliki modal besar dalam pembangunan berkelanjutan. Kebudayaan Indonesia bukan hanya merupakan warisan leluhur, tetapi juga fondasi kuat dalam mendukung visi Indonesia Maju.
Pemajuan kebudayaan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memberikan pijakan penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan krisis sosial ekonomi.
Advertisement
Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, kebudayaan bukan hanya soal identitas, tetapi juga merupakan modal sosial, ekonomi, dan politik yang dapat menjadi pendorong kemajuan bangsa.
Setelah 32 tahun penantian, akhirnya Indonesia mengesahkan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan pada 2017, yang memberi landasan kuat bagi perlindungan, pengembangan, dan diplomasi budaya. Hal ini penting untuk mempertahankan keberlanjutan kebijakan kebudayaan, terutama di tengah dinamika politik dan pergantian pemerintahan.
Sejak 2019, Indonesia telah melakukan transformasi dalam tata kelola kebudayaan, mendorong pemerintah berperan sebagai fasilitator, yang memberi ruang bagi masyarakat dan pegiat budaya untuk berpartisipasi secara aktif.
Salah satu inisiatif penting adalah penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang melibatkan masyarakat dari 458 kabupaten/kota. Proses ini memastikan bahwa kebijakan budaya mencerminkan aspirasi lokal, dengan melibatkan para tokoh budaya dan akademisi setempat.
Upaya ini diperkuat dengan hadirnya Dana Abadi Kebudayaan atau Dana Indonesiana, yang mendukung berbagai kegiatan kebudayaan di seluruh Indonesia, termasuk di daerah terpencil. Dana ini tidak hanya membantu menyelenggarakan acara budaya seperti Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) dan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), tetapi juga memperkuat kelembagaan dan kapasitas pelaku budaya lokal.
Misalnya, Festival Film Purbalingga yang didukung Dana Indonesiana berhasil menyusun kurikulum pelatihan film, menciptakan model berkelanjutan yang melibatkan pemuda desa dalam pengembangan budaya.
Selain itu, Indonesia terus melindungi warisan budaya, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Hingga saat ini, 221 obyek telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional, dan berbagai warisan budaya Indonesia telah diusulkan ke UNESCO, meningkatkan posisi Indonesia di kancah internasional.
Di samping itu, pendirian Indonesian Heritage Agency (IHA) pada 2023 memperkuat peran museum dan cagar budaya dalam melestarikan dan memanfaatkan warisan budaya Indonesia.
Salah satu pencapaian penting Indonesia dalam pemajuan kebudayaan adalah upaya repatriasi benda-benda bersejarah dari Belanda. Sejak 2021, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Belanda untuk mengembalikan koleksi benda-benda bersejarah, sebagai bagian dari upaya pemulihan identitas nasional.
Upaya ini tidak hanya melibatkan konservasi dan penelitian berkelanjutan, tetapi juga menyusun program pendidikan dan kegiatan interaktif untuk mengedukasi masyarakat mengenai nilai historis benda-benda tersebut.
Di samping itu, Indonesia juga aktif mengembangkan program Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) dan berbagai kegiatan kebudayaan yang melibatkan generasi muda, seperti Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dan Belajar Bersama Maestro (BBM). Program-program ini menjadi sarana penting dalam memperkuat partisipasi masyarakat dan diplomasi budaya Indonesia di tingkat global.
Tidak hanya di bidang kebudayaan, pemerintah Indonesia juga terus berupaya memperkuat diplomasi global melalui bahasa. Salah satu pencapaian terbesar adalah pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO pada 2023. Hal ini memperkuat posisi bahasa Indonesia di dunia internasional.
Kemendikbudristek juga aktif mempromosikan program pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), yang kini telah diadopsi oleh 56 negara dengan lebih dari 183 ribu pembelajar aktif.
Melalui kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, Indonesia berharap dapat memperluas jangkauan program ini hingga ke 128 perwakilan RI di 94 negara pada tahun 2045, menandai langkah penting dalam diplomasi budaya global.
Selain mempromosikan bahasa Indonesia, Kemendikbudristek juga meluncurkan program Revitalisasi Bahasa Daerah untuk menahan laju kepunahan berbagai bahasa daerah di Indonesia. Program ini mencakup pelestarian bahasa daerah melalui dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI), dokumentasi, serta pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa daerah.
Kemendikbudristek juga berkomitmen untuk meningkatkan literasi melalui program Buku Bacaan Bermutu, yang menyediakan buku digital dan komik untuk anak-anak di berbagai wilayah Indonesia. Pada tahun 2024, lebih dari 21 juta eksemplar buku akan dikirimkan ke 35 ribu sekolah dasar sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemampuan literasi nasional.
Melalui berbagai inisiatif di bidang kebudayaan dan bahasa, Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk memajukan kebudayaan sebagai pilar penting diplomasi global. Program-program seperti Residensi Pemajuan Kebudayaan, yang melibatkan pelaku budaya dari berbagai negara, menjadi contoh bagaimana Indonesia memanfaatkan kekayaan budaya untuk memperluas jaringan internasional dan meningkatkan peran di panggung global.
Pemajuan kebudayaan dan bahasa ini tidak hanya memperkuat identitas nasional, tetapi juga membuka jalan bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam percaturan dunia.
***
*) Oleh : Hatib Rachmawan, Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |