Kopi TIMES

Hedonisme Siswa: Antara Kesenangan dan Tanggung Jawab

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 00:24 | 34.98k
Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara
Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kegiatan belajar mengajar tahun pelajaran 2024-2025 sudah berjalan beberapa bulan. Banyak guru yang mengeluhkan beberapa sikap siswa yang makin marak. Mulai dari tawuran sampai sikap hedonisme di kalangan siswa. Istilah "hedonisme" ini bukan hanya berlaku di kalangan guru namun berlaku juga untuk siswa. Dan pastinya kita semua sudah akrab dengan istilah tersebut. 

Hedonisme, yang secara sederhana berarti pencarian kesenangan dan menghindari dari rasa sakit, sepertinya menjadi salah satu cara hidup banyak remaja masa kini. Tapi pertanyaannya yaitu apakah benar hedonisme itu baik untuk kita, atau memang justru merugikan.

Advertisement

Mari kita lihat dari sudut pandang yang lebih dekat. Sebagai siswa dengan segala energi dan semangat mudanya, seringkali terjebak dalam gaya hidup yang terlalu mengutamakan kesenangan. Mulai dari nongkrong di kafe, berbelanja baju terbaru, hingga mengikuti tren media sosial yang kadang bisa membuat kita lupa waktu dan tanggung jawab. Tentu saja, bersenang-senang itu penting. Tapi, apakah kita sudah menemukan keseimbangan antara kesenangan dan kewajiban?

Hedonisme dalam Batas yang sehat

Menghabiskan waktu dengan teman-teman, menikmati musik, atau mengikuti acara-acara seru adalah bagian dari pengalaman hidup yang berharga. Hidup ini singkat, dan masa muda adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi berbagai hal baru. Namun, ada kalanya kesenangan yang kita cari justru membawa dampak negatif. Misalnya, saat kita terlalu asyik bersenang-senang sampai mengabaikan tugas sekolah atau bahkan kesehatan kita sendiri.

Siswa sering kali merasa tertekan untuk tampil "keren" dan mengikuti tren terbaru. Di sinilah peran media sosial sangat besar. Dengan melihat kehidupan glamor orang lain di platform seperti Instagram atau TikTok, kita jadi merasa terdesak untuk melakukan hal yang sama. Tentu saja, hal ini bisa membuat kita menghabiskan uang tanpa berpikir panjang. Mulai dari pakaian mahal hingga makanan trendy, semua demi untuk mendapatkan "likes" dan pengakuan.

Dampak Negatif Hedonisme

Tanpa disadari, perilaku hedonis ini bisa menimbulkan masalah. Ketika kesenangan menjadi prioritas utama, prestasi akademis seringkali terabaikan. Tugas menumpuk, nilai turun, dan stres pun mulai menghampiri. Belum lagi masalah keuangan. Menghabiskan uang untuk kesenangan jangka pendek bisa membuat kita terjebak dalam hutang, yang tentunya tidak ingin dialami oleh siapapun, terutama di usia muda.

Tak hanya itu, gaya hidup hedonis juga bisa berujung pada masalah kesehatan. Ketika kita terlalu asyik dengan makanan cepat saji, minuman manis, atau begadang untuk bersenang-senang, kesehatan fisik dan mental kita bisa terganggu. Masalah tidur, kecemasan, dan depresi semakin umum di kalangan remaja, dan sering kali berkaitan dengan gaya hidup yang tidak seimbang.

Mencari Keseimbangan

Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa menikmati hidup tanpa terjebak dalam hedonisme yang berlebihan. Kuncinya adalah keseimbangan, menemukan waktu untuk bersenang-senang, tetapi tetap menghargai tanggung jawab kita sebagai siswa.

Yang pertama kita harus bisa mengatur waktu dengan membuat jadwal yang mencakup waktu untuk belajar dan bersenang-senang. Dengan manajemen waktu yang baik, kita bisa tetap fokus pada tugas sekolah sambil menikmati waktu dengan teman-teman.

Kemudian siswa juga harus pandai memilih kegiatan yang positif: Alih-alih menghabiskan waktu di tempat yang kurang produktif, pilihlah kegiatan yang bisa meningkatkan skill atau pengetahuan kita. Misalnya, bergabung dengan klub, mengikuti workshop, atau belajar hal baru secara online.

Selanjutnya siswa harus bisa bersosialisasi dengan Bijak. Mencari teman yang baik akan mendukung kita untuk berprestasi. Carilah teman-teman yang memiliki visi dan tujuan yang sama, sehingga kita bisa saling mendukung dalam menjalani hidup yang seimbang.

Dan yang terakhir yaitu siswa harus ingat tujuan jangka panjang: Ingatlah bahwa masa muda ini adalah fondasi untuk masa depan. Dengan tetap fokus pada cita-cita dan impian, kita bisa lebih termotivasi untuk tidak terjebak dalam kesenangan sesaat.

Hedonisme siswa adalah fenomena yang tak terhindarkan di era modern ini. Bersenang-senang adalah bagian penting dari kehidupan, tetapi perlu diingat bahwa ada waktu dan tempat untuk semua itu. Menemukan keseimbangan antara kesenangan dan tanggung jawab adalah kunci untuk menjalani masa muda yang penuh warna tanpa mengorbankan masa depan kita.

Mari kita nikmati masa muda ini dengan bijak, tetapi jangan sampai kesenangan yang kita cari justru membuat kita kehilangan arah. Mari kita jadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran, agar bisa tumbuh menjadi individu yang tidak hanya menikmati hidup, tetapi juga siap menghadapi tantangan di masa depan.

***

*) Oleh : Hery Setyawan, M.Pd., Guru di SMPN 42 Jakarta dan Guru Penggerak Angkatan 8 Jakarta Utara.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES