Kopi TIMES

Pemuda dan Pilkada 2024

Selasa, 29 Oktober 2024 - 03:11 | 20.73k
Mukani, Guru Madrasah Aliyah Pesantren Seblak dan Dosen STIT Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang
Mukani, Guru Madrasah Aliyah Pesantren Seblak dan Dosen STIT Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Indonesia digelar setiap 28 Oktober. Ini merujuk dari ikrar yang diucapkan dalam Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928.

Berbagai seremonial pun digelar di seluruh penjuru negeri. Baik berupa upacara bendera, berbagai perlombaan ataupun diskusi ilmiah. 

Advertisement

Namun, substansi pemuda tempo dulu belum mampu hadir kembali dalam diri pemuda masa sekarang. Setidaknya, itu direfleksikan dengan masih belum idealnya kontribusi pemuda bagi pembangunan. 

Peran Signifikan

Kajian serius tentang relasi pemuda dengan daerah tidak pernah habis. Mulai Indonesia masa kolonial hingga sekarang. Bahkan pada beberapa dekade ke depan. 

Ini menunjukkan urgensi peran pemuda bagi perjalanan ke depan memang sangat signifikan. Baik dalam skala kedaerahan hingga skala nasional. Pepatah kuno pemuda harapan bangsa, masih dan akan tetap relevan bagi sejarah Indonesia ke depan.

Era otonomi daerah semakin memperkuat signifikansi itu. Bahwa “kekuatan” pembangunan bangsa ini bukan di Jakarta lagi. Tapi terbentang luas mulai Sabang di Aceh hingga Merauke di Papua. 

Isu-isu kedaerahan sekarang sudah menjelma menjadi “bola liar” yang bisa dimainkan oleh para elit lokal untuk mengamankan kepentingan. 

Betapa tidak? Di kala skala nasional sibuk untuk menata strategi pembangunan, para elit di daerah malah sibuk ngurusi itu-itu lagi. Jabatan, kekuasaan, kepentingan dan ujung-ujungnya adalah duit.

Sudah berapa puluh, bahkan ratusan, para pejabat daerah yang dipenjara KPK. Semuanya jadi tersangka karena terjerat kasus korupsi. Sebuah virus memalukan yang diperangi mati-matian oleh Gerakan Reformasi 1998. Yang promotornya tentu saja adalah pemuda bernama mahasiswa.

Itu hanya satu contoh di antara ratusan kasus yang menjelma menjadi “musibah” bagi daerah. Terutama setelah kran otonomi daerah dibuka. Pintu sentralistik yang dibongkar berubah menjadi semacam “bagi-bagi kue” bagi para “penguasa lokal” di daerah untuk melanggengkan kekuasaan. Setelah puluhan tahun disikat habis oleh rezim otoriter Orde Baru.

Pada konteks lain, banyak juga prestasi yang ditorehkan oleh daerah dalam mewujudkan akselerasi pembangunan wilayah. Isu-isu masyarakat bawah dikemas dengan sedemikian rupa untuk dicarikan solusi bersama bagi pemerataan pembangunan. Tidak terpusat di kota lagi. Namun di pelosok desa dan pegunungan. Kata “pemerataan” sudah diwujudkan oleh beberapa daerah.

Berbagai inovasi dan percepatan pembangunan di banyak daerah sudah dilakukan. Terobosan-terobosan sudah diambil para kepala daerah untuk memajukan daerah yang dipimpin. Dan itu sudah diapresiasi oleh banyak pihak. Bahkan oleh luar negeri. 

Momentum Pilkada 2024

Realita masih banyaknya pemuda yang terjebak dalam kasus hukum menjadi fakta memprihatinkan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa proses kemunduran bangsa di masa depan mulai terasa. Generasi masa depan bangsa, sungguhpun tidak semuanya, memaknai kehidupan ini dalam konteks instant, nir-makna.

Realitas semacam ini tentu menimbulkan kegelisahan secara luas. Sulit dibayangkan masa depan bangsa ini, menurut Prof. Ngainun Naim (2024), jika rasa memiliki terhadap bangsa tidak tumbuh di kalangan generasi muda. Padahal kelompok muda inilah yang nanti akan menjadi pemimpin.

Wawasan harus diperluas dengan mengakses informasi sebanyak-banyaknya. Kemajuan teknologi, sebagai perangkat keras dari sains, harus dikuasai untuk menjadi jendela membuka cakrawala.

Kemampuan intelektual harus terus diasah melalui diskusi, seminar dan forum ilmiah lainnya. Perjuangan untuk melakukan advokasi kepada rakyat harus terus dilakukan secara konsisten.  

Religiusitas harus dinomorsatukan. Sikap yang arif dan bijak wajib ditunjukkan. Kesederhanaan penampilan dan revolusioner dalam pemikiran harus dijunjung tinggi. Stagnasi dalam dunia kepemudaan harus segera diakhiri. 

Terlebih, sebagai tulang punggung bangsa, kaum muda sudah waktunya tampil di depan untuk menunjukkan pengabdian sebagai agen perubahan. Namun, strategi harus ditata dengan baik agar perjuangan tidak sia-sia.

Untuk mencapai itu, menurut Prof. Azumardy Azra (1999), kaum muda Indonesia memiliki sejumlah modal dasar yang memadai untuk mewujudkan cita-cita ini. Di antara modal dasar terpenting adalah kenyataan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia adalah amat agamis, yang sangat menghormati ajaran-ajaran agama. 

Kaum muda sudah saatnya menunjukkan jati diri lewat prestasi. Bukan masanya lagi terjebak ke dalam pragmatisme hidup yang ditunjukkan dalam keseharian.

Terlebih menjelma sebagai generasi mall yang berparadigma instant pada ranah pemikiran. Menjadi pioneer bagi masyarakat sekitar diharapkan mampu diwujudkan dengan segera.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 menjadi momentum peran pemuda dalam berkontribusi bagi ibu pertiwi. Peran itu bisa diambil sebagai regulator, penyelenggara, pengawas, pemantau, pendukung maupun edukator. Terutama mengedukasi masyarakat untuk tidak terlibat dalam politik uang saat memilih calon pemimpin di daerah. 

Sumpah pemuda setidaknya telah menyadarkan pemuda saat itu bahwa ibu pertiwi sedang membutuhkan pengabdiannya. Penyatuan visi misi perjuangan pemuda dalam peristiwa sumpah pemudatelah membuktikan hasilnya. Bahwa persatuan para pemuda mampu memerdekakan bangsanya dan membangun daerahnya.

***

*) Oleh : Mukani, Guru Madrasah Aliyah Pesantren Seblak dan Dosen STIT Urwatul Wutsqo Bulurejo Jombang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Satria Bagus

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES