Kopi TIMES

Mengubah Limbah Pertanian menjadi Pupuk Cair dengan Probiotik

Kamis, 31 Oktober 2024 - 11:00 | 32.02k
Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PADANG – Saat ini, isu lingkungan semakin mendesak untuk ditangani dengan solusi praktis dan berkelanjutan. Salah satu masalah besar yang dihadapi adalah limbah organik dari hasil pertanian, seperti sisa kulit buah dan sayur yang melimpah setelah panen. 

Biasanya, limbah ini berakhir sebagai sampah, menyebabkan emisi gas metana yang memperburuk pemanasan global. Namun, limbah ini sebenarnya bisa dimanfaatkan kembali sebagai pupuk cair yang kaya nutrisi melalui proses fermentasi menggunakan probiotik.

Advertisement

Mengapa Probiotik?

Probiotik dikenal sebagai mikroorganisme baik yang biasanya digunakan untuk kesehatan pencernaan manusia. Namun, di dunia pertanian, probiotik memiliki manfaat yang tak kalah penting. Ketika digunakan dalam proses fermentasi, probiotik membantu menguraikan bahan organik menjadi nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman. Ini berarti sisa kulit buah dan sayuran yang biasanya terbuang begitu saja, bisa diubah menjadi sumber nutrisi yang kaya bagi tanah dan tanaman.

Fermentasi menggunakan probiotik juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan proses pengomposan tradisional. Probiotik mempercepat proses penguraian bahan organik, sehingga pupuk cair dapat digunakan dalam waktu yang lebih singkat. Selain itu, pupuk hasil fermentasi probiotik lebih stabil, tidak menimbulkan bau menyengat, dan memiliki kandungan mikroba yang bermanfaat untuk kesehatan tanah.

Membuat pupuk cair dari limbah pertanian menggunakan probiotik sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pemula. Berikut adalah langkah-langkah sederhana yang bisa Anda coba di rumah: 

Pertama, kumpulkan limbah pertanian. Gunakan sisa kulit buah dan sayur, seperti kulit pisang, kulit pepaya, dan sayuran yang sudah tidak segar. Pastikan bahan-bahan ini bebas dari pestisida dan bahan kimia lainnya.

Kedua, Anda dapat menggunakan probiotik yang tersedia di pasaran, seperti EM4, atau membuat probiotik sendiri dari bahan seperti air beras dan gula merah yang difermentasi.

Ketiga, potong kecil-kecil limbah organik dan masukkan ke dalam wadah yang tertutup. Tambahkan probiotik secukupnya dan sedikit air, kemudian aduk hingga merata. Biarkan campuran ini terfermentasi selama 1-2 minggu, tergantung suhu dan jenis bahan yang digunakan. Proses fermentasi akan menghasilkan pupuk cair yang berwarna gelap dan kaya akan nutrisi.

Keempat, setelah proses fermentasi selesai, saring cairan tersebut dan encerkan dengan air bersih. Pupuk cair ini bisa langsung disiramkan ke tanah atau disemprotkan pada daun tanaman setiap 1-2 minggu sekali.

Pupuk cair probiotik ini memiliki banyak manfaat bagi tanaman. Pertama, pupuk ini mengandung mikroorganisme baik yang meningkatkan kesuburan tanah. Tanah yang sehat akan lebih mampu menyerap nutrisi dan air, sehingga tanaman tumbuh lebih subur dan tahan terhadap penyakit.

Selain itu, pupuk cair dari probiotik juga memperbaiki struktur tanah, membuatnya lebih gembur dan kaya humus. Ini sangat bermanfaat bagi tanah di daerah perkotaan yang cenderung kurang subur. Dalam jangka panjang, penggunaan pupuk ini dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang cenderung mahal dan bisa merusak tanah.

Menerapkan cara ini tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas tanaman, tetapi juga memiliki dampak positif bagi lingkungan. Dengan mengurangi limbah organik, kita turut mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik.

Selain itu, metode ini mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan dan merusak keseimbangan ekosistem tanah.

Mengolah limbah pertanian menjadi pupuk cair probiotik adalah solusi sederhana yang dapat diimplementasikan di mana saja, dari skala rumah tangga hingga pertanian besar. Selain mudah, cara ini sangat efisien karena memanfaatkan bahan yang ada di sekitar kita tanpa perlu membeli pupuk atau bahan kimia tambahan. Dengan demikian, kita dapat turut serta menjaga kesehatan lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman secara alami.

Jadi, mulai sekarang, mari manfaatkan sisa makanan dan limbah pertanian untuk mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan. Dengan cara ini, kita bisa memberikan manfaat bagi tanaman, tanah, dan lingkungan sekitar kita tanpa biaya besar dan tanpa dampak negatif bagi alam.

***

*) Oleh : Roza Yunita, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES