Kopi TIMES

Menyongsong Jawa Timur Sejahtera

Senin, 04 November 2024 - 19:00 | 36.24k
Moch. Sholeh Pratama, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada danKelompok Inisiator Penggerak Muda Jawa Timur
Moch. Sholeh Pratama, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada danKelompok Inisiator Penggerak Muda Jawa Timur

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masyarakat Jawa Timur (Jatim) dipastikan memiliki tiga opsi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan dipilih pada 27 November mendatang. Khofifah-Emil, Risma-Gus Hans dan Luluk-Lukman adalah tiga pasangan calon yang telah ditetapkan oleh KPU Jatim sebagai kontestan Pilkada Jatim tahun 2024. Ketiganya bersaing ketat untuk menjadi pilihan masyarakat Jatim melalui kegiatan kampanye yang dijadwalkan berlangsung 25 September - 23 November.

Pada dasarnya, kampanye merupakan momentum para kontestan untuk mensosialisasikan visi, misi dan program-program kerjanya. Melalui kegiatan kampanye, para kontestan diharapkan tidak hanya membangun citra, tetapi juga harus menunjukkan kualitas kepemimpinan politik yang dimiliki. 

Advertisement

Para kontestan harus maksimal membuktikan kepantasan dan kelayakannya dipilih menjadi pemimpin masyarakat Jatim. Bagi pemilih, tahapan kampanye harus dijadikan sebagai momentum untuk mencermati pasangan calon yang berkualitas atau sebaliknya, melalui rekam jejak (track record) kepemimpinan dan gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat.

Gagasan para kontestan bisa diakses di situs web https://jatim.kpu.go.id/ yang di dalamnya tercantum visi, misi dan program prioritas. Sementara itu, rekam jejak para kontestan bisa diketahui dari kinerjanya sebagai pemimpin publik yang dibuktikan melalui dampak yang dirasakan masyarakat dan ragam torehan penghargaan. Lantas, mengapa gagasan dan rekam jejak sangat krusial bagi kepemimpinan Jatim lima tahun mendatang?

Krusialnya Rekam Jejak dan Gagasan 

Rekam jejak dan gagasan para kontestan merupakan dua variabel utama yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pilihan di bilik suara kelak. Rekam jejak penting untuk mengetahui bahwa seorang pemimpin teruji dalam berbagai tantangan dan ujian, sedangkan gagasan penting guna mengetahui tawaran peta jalan dalam mewujudkan kesejahteraan. 

Kedua aspek tersebut sangat krusial untuk menghindarkan masyarakat dari sosok pemimpin tidak bermutu sekaligus mendekatkan tujuan kesejahteraan yang berkeadilan. Karena pada prinsipnya, Pilkada adalah instrumen masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu mengelola kehidupan masyarakat Jatim menjadi lebih baik.

Hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024 menyebutkan bahwa permasalahan kesejahteraan ekonomi merupakan salah satu pekerjaan rumah bagi pemimpin Jatim lima tahun ke depan. 

Berdasarkan rilis BPS Jatim pada Maret 2024, angka kemiskinan Jatim mencapai 9,79% dan pada Februari 2024, pengangguran terbuka menyentuh angka 3,74%. Data tersebut sesungguhnya mengalami penurunan dari tahun 2023, yakni tingkat kemiskinan turun 0,56% dan pengangguran terbuka turun 0,59%.

Meskipun capaian menyusutkan tingkat kemiskinan dan pengangguran terbuka di Jatim cukup signifikan dalam konteks nasional, tetapi berbasis data statistik terbaru, kedua aspek tersebut masih menjadi problem yang patut dipandang serius dan diprioritaskan untuk diselesaikan.

Tren percepatan menuju kesejahteraan melalui pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang fondasinya telah dibangun lima tahun belakangan wajib dilanjutkan lima tahun ke depan. Mengingat tidak mudahnya menjaga apalagi meningkatkan prestasi tersebut, maka kepemimpinan Jatim mendatang tidak bisa dikomandoi oleh sosok yang minim rekam jejak dan miskin gagasan. Jatim harus kembali dipimpin oleh sosok yang sudah teruji di berbagai kondisi dan tantangan.

Dalam perspektif kepemimpinan strategis, rekam jejak menjadi kekuatan pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinan secara berintegritas, sedangkan gagasan menunjukkan kapabilitas pemimpin dalam mengelola segenap sumber daya di sekitarnya. Berkat kepemimpinan politik yang berintegritas dan kebijakan publik berbasis gagasan yang kuat, maka Jatim akan mampu terus melaju dan mengukir prestasi.

Kendati ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memasukkan aspek kesejahteraan ke dalam visi, misi dan program kerjanya, bukan berarti semuanya memiliki kemampuan untuk mengeksekusinya. Karena itu, masyarakat Jatim harus menelusuri lebih jauh terkait rekam jejak kepemimpinan dan komitmen gagasan kesejahteraan dari para kontestan. Dengan cara itu, masyarakat Jatim tidak akan membeli kucing dalam karung dan proses menyongsong Jatim sejahtera tidak akan keluar dari jalur yang telah dibangun.

Jatim Sejahtera

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jatim 2025-2045, telah dicanangkan target “Jawa Timur Sejahtera” pada tahun 2045 sebagai penopang visi “Indonesia Emas 2045”. Fakta menunjukkan bahwa perjalanan menuju target tersebut terus berjalan yang diantaranya dibuktikan oleh capaian penurunan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka. Di sisi lain, data statistik yang menyebutkan masih adanya kemiskinan dan pengangguran terbuka harus dipahami sebagai problem yang mendesak secepat mungkin dituntaskan. 

Jatim sejahtera adalah harapan semua masyarakat Jatim. Api harapan kesejahteraan agaknya masih terjaga seiring ragam prestasi yang telah ditorehkan Jatim belakangan. Mulai penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, menjadi lumbung pangan penyangga ketahanan pangan nasional, jumlah desa mandiri terbanyak secara nasional.

Kemiskinan ekstrem nyaris 0% hingga menghadirkan pendidikan berkualitas internasional dengan memboyong Western Sidney University dan King’s College London mendirikan kampus di Jatim. Deretan prestasi tersebut dapat dipahami sebagai amunisi untuk terus melaju melakukan kerja bersama menyongsong Jatim sejahtera.

Posisi Jatim yang sudah on the track menuju kesejahteraan jangan sampai diporak-porandakan oleh kepemimpinan yang tidak berkualitas secara rekam jejak dan gagasan. Melalui Pilkada Jatim 2024, masyarakat harus bijak dan cerdas dalam menentukan pilihannya. Jangan sampai salah di tingkat hulu, berdampak fatal di tingkat hilir. Salah memilih pemimpin Jatim di bilik suara, berakibat fatal bagi masa depan kesejahteraan kita!

***

*) Oleh : Moch. Sholeh Pratama, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan
Kelompok Inisiator Penggerak Muda Jawa Timur.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES