Kopi TIMES

Proyeksi IKN Prabowo-Gibran

Rabu, 06 November 2024 - 10:28 | 28.74k
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di Kalimantan Timur, sudah menjadi agenda besar pemerintah Indonesia sejak diputuskan pada era Jokowi. Proyek ini mengusung visi besar untuk merelokasi ibu kota negara demi mengurangi beban Jakarta yang semakin padat dan sesak, sekaligus mendistribusikan pembangunan yang lebih merata. 

Dalam konteks pemilu 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden memiliki tantangan besar dalam melanjutkan dan menyelesaikan proyek IKN ini. Mengingat IKN bukan sekadar proyek pembangunan fisik, tetapi juga simbol kemajuan Indonesia di masa depan.

Advertisement

Prabowo, yang dikenal dengan karakter tegas dan pragmatis, memiliki latar belakang pengalaman di bidang militer dan organisasi. Prabowo juga merupakan sosok yang sering menunjukkan kemampuan diplomasi dan kepemimpinan dalam skala besar. Hal ini bisa menjadi modal utama dalam menangani proyek IKN yang kompleks ini. 

Dalam perspektif kepemimpinan, Prabowo dapat memanfaatkan koneksi politik dan pengalaman organisasionalnya untuk memastikan kelancaran pembangunan IKN, baik dari sisi pendanaan maupun koordinasi antar instansi.

Namun, tantangan terbesar bagi Prabowo adalah bagaimana membawa IKN dari tahap konseptual menuju implementasi yang lebih konkret. Di bawah pemerintahan Jokowi, sudah ada sejumlah langkah konkret yang dilakukan, seperti pemindahan sebagian lembaga negara ke IKN. Namun, banyak pihak yang menilai bahwa kecepatan pembangunan IKN masih tergolong lambat, dengan berbagai kendala seperti pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan dana besar. Prabowo tentu harus merumuskan strategi untuk memastikan proyek ini tidak terbengkalai.

Selain itu, Gibran sebagai calon wakil presiden juga memegang peranan penting dalam kesuksesan proyek IKN. Gibran yang muda, energik, dan akrab dengan dunia pemerintahan lokal, memiliki pemahaman yang baik mengenai dinamika daerah. 

Keterlibatannya dalam pemerintahan Kota Surakarta memberi keunggulan dalam hal koordinasi dengan pemerintah daerah serta pemahaman terhadap isu-isu lokal yang mungkin akan muncul dalam proses pemindahan ibu kota. Gibran juga dapat berperan dalam memfasilitasi komunikasi antara pusat dan daerah, yang menjadi krusial dalam pelaksanaan proyek IKN.

Dalam hal pendanaan, IKN membutuhkan investasi yang sangat besar. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kemauan pemerintah untuk mengalokasikan dana yang cukup serta menarik investor baik dari dalam maupun luar negeri. 

Prabowo yang dikenal dekat dengan berbagai pengusaha besar dan memiliki pengalaman di dunia bisnis, mungkin akan mengoptimalkan kemitraan dengan sektor swasta untuk mendanai sebagian besar kebutuhan pembangunan IKN. Selain itu, mekanisme pembiayaan yang transparan dan akuntabel juga sangat penting agar proyek ini tidak terjebak dalam masalah korupsi dan pemborosan.

Namun, ada kekhawatiran mengenai keberlanjutan IKN jika terjadi pergantian pemerintahan setelah masa jabatan Prabowo berakhir. Meskipun proyek ini penting untuk Indonesia, tidak jarang kebijakan besar seperti ini menghadapi hambatan politik ketika pemerintahannya berganti. Oleh karena itu, Prabowo harus memastikan bahwa ada kesepakatan politik yang luas dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk partai-partai politik dan masyarakat, untuk menjaga kesinambungan proyek IKN ke depan.

Dalam konteks sosial dan budaya, pemindahan ibu kota negara tentunya membawa dampak besar bagi masyarakat sekitar. Proyek IKN harus diimbangi dengan perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kawasan Kalimantan Timur. Hal ini mencakup akses terhadap lapangan kerja, pendidikan, serta fasilitas kesehatan. Prabowo harus memastikan bahwa pembangunan IKN juga menciptakan dampak positif bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat lokal, tanpa menimbulkan ketimpangan yang semakin besar.

Dari sisi lingkungan, pembangunan IKN harus dilaksanakan dengan prinsip keberlanjutan. Mengingat IKN terletak di kawasan hutan tropis Kalimantan, yang menjadi rumah bagi ekosistem yang kaya, proyek ini berisiko besar terhadap kerusakan lingkungan. 

Prabowo dan Gibran harus memastikan bahwa pembangunan IKN tidak merusak lingkungan dan bisa berkontribusi pada pelestarian alam serta pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. Pembangunan infrastruktur hijau dan ramah lingkungan bisa menjadi salah satu fokus utama mereka.

Selain itu, keberhasilan IKN juga sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur yang memadai, seperti transportasi, energi, dan air bersih. IKN yang merupakan kota baru membutuhkan sistem logistik dan transportasi yang efisien agar bisa menarik penduduk dan investor. Oleh karena itu, Prabowo harus memastikan bahwa pembangunan infrastruktur ini dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan, dengan melibatkan teknologi terbaru dan prinsip smart city.

Di sisi lain, keberadaan IKN akan menjadi tantangan bagi pemerintah daerah yang masih harus menyesuaikan diri dengan perubahan besar ini. Tanggung jawab Prabowo sebagai presiden nantinya adalah memastikan bahwa seluruh elemen pemerintahan bekerja dalam harmoni, dengan tidak ada pihak yang merasa terabaikan atau terasingkan dalam proses pemindahan ibu kota. Proyek IKN bukan hanya menjadi proyek pemerintah pusat, tetapi juga harus melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta dalam membangun kota masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, proyeksi pembangunan IKN di bawah kepemimpinan Prabowo dan Gibran akan sangat bergantung pada kekuatan koordinasi politik, pendanaan yang cerdas, serta kemampuan untuk mengelola dampak sosial dan lingkungan. 

Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, IKN tetap memiliki potensi besar untuk menjadi simbol kemajuan Indonesia, asalkan proyek ini dikelola dengan bijaksana, transparan, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Jika mampu mengatasi tantangan ini, Prabowo-Gibran bisa memastikan bahwa IKN menjadi warisan besar bagi bangsa Indonesia di masa depan.

***

*) Oleh : Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES