Kopi TIMES

Hari Guru Nasional 2024: Guru Hebat Indonesia Kuat

Senin, 25 November 2024 - 11:55 | 29.31k
Dr. Daris Wibisono Setiawan, S.S, M.Pd, Kepala SMKN 1 Klabang Kabupaten Bondowoso
Dr. Daris Wibisono Setiawan, S.S, M.Pd, Kepala SMKN 1 Klabang Kabupaten Bondowoso
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Momentum peringatan Hari Guru Nasional (HGN) yang jatuh pada setiap tanggal 25 November seringkali dimaknai sempit (terbatas pada seremonial saja) dan bahkan pada banyak lainnya cenderung salah kaprah. Sejatinya guru tidak membutuhkan ragam pujian yang dikemas digital melalui aplikasi canva, cap cut, kinemaster dan sejenisnya. 

Para guru yang semakin tertindas dan terlindas akibat dampak derasnya arus globalisasi yang tak terbendung sejatinya membutuhkan kebijakan yang berpihak. Kebijakan yang nyata-nyata bisa melindungi profesinya, bisa meningkatkan kompetensi, dan sukur-sukur bisa memuliakan profesi guru yang mulia.    

Advertisement

Faktanya, perlindungan profesi guru terkesan begitu lemah. Kasus guru Supriyani, seorang guru honorer di SDN 4 Baito Kabupaten Konawe Selatan yang dilaporkan oleh wali murid (oknum Polisi) atas tuduhan penganiayaan dan bahkan sempat dimintai uang damai 50 juta benar-benar memalukan dan memilukan. 

Menyusul, guru agama di Sulawesi Tenggara yang memukul siswanya pakai sapu lidi karena salah satu siswanya tidak ikut kerja bakti juga harus berurusan dengan penegak hukum. Selanjutnya, ada Marsono yang merupakan guru olahraga di SDN 1 Wonosobo ini dilaporkan ke polisi atas dugaan kekerasan terhadap murid kelas 3 ketika melerai pertengkaran di sekolah oleh orang tua murid dan dituntut ganti rugi 70 juta. Terbaru, kasus guru SMPN 3 Sorong-Papua yang dituntut 100 juta oleh wali muridnya sungguh benar-benar di luar nalar.  

Lemahnya perlindungan profesi guru juga terlihat nyata dari video viral seorang pengusaha Surabaya Ivan Sugiamto yang memaksa siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya untuk bersujud dan menggonggong layaknya anjing. Suara ibu guru yang ketakutan, lemah, dan pasrah tersebut terdengar menuntun siswanya untuk mengikuti permintaan intimidasi, tentunya dengan air mata yang tertahan kuat demi keselamatan anak didiknya. 

Terbaru, bagaimana seorang siswa SMAN 1 Rangsang Pesisir-Riau yang nekat membakar sepada motor kepala sekolahnya yang bernama Burhan dan berakhir dengan pemberian maaf dan harapan pelaku untuk terus melanjutkan pendidikannya. Sungguh potret Indonesia darurat adab yang terus terjadi karena lemahnya perlindungan profesi guru.

Miris sekali tentunya melihat parade bullying terhadap guru di atas yang nyata-nyata bisa menggambarkan betapa buruknya potret dekandensi moral yang jauh dari nilai-nilai pendidikan karakter. Ironisnya, undang-undang perlindungan anak malah di implementasikan salah kaprah di tengah tidak adanya undang-undang perlindungan profesi guru. 

Tragisnya lagi, ketika poses pendidikan karakter ditekankan oleh guru karena tuntutan terwujudnya generasi emas masa depan bangsa, malah menjadi senjata makan tuan yang mematikan bagi guru. Seiring dengan pembelaan sepihak membabi buta orang tua tanpa melihat kronologis detail sebuah peristiwa di sekolah.

Hari Guru Nasional (HGN) 2024 ini membawa tema besar yakni Guru Hebat, Indonesia Kuat. Masalahnya, guru yang hebat itu sedang terjerat, terkungkung lemah tak berdaya karena kenyamanannya dalam mencetak generasi emas yang cerdas dan berkarakter terbentur fakta lemahnya perlindungan profesi guru. 

Maka, mimpi besar untuk Indonesia kuat yang diharapkan tumbuh dari guru hebat selaksa fatamorgana. Langkah nyata yang harus segera dilakukan adalah munculnya kebijakan yang benar-benar tegas untuk melindungi dan memuliakan guru. 

Pemerintah dan masyarakat harus bisa sinergis dalam memberikan tempat yang lebih terhormat bagi para guru yang selama ini telah memberikan konstribusi nyata dalam mengawal pembangunan bangsa hingga menjadi mercusuar di mata dunia. 

Guru yang telah mengabdikan dirinya secara utuh untuk membangun bangsa ini melalui kelas tentunya harus mendapatkan tempat yang terhormat dan mendapatkan kehormatan oleh pemerintah. 

Sungguh bukan hal yang sulit kiranya jika pemerintah dapat memberikan fasilitas-fasilitas istimewa yang diberikan kepada guru dan keluarganya seperti; jaminan kesejahteraan, jaminan subsidi pendidikan untuk anak-anaknya, dan fasilitas-fasilitas istimewa lainnya. 

Guru telah melahirkan banyak pejabat, dokter, pilot, hakim, jaksa, dan profesi megah lainnya di republik ini. Namun, banyak sekali guru harus terpaksa gigit jari tidak bisa mengantar kuliah anaknya pada jurusan yang istimewa. Lebih ironis lagi, tetangganya yang menjadi pedagang (meskipun sukses dan gajinya mengalahkan guru) malah bisa mengkuliahkan anaknya di kedokteran pada universitas-universitas terbaik di Indonesia dengan skema KIP-Kuliah. 

Sebaliknya, hanya karena berprofesi guru (terlebih guru ASN golongan rendah), maka secara teoritis sulit sekali hukumnya bisa mendapatkan KIP-Kuliah. Kedepan, tidak sulit kiranya jika pemerintah memberikan kebijakan pendidikan murah atau pendidikan bersubsidi bagi anak-anak guru.

Akhirnya, mari bersama-sama berkomitmen menjadi guru hebat untuk Indonesia kuat, karena setiap rumah adalah sekolah dan setiap kita adalah guru. Saatnya kita semua yang peduli pendidikan untuk terus bisa melindungi dan memuliakan guru demi terwujudnya sumber daya manusia generasi emas gemilang bangsa menuju 2045.

***

*) Oleh : Dr. Daris Wibisono Setiawan, S.S, M.Pd, Kepala SMKN 1 Klabang Kabupaten Bondowoso.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES